Miss Mysterious

228 21 5
                                    


beneran nih!
Otak gue bener-bener lola dan rasanya gak punya ide fresh gitu...
Hadooh... itulah kalo gak ketemu temen sekolah satu hari aja, jadinya gak punya ide baru buat cerita.

Btw, moga setia dan suka ma cerita ini.
Vomment, ya!

Gak bakal dikutuk, kok!
Kalo vomment, malah dikutuk ketemu sama pacar yang 'ahoy!' -bagi yang masih jomblo kayak gue- #PLAKK!!!

Next!

(+++)

Senyum wanita itu mengembang, membuat otakku memutar kembali senyum Karen. Aku tersadar, senyum mereka sama. Senyum itu, senyum yang jahil dan sedang berpikir licik dan enggak-enggak. Bisa saja setelah ini ia mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan kelemahanku.

"Buatkan Karen bubur ayam, kalau kamu bisa." Matku terbelalak dan hampir tumpah dari tempatnya.

Bubur ayam??? What the f*! Itu kelemahan terbesarku! Aku tidak bisa memasak yang berkaitan dengan nasi. Bisa sih. Mendingan nanti punya rasa. Rasa ikan gosong.

"Ta-tapi tan, ehm...."

"Kamu... kamu tadi berkata bisa membantu, tapi ternyata..." wajah terlihat sengsara dan mengenaskan tercetak diwajah wanita itu. Ternyata, mereka sama.

Karen dan ibunya...

Sama-sama suka berakting.

Terpaksa aku melakukan yang terbaik.

(+++)

Author POV_

Keadaan tetap sama. Sekolah seperti biasa, belajar, dan sebentar lagi menjelang ujian kenaikan kelas. Kelas sering kosong karena persiapan guru-guru untuk memandu UN kakak senior yang sebentar lagi akan lulus. Pasti ada satu dua orang yang tidak lulus.

Ken hanya melongo gak jelas , mendengar cerita dari teman-teman cowoknya yang selalu berkaitan dengan cewek-cewek populer di sekolah ini.

"Hei... elo Ken, kan?" Ia melihat ke arah sumber suara, menemukan Rosa berdiri dengan wajah ditekuk di depannya. Cewek itu terlihat menegang, padahal Ken belum melakukan apa-apa.

"Iya. Kenapa?" Jawabnya singkat dengan wajah datar yang terkesan dingin. Ekspresi itu membuat Rosa semakin menciut ketakutan.

"Ng-nggak!"

Tanpa hal yang pasti, Rosa berlari menjauhinya yang menatap punggung cewek itu dengan tatapan tak terbaca.

Karena tidak ada hal yang menurutnya penting, ia berbalik dan menujukan langkah kakinya ke kelas, tentu diikuti teman-temannya yang selalu setia dengannya. Entahlah, tapi mereka menganggap Ken pangeran mereka. Terkesan homo,kah?

Miss Fors masuk dengan tas tangan hitam cantiknya, lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh wajah siswa-siswinya yang menatapnya balik dengan tatapan polos dan menunggu. Fors menghela nafas.

Itulah khas kelas unggulan ini. Alim di depan, hancur di belakang. Oke.

"Pagi, kids." Sapanya. Gaul seperti biasa.

Wanita cantik, sexy, dan perawan itu meletakkan tasnya di meja dan menurunkan bokong sexynya di kursi kebesarannya. Kursi kayu tua.

"Ken. Les ketiga kamu menghadap Jared si pak tua itu." Perintahnya, lebih menuju omelan sinisme disaat menyebut nama Jared.

Ken mengangguk mengerti. Mengerti juga kalau hubungan antara miss Fors dan Jared ada sesuatu. Pasti.

"Baik, miss..." jawabnya dengan sopan setengah geli.

Drama QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang