Nafasnya terengah engah, Renata sampai di sebuah taman perumahan, berhenti sejenak mencoba menghirup udara yang mulai terasa sesak di dadanya. Hari ini dia memutuskan jogging menuju ke Danau Cermin yang ingin sekali dia kunjungi, namun sudah hampir satu jam berlari tempat yang dituju belum juga tampak.
Renata mengeluarkan ponsel dari saku jaket, memeriksa lokasinya sekali lagi di maps "50-meter lagi" ucapnya.
Semangatnya bangkit dan berlari secepatnya ke arah Danau Cermin, tidak begitu lama mulai terlihat keindahan Danau Cermin, yang pagi ini cukup ramai dikunjungi banyak orang yang berolahraga, Danaunya kini lebih tertata rapih yang dilengkapi taman bermain anak – anak di sebelahnya. kilauan cahaya yang terpantul dari Danau menambah rasa kagum Renata.
Renata berjalan mendekati Danau tanpa berkedip, dia tidak menghiraukan orang di sekitar yang mulai menatapnya dan berbisik ramai. Dan berhenti di tepi danau, tatapan matanya kosong, pikirannya mulai melayang, merasa kembali ke alam mimpinya selama ini, pemandangannya, suasananya, udara, suaranya, semuanya persis sama tidak ada yang berubah. Kecuali satu, matanya mulai berkaca kaca, mengingat sesuatu, persisnya seseorang.
" Peter...as I promised, I'm back here. but where are you? ..." bisiknya
Kemudian memejamkan mata, berusaha membayangkan raut wajah Peter dengan sempurna, air matanya mulai menetes perlahan. Ingatannya kembali ke masa itu.
.......................
Peter sedang asik tertidur bebas di rerumputan sebelah Danau Cermin, tidurnya cukup pulas sampai tidak menyadari ada langkah kecil yang mendekatinya. Renata menatap Peter yang tertidur, tersenyum manis dan duduk di sebelah Peter. Jemari kecilnya membelai rambut Peter yang menutupi sebagian wajahnya, menyisir dengan tangannya agar leluasa memandanginya.
"eerrrgghhhhh..." Peter yang menyadari kehadiran Renata menggeliat dan terbangun "Tata"
"Kenapa bangun?"
"Tata lama" jawab Peter dengan muka lelah, dia duduk menghadap Renata
"Iya muup, Tata buatin roti panggang dulu buat Peter. Kan kita mau Piknik hari ini" Jawabnya sambil menarik keranjang makanan yang tadi dia bawa. Dia mengeluarkan kain tipis dan dibentangkan untuk alas mereka duduk.
"Tata atau Daddy yang buat?" Tanya Peter,tidak percaya Tata yang buat
"Hehehe,,,.,iya Daddy. Tapi kan Tata yang bawa, berat tau" Tata nyengir ke arah Peter, namun tetap terlihat manis dan gemas. "Makan dulu yuk Peter"
"Milo nya bawa ga?
"Bawa dong, kan Tata janji tiap ketemu Peter pasti bawain Susu Milo "
Tata mengeluarkan Roti Panggang dan Susu Milo dari keranjangnya, dengan cepat Peter mengambil Milo dan menenggaknya sampai habis, dia sangat kehausan sepertinya.
"Pelan pelan Peter"
Renata mengambil roti panggang untuknya, dan menyerahkan satunya lagi ke Peter, Peter menggeleng menolaknya.
"Kenapa gak mau ihhh, makan!" perintah Renata
"Enak gak?
"Enak pasti, buatan Daddy pasti enak"
"Tau darimana, belum Tata makan ko bisa tau enak?" jawab Peter
"Ihh ga percaya sama Tata, nih Tata makan" Tata melahap Roti panggangnya hingga mulutnya penuh... "Enak kan, dibilangin gak percaya" lanjutnya
Wajah Peter mendekat ke arahRenata hingga wajah mereka hampir bersentuhan, hanya Roti Panggang yang memisahkan mereka, Peter membuka mulutnya dan dengan gerakan cepat dia memakan Roti Panggang yang sudah di gigit setengahnya oleh Renata. Renata terkejut dengan reflek mendorong Peter hingga terjungkal kebelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SERIES OF COINCIDENCES
ChickLit"Cinta Pertama adalah momen yang istimewa bagi setiap orang, mengubah hidup kita secara emosional maupun fisik, tidak perduli seberapa keras menghindari ataupun melupakan, perasaan itu tidak pernah hilang, pudar, dan menyentuh hidup kita selamanya"...