Halo!
Terimakasih bagi yang masih mengikuti cerita gue yang satu ini dan mendukungnya, mungkin juga masih ada kekurangan dan typo juga betebaran, tapi maklumlah, manusia gak ada yang sempurna, ya kan? ^_^
Waduh, gue jadi semangat nulis juga, nih....! Plus lagi karena hari libur yang panjang ini, jadi gak ada halangan buat nulis, deh...
Next...!(+++)
Karen POV_
Kenapa, ya....
Rasanya hatiku gak tenang banget. Dari tadi hanya celinguk-celingukan entah nyari apa. Dan, TARAAA! Orang yang kutunggu dari telah tiba di kelas dengan selamat. Tentu selamat, dong soalnya aku rajin berdoa buat dia supaya dia sampai dengan selamat di sini. 1...2...3... AMIN!
Padahal, aku gak ada doain dia coba?Dan, sekarang ia menaruh tas gandeng biru tuanya di sampingku, masih, dengan wajah datarnya. Sebetulnya, aku bingung, nih. Mana mungkin ada orang yang sedatar ini bisa akting dengan bagus? Aku lebih suka disaat ia akting menjadi cowok sexy. Aku jujur!
Bisa ku tebak, kalau orang yang melihat ia tampil itu gak bakal percaya kalau dia orang datar man! Datar sedatar aspal hotmix! Tau nggak, kalo aspal hotmix lebih mulus hasilnya daripada aspal biasa, lo! Lupakanlah itu.
"Hei..." Sapanya dengan senyum miringnya itu. Kok kayak silau, ya?
"Eh... iya." Sapaku kembali. Moga aja dia gak liat raut wajahku yang kelihatan aneh melihat sapaannya yang datar aja.
"Lo pucat." Ujarnya. Deg.
Ia menyadarinya?
*skip
Pada jam istrahat pertama, Jared jalan di depan kelas kami. Aku bahkan tidak mau bertatap muka dengan guru tuh. F*ck! Gue masih nyesel dengan naskah buatan gue!
Bukan karena kesengajaan gitu, tapi aku selalu mengerjakan naskah drama seperti sungai bersih yang mengalir. Entah dapat darimana, otak ini nyuruh buat bikin adegan memalukan itu. Bisa gak perawan lagi nih bibir. Atau emang gak perawan lagi karena sering memaki? Hehehe....
"Senyum-senyum sendiri... nih drama queen kita gak kenal malu." Seseorang melayangkan satu tumpukan kertas diwajahku, dan tentu aku terkejut.
Siapa lagi yang mau mengganggu ketenanganku saat melamun selain Rome?
"Jerk! Lo mengganggu amat!" Pekikku. "Eh, itu apa?"
"Oh, ini naskah drama yang baru dikirim." Ujarnya santai.
"Oho..."
Seperti itulah uniknya kami. Entar berlagak marah dan gak nunggu satu detik pun udah baikan.
Kayaknya ada yang janggal deh?1 detik...
2 detik...
1 menit...
Berapa menit tadi? 1 menit?
Satu menit aku dan Rome tatapan, dan akhirnya aku menyadari apa yang janggal dari tadi."APA!!!!!??? NASKAH DRAMA!!!???" Pekikku, dan tanpa terkecuali menarik semua perhatian orang di koridor ini. "Oops... sorry..." udah keseringan banget aku kayak gini, waktu makan bersama dengan Maroon pun pernah. Entah kenapa, kadang mulut nih gak bisa diajak kompromi. Tapi, tetap bersyukur sih punya mulut buat bicara.
"Berisik! Kenapa terkejut? Emang gak dengar?" Aku dengan teman masa kecilku itu pun berjalan santai menuju kantin, kalau aku sih berlagak sok santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drama Queen
RomanceBakat yang luar biasa! Tapi, kepalanya keras kali! Tapi, apa dayanya? Kamilah peran utamanya. Aku dan Dia. Sampai pada akhir dunia berputar pun, tetap Aku dan Dia.