back to my story'
tandai typo!
--
Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Dara dkk sedang berjalan di koridor menuju parkiran.
Terlihat Gibran berada di dekat mobilnya. Dara dkk menghampiri Gibran. Ia kira, hanya Gibran yang berada disana, ternyata di balik mobil, ada Raga dkk.
Saat hendak berbalik, suara Gibran memberhentikan langkah Dara.
"Al, mau pulang bareng?" Tanya Gibran. Dara membalikkan tubuhnya dan tersenyum tipis.
"Aku sama Nana, sama Ara aja gapapa." Ujarnya.
"Temen-temen kamu?" Tanya Gibran tak mengerti.
Dara mengangguk, "iya. Ini Ara dan ini Nana." Dara mengenalkan sahabatnya pada Gibran. Gibran pun hanya mengangguk mengerti.
"Hai," ujarnya menyapa.
Nana dan Ara mengangguk lalu tersenyum.
"Aku pulang dulu ya." Ujar Dara. Ia ingin cepat-cepat pulang, karena Ia merasa tak nyaman bila harus berlama-lama berada di satu tempat yang sama dengan Raga.
"Muka kamu kok, kayak ngga nyaman gitu? Kenapa, hmm?" Tanya Gibran lembut.
"Iya ngga nyaman, karena ada si breng- akhhh," Nana mendesis kesakitan, kala Dara menginjak kakinya keras.
"Si breng? Siapa?" Ujar Gibran tak paham.
Dara hanya menggeleng. "Lo kenal sama mereka, Gib?" Tanya Ara akhirnya membuka suara.
"Iya, kebetulan Raga itu sepupu gue." Dara dkk kompak membeokan mulutnya tak percaya.
Sungguh? Raga sepupuan sama Gibran? OMG, pikir mereka masih tak percaya.
"Oh oke, kalau gitu kita pamit ya, bye." Ujar Dara cepat seperti orang yang sedang dikejar maling.
Dengan cepat, Dara menarik tangan Ara dan Nana menuju ke mobil.
--
"GILA, GILA, GILA! GIBRAN SEPUPUAN SAMA RAGA, masih ngga nyangka gue!" Suara Ara yang melengking, memenuhi kamar Dara.
"Gila Lo ra! Kuping gue pengang neneng!" Ujar Nana sarkasme.
"Siapa yang Lo bilang neneng?" Tanya Ara tak terima.
Nana tidak menanggapi Ara. Ia kembali fokus pada makanan yang ada di depannya. Sedangkan Dara, Ia berada di balkon kamarnya, melamun memikirkan sesuatu.
Cairan bening lolos tanpa seizinnya. Ara dan Nana yang mendengar suara isakan dari Ara balkon, spontan mereka berlari kesana.
Terdapat Dara yang sedang terisak. "Dar? Hei, are you okey?" Tanya Nana khawatir.
Dara yang sadar akan kehadiran kedua sahabatnya, Ia langsung memeluk mereka erat.
"Kenapa, hmm?" Tanya Ara lembut.
Hiks...
"Raga sepupuan sama Gibran. Gue takut." Ujar Dara membuat kedua sahabatnya tak paham dengan apa yang di bahas.
"Takut kenapa? Ngga masalah dong!" Ujar Ara berusaha menenangkan.
Dara menggeleng.
Ia tau, bahkan sangat tau. Gibran orangnya tak pernah pandang bulu. Jika ada yang berani menyentuh atau menyakiti orang yang dia sayangi, maka Gibran tak akan tinggal diam.
Itulah yang di takutkan oleh Dara. Ia tak mau merusak hubungan keluarga itu. Dan bisa di lihat, bahwa Gibran sangat menyayangi Raga, meskipun Ia bersikap cuek pada cowok itu.
Mengapa kenyataan harus menghancurkan semuanya?
Aku percaya, bahwa tuhan sudah menuliskan takdir indah, untukku!--
Partnya pendek ya? Males ngetik.
Oke see u.youcancallmedinda📌
Ikuti kisah DaraRaga
DR;
KAMU SEDANG MEMBACA
SETITIK LUKA || END
Novela Juvenil[ ᴘʀᴏꜱᴇꜱ ʀᴇᴠɪꜱɪ. ] ᴡᴀᴊɪʙ ꜰᴏʟʟᴏᴡ ꜱᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ ©design by trafagraphic_ --- Tentang Aldara Azalea Brinnata dengan segala luka yang ada. 'bertemu denganmu, mungkin itu sebuah takdir. tetapi mencintaimu bukanlah keinginanku.' 'Bersamamu adalah sebuah ce...