0.10

67 6 0
                                    

"Athan!!"Vanya memeluk Fathan saat sudah sampai dirumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Athan!!"Vanya memeluk Fathan saat sudah sampai dirumah sakit.

"Athan!!"Vanya memeluk Fathan saat sudah sampai dirumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fathan membuka matanya, pandagnnya sayu melihat Vanya.

Tagan Fathan perlahan megelus rambut Vanya, Vanya terisak didalam pelukan Fathan.

"Mau nyelesaiin hukuman?"Tanya Fathan lemah.

Vanya megangkat wajahnya ia menatap Fathan"Lo harus sembuh, biar lo kasih hiks hukaman lagi"

Sedangakan yang lainnya menatap interaksi mereka degan mata merah.

"Hm doain"Fathan menatap lainnya"Sory gue ngak bisa ikut"

Zaky dan lainnya mendekat megliligi bagkar Fathan.

Zaky menganguk"Iya lo fokus kesembuhan lo dulu"

Fathan menatap Vanya yang masih menagis, ia megusap pipi Vanya"Lo jagan balapan lagi ya, jagan kegedug tua buat ngerokok gue ngak suka"Bisik Fathan, yang lain tak mendegar apa yang dibicarakan mereka.

Air mata Vanya semakin deras"Kok tau sih?"

Fathan menganguk tersenyum tipis"Gue tau semuanya"bisik Fathan

Vanya menganguk"Lo sembuh gue berhenti"

'Gue udah ngak bisa milikin lo nya, cape rasanya'

Fathan menganguk"Udah jam berapa?"

Zaky megecek jam yang melekat ditagannya"udah jam dua, ayo kita kemarkas nanti telat"

"Kita pamit semoga lo cepet sembuh, tanpa dibawa keSingapur than"Ujar Cakra menatap sendu Fathan.

"Hm"

"Athan gue balik besok gue kesini lagi"Ujar Vanya.

"Ya udah gih nanti telat"Titah Fathan.

"Yaudah kita semua pamit Asalmmualaikum"Ujar Zaky.

"Waalaikumsalam"Jawab salam Fathan.

Mereka semua keluar, meninggalkan Fathan yang tak berdaya diruangan itu. Disana hanya ada bunyi monitor.

DEVANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang