🍙24:00🍙

74 15 0
                                    

"perasaan yang selalu termainkan, ah aku sering menjadi tokoh utamanya disana."

BUMI MANUSIA 🌍
____________________


HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
Keadaan kelas XII IPA A1 sangat terlihat harmonis. Di isi manusia manusia yang berghibah, pushrank, kutu buku, dan yang sedang asik berhalu dipulau kapuk, you know is kapuk?

Ada juga beberapa yang sedang membaca novel, baik online maupun fisik. Contohnya Amel Selvi dan Riana yang tengah maraton berjamaah. Jam pelajaran ke 3 sepertinya kosong, karena guru bahasa mereka yang katanya sedang izin berhalangan hadir. Dan itu juga menjadi kesempatan bagi murid legend untuk merdeka dari jam pelajaran.

"Aaaa Gibran!! Lo GBL GBL GBL!! Ganteng banget looohh!" Teriak Amel nyaring memenuhi seisi kelas.

Puk

"Berisik goblok!" Sentak Selvi menoyor kepala Amel.

"Anjir main toyor aje lu!" Balas Amel tak terima.

"Diem! Lo-"

"Huek! huek!"

Ucapan Selvi terpotong karena tiba-tiba perutnya terasa bergejolak. Dia memilih berlari untuk menuju toilet karena sudah tidak kuat. Amel dan Riana saling pandang, kemudian Amel tersenyum misterius.

"Ri apa isi pikiran kita sama?" Tanya Amel dengan senyuman yang tak kunjung pudar.

"Jangan bilang-"

"Sttt!! Kita susul dan minta penjelasan dia!" Riana mengangguk setuju, dia menarik tangan Amel untuk segera menyusul Selvi.

"Guys gue ke toilet dulu, kayaknya Selvi sakit deh jadi mau bawa ke UKS sekalian. Kalo nanti Riri sama Amel belum balik bilanga di UKS ngokey!" Onsep yang sedang mendengarkan musik dengan headset nya pun mengacungi dua jempol pada Riana, lah denger tuh anak?

o0o

Selvi tiba di toilet dengan sempoyongan, perutnya terasa sangat bergejolak ingin mengeluarkan isinya.

"Huek! Huek!"

"Huek!"

"Hah!"

"Huek!"

Selvi sangat lemas kini, tenaganya seolah hilang bersamaan dengan cairan bening yang keluar menguras perutnya.

Ceklek

Riana dan Amel datang dengan satu kantong plastik teh hangat.

"Nih minum dulu." Suruh Amel yang memang memegang teh hangat tersebut, sedangkan Riana memijat tengkuk leher Selvi dengan telaten.

"Sel." Panggil Riana.

"Hm?" Balas Selvi lemah.

"Siapa bapaknya?" Selidik Riana to the point.

"Apa sih lo!" Jawaban Selvi yang seperti itu malah membuat Amel dan Riana semakin yakin.

"Gue gak bodoh yah, kita udah sama sama tau gak ada yang polos diantara kita, jadi lo gak bisa bohongin gue sama Riri!" Sudut Amel tajam.

"Kalian berdua ngomong apaan sih!" Elak Selvi yang malah membuat Riana semakin yakin dengan pikirannya.

"Pilih lo ngaku, atau gue yang bakal nyari tau sendiri tapi bapak dari apa yang didalam perut lo gue bunuh!" Ancam Riana serius, ia yakin dengan siapa pelakunya tapi Riana ingin mendengar langsung dari Selvi. Tatapannya kini sudah tak lagi sama, dan sangat tajam.

PEREMPUAN MERAH JAMBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang