back to my story'
tandai typo!
--
"Maafkan saya ya. Saya tadi ngga sengaja!" Wanita paruh baya tersebut memicingkan matanya kala melihat gadis yang berada di depannya ini, terlihat begitu familiar.
Sedangkan Dara, tiba-tiba tubuhnya menegang di tempat, kala melihat siapa yang telah di tabraknya.
"Saya permisi." Baru saja ingin melangkahkan kaki menjauh dari sana, suara wanita tersebut terpaksa memberhentikan langkahnya.
"Dara?" Panggil wanita itu lirih.
Dara membalikkan badannya. Ia mengedipkan matanya berkali-kali, berusaha menghalau cairan bening yang berada di pelukan matanya, dan bisa kapan saja tumpah.
Wanita tersebut menubruk tubuh Dara keras, hingga sang empu terhuyung ke belakang. Beruntung Dara bisa menyeimbangkan tubuhnya, jika tidak mungkin Ia akan jatuh tersungkur.
"Maaf!"
Tes.
Air mata yang sedari tadi mati-matian Ia tahan, luruh begitu saja.
Ia sama sekali tak bergerak. membalas pelukan wanita tersebut pun tidak.Dengan cepat, Ia mengusap air matanya. "Maaf Bu, mungkin anda salah orang." Ujar Dara sembari melepas pelukan wanita itu. Dan tentu saja, ucapannya itu bohong.
Wanita itu perlahan melepas pelukannya. Ia menatap Dara dengan pandangan sedikit tak percaya.
"Maaf, tapi saya bukan Dara." Ujarnya berusaha untuk tenang dan tidak terpengaruh oleh keadaan.
Senyum yang sedari tadi terpatri di wajah cantik milik wanita itu, perlahan luntur setelah mendengar penuturan Dara.
Wanita itu perlahan menghapus air matanya, "Oh maaf nak. Saya kira, kamu putri saya, karena wajah kamu mirip sekali dengannya." Ujar wanita tersebut sembari tersenyum hangat ke arah Dara.
Dara mengangguk dan tersenyum kikuk.
"Nama saya Sarah. Nama kamu siapa?" Tanya wanita bernama Sarah tersebut.
"Saya Alea, Bu." Ujar Dara tersenyum tipis.
"Kalau gitu, saya permisi dulu. Kakak saya sudah menunggu di mobil." Sambungnya yang tentu saja berbohong. Karena Ia tadi sempat berdebat dengan kakaknya.
Dara berlari cepat meninggalkan Sarah. Matanya memerah menahan tangis. Hatinya terasa tertusuk ribuan pisau, kala mengingat keluarganya yang hancur.
Kini, masalalu yang berusaha Ia kubur dalam-dalam, berada di depan mata.
Dia Sarah, wanita yang sudah mengandungnya selama 9 bulan. Wanita yang sudah berjuang bertaruh nyawa demi melahirkan dirinya. Wanita yang sudah menghadirkan dirinya ke dunia.
Ia tak tau harus berbuat apa sekarang. Di satu sisi, Sarah adalah orang yang sudah melahirkannya. Sedangkan disisi lain, Ia juga kecewa akan keputusan ibunya, yang lebih memilih keluarga barunya di banding dirinya dan Dirga.
Ia terus berlari sampai keluar dari area rumah sakit. Ia tak peduli terhadap umpatan orang-orang yang telah di tabraknya karena berlari tak melihat jalan.
Ia kini berada di tepi jalan raya yang padat akan kendaraan bermotor. Ia menangis meraung-raung disana. Tak peduli dengan tatapan mata yang menatapnya bingung. Tak peduli jika semua orang mengira bahwa dirinya adalah orang tak waras.
"TUHAN, KENAPA HARUS SEPERTI INI? AKU SUNGGUH LELAH. KENAPA DIA HARUS KEMBALI KE KEHIDUPAN KU."
"BARU SAJA AKU INGIN MENGUBUR DALAM-DALAM MASALALU KU, TAPI KENAPA KAU KEMBALIKAN DIA, ORANG YANG SUDAH MENGHANCURKAN SEMUANYA. Dia memang ibu ku, tapi dialah yang sudah menghancurkan duniaku." teriaknya dengan lirihan di akhir kalimatnya.
Orang yang berlalu-lalang di jalanan hanya melihatnya prihatin. Ia mendengar bisikan-bisikan orang-orang, ada yang bilang dirinya tak waras, ada juga yang bilang dirinya adalah pasien ODGJ yang kabur. Masih banyak lagi bisikan yang terdengar, tapi Ia tak memperdulikannya.
Ia berjalan pelan menuju tepi jalan, tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri. Tanpa sadar, ada sebuah truk besar melaju dengan kecepatan tinggi. Semua orang yang berada di pinggir jalan sudah berteriak histeris untuk memintanya segera menepi. Bahkan suara klakson mobil melengkapi suasana mencekam saat ini.
Tetapi Dara tetap berjalan lurus dengan pandangan kosong. Ia sama sekali tak mendengarkan sekitar. Ia berharap truk itu menabraknya, dengan itu Ia tak akan lagi merasakan sakit karena masa lalu.
Truk semakin dekat, hanya beberapa meter saja. Mungkin sebentar lagi, truk besar itu menghantam tubuh Dara. Tetapi---
Bruk!
Dara tersentak saat ada seseorang yang memeluknya erat lalu menariknya hingga berguling-guling di aspal. Dapat di lihat, truk tersebut melaju dengan kecepatan tinggi melintas di depannya, saat Ia sudah terduduk di aspal.
Ia kembali menangis disana.
Lelaki yang menyelamatkannya tadi menatap Dara dengan pandangan yang tak bisa di artikan. Ada sedikit rasa khawatir di hatinya, kala melihat Dara menangis meraung-raung seperti saat ini.
"Dar, Lo gapapa, kan?" Tanyanya khawatir.
Dara mendongak menatap orang yang sudah menyelamatkannya. "Kenapa Lo tolongin gue Dit? Seharusnya Lo biarin gue ketabrak." Ujarnya sembari tersenyum getir.
"Kenapa Lo ngomong gitu? Kalau ada masalah, ngga kayak gini cara menyelesaikannya. Lo harus ingat, kalau Lo masih punya bang Dirga, orang yang begitu sayang sama Lo!" Sanggah Radit menenangkan.
"Lo ngga tau, gimana rasanya kehilangan orang yang begitu kita cintai. Gue ngga tau apa yang akan terjadi sama Lo kalau gue ngga datang tepat waktu. Ngga tau lagi gimana nanti bang Dirga, kalau tau lo-- arghhh" Radit tak mampu menyelesaikan kalimatnya.
Rasanya sangat menyesakkan bagi Radit, kala mengucapkan hal itu kepada Dara. Ia memejamkan matanya. Entah rasa apa itu, dirinya pun juga tak tau.
"Maaf." Satu kata yang membuat Radit membuka perlahan matanya, lalu tersenyum.
"Gapapa. Jangan lakuin.hal bodoh kayak gini lagi, gue mohon!" Dara mengangguk.
"Gue anterin Lo pulang."
--
Huft, berapa hari aku ga update ya?
JAN LUPA VOTE N KOMENNYA PRENN!
youcancallmedinda📌
Ikuti kisah DaraRaga
DR;/
KAMU SEDANG MEMBACA
SETITIK LUKA || END
Novela Juvenil[ ᴘʀᴏꜱᴇꜱ ʀᴇᴠɪꜱɪ. ] ᴡᴀᴊɪʙ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ ©design by trafagraphic_ --- Tentang Aldara Azalea Brinnata dengan segala luka yang ada. 'bertemu denganmu, mungkin itu sebuah takdir. tetapi mencintaimu bukanlah keinginanku.' 'Bersamamu adalah sebuah ce...