♡ Chapter 10 ♡

104 94 75
                                    

Tak terasa waktu ujian kelulusan telah tiba, kini Vanya tengah fokus mengerjakan soal-soal ujian yang cukup membuat kepalanya pening, Vanya mengerjakannya dengan teliti, satu per satu soal-soal ujian itu pun telah ia selesaikan, hanya tinggal beberapa saja yang belum terisi.

Setelah hampir satu jam lebih ia berkutat dengan soal ujian, akhirnya Vanya pun telah selesai mengerjakannya dengan sebaik mungkin, setelah menyerahkan soal ujian itu, Vanya pun segera meninggalkan ruangannya.

Kini Vanya sudah berada di kantin bersama Citra, Mahen, dan Haikal. Mereka berbincang-bincang sejenak, sebelum mereka kembali pulang ke rumah, karena hari ini adalah hari ujian maka dalam waktu tiga hari ke depan, mereka hanya akan mengerjakan satu mata pelajaran saja.

"Ehh, gila sih tadi soal ujiannya bikin kepala gw berasap tau gak", ucap Haikal sambil memijat keningnya

"Wah iya sih, mantap banget dah bikin stress" timpal Mahen

"Yeee, baru juga hari pertama udah ngeluh aja kalian nih, masih ada dua hari lagi loh, semangat dong guys," kata Vanya sambil menyeruput es teh yang telah ia pesan beberapa menit yang lalu.

"Iya nih, semangat dong ah, cemen banget," kata Citra tersenyum remeh.

"Iya dah iya, siap bu," kata Mahen sambil membuat tanda hormat pada Vanya dan Citra.

Kedua orang itu pun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, ada-ada saja kelakuan random dari kedua sahabatnya ini.

"Eh, Va gw mau nanya nih, tapi jangan tersinggung ya," ucap Mahen hati-hati

"Hmm, nanya mah nanya aja kali Hen, kaya sama siapa aja lu ah," ucap Vanya

"Duh, gimana yaa ngomongnya," ujar Mahen sambil menggaruk rambutnya yang tak gatal.

"Buruan aelah penasaran nih gw," kata Vanya lagi.

"J-jadi gini loh, kan Rendy udah pergi hampir satu tahun lebih nih, lu gak ada niatan buat cari pengganti dia gitu Va?" ucap Mahen, Vanya sedikit tertegun dengan pertanyaan yang di lontarkan oleh Mahen.

"Ckk, gw kira mau ngomong apaan, hufhht.. untuk saat ini kayanya gw masih pengen sendiri sih, gw juga belum bisa sepenuhnya lepas dari dia Hen, bukannya gw gak mau nerima kenyataan, gw udah ikhlasin kepergian Rendy kok, karena gw juga tau kalau Rendy gak akan suka kalau gw terlalu larut dalam kesedihan, cuma kalau untuk cari pengganti dia.. gw belum bisa, Rendy masih jadi  pemegang tahta tertinggi di hati gw, masih belum ada yang bisa ngisi ruang kosong di hati gw setelah dia gak ada," ucap Vanya sambil mengulas sedikit senyum manis di bibirnya.

"Hmm, iya gw ngerti kok Va, selama itu bikin lu bahagia ya jalani aja Va," ucap Mahen lagi.

"Lu kenapa nanya gitu ke Vanya? tumben," kata Citra

"Ya gak apa-apa Cit, gw cuma nanya doang kok, kasian kelamaan jomblo," ucap Mahen sambil sedikit tertawa

"Hehh tu mulut ceplas ceplos banget, gw gak jomblo kok, cuma cowok gw udah beda alam aja," kata Vanya tersenyum getir.

"Eh udah ah, ribut mulu kalian berdua,  berisik tau," kata Haikal yang sedari tadi menyimak obrolan tiga sahabatnya itu.

Setelah itu hanya ada keheningan di antara mereka berempat, Vanya tersadar, semenjak Rendy pergi, ia nyaris tak pernah terlihat dekat dengan lelaki manapun, sesekali ada beberapa lelaki yang mencoba mendekati Vanya.

Namun entah lah sampai saat ini ia belum bisa membuka kembali hatinya, ia masih selalu teringat akan sosok Rendy, meskipun kisah kasih mereka terbilang cukup singkat, hanya sekitar satu tahun saja ia mengecap manisnya berpacaran dengan Rendy, namun baginya kenangan itu akan selalu tersimpan abadi dalam hatinya meski pun sang kekasih telah lama terkubur dalam tanah.

Mungkin suatu saat nanti jika waktunya telah tiba, akan ada sosok yang bisa menggantikan Rendy dan berhasil mengisi kembali sebuah ruang kosong di hati Vanya, entah kapan itu akan terjadi, hanya waktu lah yang bisa menjawabnya.

Suara rintik hujan pun terdengar, hawa dingin mulai menyentuh kulit mereka, aroma air hujan yang khas menusuk indera penciuman empat sekawan itu.

"Yahh hujan deh, kelamaan nih kita ngobrolnya," ucap Citra

"Yaudah sih, gak akan lama juga kok hujannya, emang mau ngapain buru-buru banget kayanya," kata Haikal

"Yaa nggak ngapa-ngapain sih, gw pengen cepet-cepet rebahan tau," ucap Citra lagi.

"Huuu dasar kaum rebahan," ucap Haikal sambil mengacak-acak rambut Citra.

"Iiihh, diem sih Kal, rambut gw jadi berantakan tau," ucap Citra kesal.

Sementara oknum yang bernama Haikal hanya cengengesan melihat reaksi Citra.

"Ehh, kalian nih ribut mulu, awas nanti jadi cinta loh Cit, Kal, hahaaaa," ucap Vanya mengejek

"Dihh," ucap keduanya sambil bergidik geli.

Tak terasa hujan pun sudah sedikit reda, mereka pun bergegas untuk meninggalkan sekolah, sepertinya mereka sudah membayangkan nikmatnya rebahan di kasur yang empuk serta selimut tebal sambil menikmati beberapa cemilan, ya itung-itung sedikit merilekskan diri sebelum esok kembali berkutat dengan soal ujian yang membuat isi kepala mereka hampir keluar.

"See you guys," ucap Citra sambil melambaikan tangannya pada para sahabatnya itu.

"See you," ucap mereka bertiga.

Hmm, kira-kira kalian mau gak kalau Vanya move on ke yang lain? 😌

You and The Memories ( End/ Sudah Terbit )  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang