Tania terbaring lemas di tempat tidurnya, wajahnya pucat, suara Pasien Monitor dengan ritme yang khas itu membahana ditengah kesunyian, suara itu terdengar ritmis dan menyayat hati. Manset terpasang lengkap di tubuhnya untuk pembacaan kondisinya di Monitor, begitupun dengan alat transfusi menancap pada lengannya, juga selang alat bantu pernapasan yang terpasang di hidung.
Tania tampak tenang, walau sesekali kesulitan untuk bernafas. Dia melihat Tata mengintipnya dari balik pintu "its that you my baby?? Come here honey,,Mommy really misses you...( Apakah itu kamu sayangku?? Sini sayang,,Mama kangen banget)"
Tata menghambur pada Tania, menggengam tangannya dengan erat, mencium pipi Mommynya dengan penuh kerinduan. Ingin sekali memeluk tubuh Mommynya namun dengan tubuh kecilnya, Tata kesulitan untuk meraihnya.
"Are you awake, Mommy? I miss you too,,(kamu sudah bangun Mama? Aku merindukanmu Juga)" Ucap Tata dengan mimik muka sedih
"Tata kenapa mengintip di pintu tadi,,kenapa tidak langsung masuk sayang??" mengusap rambut Tata dengan lembut.
"Daddy forbids me to disturb Mommy (Ayah melarangku mengganggu ibu) " Jawab Tata dengan memelas
"No,,,your Daddy is Wrong and Tata would not bother Mommy at all. Always remember that, Tata.... (Tidak,,Ayah kamu salah dan Tata tidak akan mengganggu Mommy sama sekali. Selalu ingat itu ya Tata..)" Tegas Tania, Tata mengangguk.
"How was School? You already have friends? Tell me dear.. (Bagaimana disekolah? Tata sudah punya teman? Cerita sama Mommy?)" Tanya Tania
"Very bad mom, Nobody wants to be my friend...(Sangat buruk Mama, tidak ada yang mau menjadi temanku)" Tata menjawabnya dengan sedih
"Kenapa tidak ada yang mau berteman dengan Tata? Tata melakukan kesalahan apa? Every time you talk to Mommy, answer in Indonesian please (Setiap kali kamu berbicara dengan Mama, Tolong jawab dalam bahasa Indonesia)" Tania selalu mengingatkan Tata untuk berbicara Bahasa Indonesia dengannya, Tania berharap suatu saat Dia dan Tata bisa kembali ke tanah kelahirannya, dan Tata tidak kesulitan untuk komunikasi.
Wajah Tata merengut, sulit bagi nya untuk bicara Bahasa Indonesia. "They say I don't have a Mother. A child without a mother must be bad. Which means they dont want to be friends with me (mereka bilang aku tidak punya ibu, anak tanpa ibu pasti buruk dan nakal. Dimana mereka tidak mau berteman dengan aku )"
"They're wrong, Dear,, never saw your mom doesn't mean you don't have a mother, right? Mommy always with you, when you in school, when you play, Momy over there. Although you're not able to see it. (Mereka salah sayang,, tidak pernah melihatmu dengan Mama bukan berarti kamu tidak punya ibu kan? Ibu selalu bersamamu, saat kamu di sekolah, saat kamu bermain, Mama ada di sana. Walaupun kamu tidak bisa melihatnya)" Ucap Tania lirih, sakit sekali hatinya mendengar cerita Tata.
"Really mom? So actually, you always come to school? But I cant see it? Why does it have to be like that? (Benarkah Mama? jadi sebenarnya kamu selalu datang ke sekolah? Tapi Aku tidak bisa melihatnya? Kenapa harus seperti itu?)" Tanya Tata penasaran
KAMU SEDANG MEMBACA
SERIES OF COINCIDENCES
ChickLit"Cinta Pertama adalah momen yang istimewa bagi setiap orang, mengubah hidup kita secara emosional maupun fisik, tidak perduli seberapa keras menghindari ataupun melupakan, perasaan itu tidak pernah hilang, pudar, dan menyentuh hidup kita selamanya"...