"Ekhemm, Cie yang abis ngedate sama bidadarinya fakultas sastra,"
"Es batu sudah mulai mencair nih kayaknya,"
"Uhuyy, Universitas Kwangya bentar lagi punya new couple nih,"
"Buruan jadiin official bang, dari pada nanti gue embat,"
Yah, begitu lah kiranya cuitan-cuitan para mahasiswa di Kwangya saat Farel baru saja sampai di kampusnya. Namun, ia tampak tak terlihat risih sama sekali, Farel hanya menatap mereka dengan tatapan datarnya.
Saat ini, Farel tengah berjalan menuju kelasnya, ketika ia sedang berjalan dengan santai menuju kelasnya, Farel tak sengaja bertemu dengan Rafa, sang sahabat.
"Eh, Rel, lu kemarin abis ngedate sama si cantik itu ya?" tanyanya.
"Hmm, ya, emang kenapa?" ucapnya dingin.
"Ya gak apa-apa sih, cuma nanya doang," timpalnya.
"Oh!" ucap Farel singkat, lalu meninggalkan Rafa sendirian.
"Eh.. ehh.. dasar si batu es, gue belum selesai ngomong udah di tinggalin, bener-bener nih ya, harus ekstra sabar banget gue ngadepin tuh anak," ucapnya sambil berlari kecil mengejar Farel.
Farel pun mempercepat langkahnya menuju ke kelasnya, saat ia hampir sampai di depan Fakultasnya, ia melihat Vanya dan teman-temannya sedang bersenda gurau, tawa renyah dari mereka terdengar di indera pendengarannya. Ekor matanya tak lepas memandangi wajah cantik Vanya, senyumannya tersungging begitu saja.
Ketika langkah Vanya mulai mendekat, ia sengaja terdiam, menunggu Vanya berjalan ke arahnya.
"Va, tunggu!" ucap Farel sambil memegang pergelangan tangan Vanya.
Vanya tampak sedikit terkejut dengan perlakuan Farel yang tiba-tiba memegang tangannya. Tak hanya Vanya, Citra, Mahen, dan Haikal pun terlihat terkejut melihat pemandangan yang sangat langka ini.
"Iya kak, ada apa?" ucap Vanya.
"Mau ke kelas kan? ayo bareng gue!" ucapnya.
"H-hah? bareng gimana maksudnya kak? kita kan beda Fakultas, lagian kelas kakak udah dekat kan, masa mau putar balik," jawabnya.
"Ya gak apa-apa, gue masih pengen jalan-jalan kok, udah lama juga gue gak lihat-lihat Fakultas Sastra," ucapnya.
"Tapi kak--"
"Udah ayo ah, gue gak terima penolakan dari lo," ucapnya sambil menarik Vanya pelan agar sejajar demgannya.
"Yaudah deh, maaf ya guys, gue sama kak Farel duluan," ucap Vanya sambil meninggalkan ke tiga sahabatnya.
Akhirnya mereka pun berjalan bersama menuju kelas Vanya, tak ada perbincanga sedikit pun dari mereka, hanya ada suara langkah kaki yang terdengar. Sampai akhirnya Farel pun membuka topik pembicaraan di antara mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and The Memories ( End/ Sudah Terbit )
Novela JuvenilSELESAI Setelah kehilangan sosok lelaki itu, Vanya terlihat semakin murung, kini tak ada lagi yang bisa membuat hari-harinya berwarna, tak ada lagi seseorang yang bisa membuatnya tertawa lepas, kenangan demi kenangan terlintas begitu saja di pikiran...