SETITIK LUKA || TERBONGKAR?

4.4K 245 27
                                    

back to my story'

tandai typo!

tandai typo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

Hari telah begitu cepat berlalu. Rasanya sangat bosan dengan hari yang begitu-begitu saja.

Saat ini, Dara berada di kelasnya seorang diri. Tadi Ara dan Nana mengajaknya ke kantin. Namun Ia menolak, dengan alasan mager.

Tiba-tiba saja, perutnya terasa melilit. Dengan segera, Ia berlari ke toilet.

Tak membutuhkan waktu lama, Ia keluar dari bilik toilet. Sungguh, ini sangat melegakan, pikirnya.

Baru saja akan melangkah keluar dari toilet, lagi dan lagi, Ia mendengar suara seseorang yang sedang menelpon. Kali ini, suara orang yang berada di seberang sana, terdengar sangat jelas. Mungkin orang itu lupa mematikan loud speaker nya.

"Kamu yakin, kali ini ngga akan gagal?" Tanya seorang laki-laki di seberang sana.

Perempuan yang berada di salah satu bilik toilet tersebut menggeleng yakin, "aku yakin ngga akan gagal. Kalau perlu, aku juga akan habisi Dara. Orang yang beberapa kali menggagalkan rencana ku." Ujarnya tersenyum smirk.

"Lalu, bagaimana preman yang tempo hari kamu suruh untuk mencelakai orang-orang terdekat Raga? Apa mereka berhasil?"

Deg.

Jadi, para preman itu, orang suruhannya dia, Dara tak habis pikir dengan orang itu.

"Gagal. Dan itu semua karena Dara. Tapi aku dapat kabar, kalau lengan Dara sempat tergores pisau mereka. Gapapa, kalau orang suruhanku tidak berhasil mencelakai target, tapi setidaknya Dara yang terkena imbasnya. Anggap saja itu bonus." Ujar perempuan itu lagi di akhiri kekehan.

Dara melebarkan matanya sempurna. Bonus katanya, sialan.

Juga terdengar kekehan di seberang sana.

"Ya sudah, intinya kali ini, kamu ngga boleh gagal! Kalau perlu, Dara yang kamu maksud tadi, juga ikut menderita. Karena dia sudah menggagalkan rencana yang sudah kita susun rapi!"

Perempuan itu mengangguk, kemudian tersenyum miring, dan berlalu pergi dari bilik toilet. Ia sama sekali tak menyadari keberadaan Dara, itulah yang menjadi keuntungan bagi Dara, bisa tau siapa sebenarnya perempuan itu, perempuan licik tak punya hati.

Dara bukan orang bodoh, Ia berhasil merekam pembicaraan perempuan itu dengan orang yang sedang di telponnya.

Dara tau, tujuan orang itu akan kemana. Kantin.

Dengan langkah panjang, Ia segera menuju kantin. Saat telah sampai di kantin, Ia melihat pemandangan tak mengenakkan hati. Raga duduk di samping Amora, tidak ada masalah saat Amora duduk begitu dekat dengannya.

SETITIK LUKA || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang