SETITIK LUKA || RAGA PEDULI?

3.7K 222 0
                                    

back to my story'

tandai typo!

tandai typo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

Bruk!

Dara pingsan. Dengan spontan, Raga menggendong Dara ala bridal style, menuju UKS.

Raga mendobrak keras pintu UKS. Dokter dan salah satu petugas PMR, disana terkejut melihat kedatangan Raga yang sedang menggendong Dara.

Dengan cepat Raga menidurkan Dara di atas brankar UKS, dan mengutus dokter untuk segera menanganinya. Setelahnya, Ia berlalu pergi meninggalkan UKS.

Beberapa waktu kemudian-

Dara mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke celah matanya. Ia sudah sadar.

"Na?" lirih Dara yang langsung di respon cepat oleh Nana.

"Dar, Lo udah sadar? Mana yang sakit, bilang sama gue?!" Tanya Nana beruntun.

Dara menggeleng, "gue gapapa, ngga usah khawatir." Ia mengungkapkan itu sembari tersenyum.

Tak ada yang tau, di balik senyuman itu, Ia menahan mati-matian rasa sakit yang Ia rasakan di dada. Ia juga berusaha untuk menenangkan Nana dan Ara yang terlihat khawatir.

"Lo yakin? Apa perlu kita ke rumah sakit?" Dengan cepat Dara menggelengkan kepalanya. Nana hanya menganggukkan pasrah.

"Siapa yang bawa gue kesini?" Tanya Dara dengan suara parau nya.

"Si brengsek."

"Raga?" Tanya Dara yang masih tak percaya. Nana mengangguk sebagai jawaban.

Dara tersenyum. Di balik sikap Raga yang kasar, ternyata Raga masih peduli dengan dirinya. Dara bersyukur dengan perubahan sikap Raga. Meskipun hanya hal kecil, namun Ia sangat bahagia.

"Nih, baju buat Lo. Tadi Ara beliin seragam baru buat Lo di koperasi, cepet ganti! Gue takut Lo masuk angin." Dara mengangguk dan kemudian turun dari brankar di bantu oleh Nana, lalu masuk ke dalam toilet yang ada di dalam ruang UKS.

Setelah berganti seragam, Dara mengajak Nana untuk kembali ke kelas. Karena memang, bel sudah berbunyi 15 menit yang lalu.

Nana mengangguk, kemudian berpamitan kepada dokter yang bertugas di UKS SMANDA, dokter Sandriynna.

Dokter Sandy mengangguk sebagai jawaban. Kemudian tersenyum penuh arti.

--

Kemarin-

Dirga dan Alvaro sedang berada di sebuah Caffe dekat dengan rumah Dirga. Mereka sedang membicarakan persoalan tentang Dara.

Alvaro menjelaskan secara rinci tentang penyakit Dara. Alvaro memang tidak terlalu mengetahui banyak persoalan ini. Tetapi, Ia hanya menyampaikan pesan dari kakaknya, Rissa.

SETITIK LUKA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang