TWO MOMENTS

1.2K 96 11
                                    

Mentari mulai menampakkan wujudnya, bersinar cerah, bunga merekah, Angin berkesiur menarikan dedaunan, kicauan burung saling bersautan, suasana pagi ini sangat indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari mulai menampakkan wujudnya, bersinar cerah, bunga merekah, Angin berkesiur menarikan dedaunan, kicauan burung saling bersautan, suasana pagi ini sangat indah. Namun keindahan itu tidak membuat Renata bergeming dari tidur nya, sesekali mulutnya mengguman tidak jelas, atau bahkan tersenyum.

Terdengar samar suara kaki melangkah, memasuki kamar, lelaki paruh baya itu berdiri di depan jendela dan membukanya lebar membiarkan udara pagi masuk dengan bebas. Dia memandang keluar jendela dengan rasa kagum, hangatnya Mentari meresap ke tubuhnya penuh kelembutan. Dia terusik ketika mendengar suara gumaman, dan menuju kearah suara itu berasal, duduk di samping tempat tidur, memandang gadis semata wayangnya, dengan lembut dia membelai rambutnya.

 Dia terusik ketika mendengar suara gumaman, dan menuju kearah suara itu berasal, duduk di samping tempat tidur, memandang gadis semata wayangnya, dengan lembut dia membelai rambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Peter,peterrrrrr, kamu dimana???

"Peterrrrrrrrrrrrrrrrrr"

"Peterrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr," teriaknya panik

Renata kecil, memandang sekeliling taman, berlari ke arah danau, lalu berbalik, memutar, mencari sosok yang di cari, matanya berkaca kaca. Tubuhnya gemetar, rasa takut mulai di rasakannya.

"Huaaaaaaaaa.......aaaaaaaaaaaaaaaAAAAAAAAAAAAAAAA" tangisannya meledak

Mendengar tangisan, tampak sosok anak berumur sekitar 9 tahunan. kepalanya menyembul dari balik pohon tempat dia bersembunyi dari tadi, mencari arah suara tangisan dan berlari menghampirinya.

"Haduuhhhh, ko nangis sih...dasar cengeng!!! Padahal udah janji kan hari ini kita main petak umpet " ujarnya dengan kecewa.

"huhuhuuu...AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA...HUAAAAAAAAAAA" tangisan renata semakin kencang.

"Berisiiiiiiiiiiiiiiiiiikkkkkk, suara kamu ganggu tau gak sih!!!!!" Refleks Peter menutup kedua kupingnya, namun tangisan Renata tidak berhenti, malah semakin menjadi jadi.

Peter berpikir keras mencari cara agar Renata berhenti menangis, dia mendekati Renata dan memeluknya, namun tidak berhasil menenangkan Renata, malah tangisannya semakin kencang hingga dia menutup lagi kedua kupingnya.

Tiba tiba dia teringat sesuatu dan ikut berteriak
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA,

BeBeBeBeBeBeBeBeBeBeBeBeBeBeBeBeBeBe,

SERIES OF COINCIDENCESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang