LARI!!
Mereka menyerangmu tanpa pandang bulu
Panah itu siap menyambarmu kapan saja ketika lengah
Wajah pias, panik meminta pertolongan,
Kau terjatuh penuh luka gores namun tetap berlari meski sampai tertatih-tatih demi menyelamatkan diri"Aku masih mau hidup." Lirihnya
Matamu kemudian nanar, menengok ke sana ke mari mencari jalan yang harus dilalui
Tubuhmu meremang ketika suara terus menghantui memanggil namamu sebagai korban
Kau sudah melihat yang lebih parah sehingga sekarang dirimu yang diincar
Terjebak dalam labirin sebagai pelarian adalah suatu kecerobohanKini kau melemas, memegang lutut berderu napas kasar
Suara itu tak berhenti menyebutkan nama, anak panah terus dilesatkan secara membabi buta
Tak tentu arah sampai kau terkena sayatan panah
Perih, tapi kau masih harus berlari,
Tidak peduli melihat arah, kau hanya perlu mengikuti angin
Darah terus menetes menapaki jejak yang ingin kau hilangkan
Pembunuh itu terus memburumu, membungkam mulut dari kesaksian yang bisa membunuhnyaHanya malam dan rembulan sebagai saksi bisu, tak memberimu bantuan bahwa selama ini kau hanya diam
Sebagai orang tak bersalah tapi menyaksikan kesalahan
Membiarkan kesalahan itu memburumu sampai seperti ini
Pada ungkapan hati yang seharusnya kau terus terang
Kesalahan, kecerobohan membuatmu pandir menghindari pembantaian
Sebelum menjadi korban ke sembilan ratus sembilan puluh sembilanBandung, 11 Januari 2022
20.48
KAMU SEDANG MEMBACA
Stilograf Tak Bertuan
Poesía#Segera Terbit Antologi Puisi Romansa. Ada 200 chapter yg Sisanya bisa dibaca saat sudah terbit 😉 *** Ini bukan puisi seorang Pujangga. Ini puisi tak bertuan yang mencari seorang Pujangga. Puisi yang ditinggal Tuan- Sang Pencari Cinta. Mana mungk...