0.9

59 6 0
                                    

Dan berakhir lah Vanya berada di rumah sakit menemui dokter untuk meminta obatnya, degan cara berbohong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan berakhir lah Vanya berada di rumah sakit menemui dokter untuk meminta obatnya, degan cara berbohong. Vanya mengelabuhi Devan ingin pergike supermarket walau Devan sedikit tak percaya.

"Mbak sudah membuat janji degan Dokter Vanesha?"

"Sudah sus"Jawab Vanya.

"Lagsung keruagannya mbak"Titah suster tersebut.

Vanya sudah terbiasa kesini jadi ia sangat hafal dimana letak ruangan dokter Vanesha.
Vanya megetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk.

Cklek

Dokter Vanesha menoleh siapa yang datang, ia tersenyum menyambut kedatagan Vanya.

"Hai dokter Esha!"Sapa Vanya.

Vanya duduk didepan dokter degan peghalang sebuah meja.

"Ngapain kesini?Mau minta obat itu lagi?"Tanya Vanesha degan nada serius.

Vanya menganguk"Plase! Gue gak bisa tidur tanpa obat itukan"

"Kamu tau obat itukan overdosis nya tinggi ada juga efek sampingnya Anya kamu bisa sesak nafas, nyeri dada, mual, elergi dan bisa lainnya mugkin kamu belum merasakannya hari ini, mugkin besok tak ada yang tau Anya"Jelas dokter Vanesha.

"Overdosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan kematian!"Lanjutnya

Vanya meghela nafas"Iya sekarang mana obatnya?"

"Sebentar kamu stiap meminumnya berapa kapsul?"Tanya intensis
Vanesha.

Vanya meneguk ludahnya kasar'Ceramah lagi'

"Du-dua"

"Kenpa kamu bodoh Vanya satu kapsul overdosisnya tinggi!"Vanesha meghela nafas"Kamu tau ngak?yang kamu lakuin bahaya!!bahaya Vanya"

Vanya mengaruk jidatnya yang tak gatal"Iya dokter Esha, sekarang mana obatnya?"

Vanesha mendegus lalu ia memberikan botol obat, secara obat ini tak dijual sembarangan karena ini Vanya terpaksa datang menemui Vanesha.

"Oke makasih dokter!"Vanya sedikit berlari keluar dari ruangan Vanesha.
Vanesha menatap sendu Vanya.

Seperti biasa obat ini akan ditembus diapotek terlebih dahulu, Vanya menunggu antrian degan muka sebalnya.

Sesudah membayar obatnya ia keluar dari rumah sakit, ia akan pulang menggunakan taxi. Karena motor Vanya belum diambil berada dirumah Erkana.

Saat membuka pintu Vanya baru sadar ia tak membawa belanjaannya.

'Tenang masih 1000 alasan lagi'

Ia tak melihat siapapun dilantai bawah mugkin Devan sedang berada diruang kerjanya. Vanya tak memperdulikan Devan dimana besok ia harus mengabil motornya yang berada dirumah papahnya.

DEVANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang