kita (8)

3.2K 233 16
                                    

Selamat membaca :)

.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah selesai makan malam di cafe Gracia mengantar Shani pulang, seperti kemarin-kemarin Gracia akan mengantar Shani sampai di depan pintu rumah Shani.

"Mau masuk dulu gak ge?"tanya Shani setelah mereka sampai di depan pintu.
"Emang boleh? Gak ganggu kalau aku mampir?"Gracia malah balik bertanya pada Shani. Yang dibalas senyuman oleh gadis itu.
"Gak dong ge, aku malah seneng kok lagian kan kamu juga udah lama gak main kerumah, bunda nyariin tau"ucap Shani yang memberitahukan kalau bunda nya merindukan gadis itu. Mendengar itu Gracia pun mengangguk setuju untuk mampir sebentar ke rumah Shani.

.
.

*Skiip*
*Ke esokan hari*
*Di sekolah*

.

.

.

Di kelas Gracia sedang terjadi keributan karena adanya kejadian yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Banyak sekali coretan di meja milik Gracia yang bertulis 'jauhi Shani' bahkan ada bercak darah juga di meja itu. Gracia sang pemilik pun terdiam kaget. Siapa pelakunya? Siapa yang berani melakukan hal ini padanya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berada di otaknya.

Karena kejadian itu kegiatan belajar-mengajar di kelas gracia sedikit terganggu dan tertunda untuk jam pelajaran pertama.

"Siapa sih yang tega nglakuin itu ke Lo gre?!"Feni berkata dengan nada marah.
"Iya, pengecut banget tuh orang, beraninya cuma neror seperti itu"lanjut Anin.
"Gak etis banget kelakuannya"ucapan Sisca di angguki oleh Feni dan Anin.
"Gue yakin ini orang pasti udah gila, sampe-sampe kayak gini"ucap Anin lagi. Sedangkan Gracia gadis yang menjadi korban hanya diam dengan segala pikirannya.
"Udah-udah gak usah di bahas lagi, kalo memang itu maunya dia, gue gak bakal tinggal diam, gue akan terus berada disamping ci Shani"ucap gracia akhirnya.
"Dengan tidak langsung ci Shani berada dalam bahaya kan?"tanya Gracia pada ketiga temannya itu. Sesaat teman-temannya itu diam dan setelah mengerti maksut dari omongan Gracia mereka pun mengangguk setuju.
"Lo bener gre"ucap Sisca setuju.

.
.




*Skiip*
*Beberapa hari setelah kejadian itu*

.
.
.
.

Sudah lima hari teror di meja Gracia masih berlanjut sampai sekarang, bahkan sekarang ditambahi dengan foto-foto kegiatan Gracia dan Shani selama mereka bersama.
Namun Gracia sebagi korban tetap diam saja Gracia hanya menganggap itu sebagai tindakan orang kurang kerjaan saja.

"Gee , kamu beneran gak papa?"tanya Shani dengan nada khawatir.
"Gak papa ci, beneran kok, Cici udah nanya sampe ribuan kali tau gak"jawab Gracia dengan sedikit bercanda.
"Ih, aku tu khawatir tau sama kamu, kamu nya malah bercanda"kesal Shani karena Gracia malah bercanda.
"Iihh gemes banget sih ci kalo lagi ngambek gini"gemas Gracia dengan mencubit kedua pipi Shani.
"Ish sakit tau ge"protes Shani pada Gracia sambil mengusap-usap pipinya.

Ya semenjak peneroran di meja kelasnya Gracia semakin dekat dengan Shani dan menjaga gadis nya, gadis itu takut jika orang menerornya itu berbuat lebih dan berganti mengarah ke Shani.

.
.
.
.
*Skiip*
*Pulang sekolah*

.
.
.
.

"Ci, Cici tunggu di parkiran aja dulu yah, aku mau ke toilet bentar, kebelet nih hehe"Shani yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepala.
"Ya udah aku tunggu di parkiran yah, kamu cepet-cepet kalo ke toilet, jangan lama-lama"ucap Shani kemudia. Yang di balas anggukan oleh Gracia dan gadis itu pun segera pergi ke toilet. Shani melanjutkan perjalanan nya menuju parkiran.

Setelah selesai dengan ritual nya di toilet Gracia pun segera jalan menuju parkiran, dia tidak mau membuat gadisnya menunggu terlalu lama.

Tiba-tiba mulut Gracia dibekap kuat oleh seseorang dan membawa Gracia kesalah satu ruangan kosong di gedung sekolah itu. Gracia terus memberontak namun tenaga orang asing itu sangat kuat. Saat pintu ruang itu terbuka Gracia langsung di dorong oleh orang itu.

Gracia menoleh mencoba melihat wajah orang asing itu di tengah gelapnya ruangan. Namun orang itu memakai topi dan masker sehingga Gracia tidak dapat melihat wajah orang itu dengan seksama, namun Gracia yakin jika orang yang tengah menyandera nya itu ada laki-laki.

Gracia pun berdiri dan memandang orang didepannya itu dengan tajam.
"Apa mau loh hah!?"ucap Gracia dengan nada dingin.
"Apa Lo si pengecut itu hah, yang hanya bisa meneror"ucap Gracia lagi.
Tiba-tiba orang itu maju dan memukul wajah Gracia sehingga Gracia sampai terjatuh. Orang itupun mendekatkan diri dan berbisik di telinga Gracia.
"Jauhi Shani , atau Lo bakal gak bisa lihat Shani untuk selamanya"ucap orang itu dan langsung pergi dari sana. Menyisakan Gracia sendirian dengan amarah di hatinya.


.
.
.
*Skiip*
*Dirumah gracia*
.
.
.
.
.

"Awsh sakit ci, pelan-pelan dong"rengek Gracia pada Shani yang sedang mengobati luka di ujung bibir Gracia.
"Maaf ge, ini juga udah pelan-pelan kok"ucap Shani lembut dengan masih mengobati Gracia.

Yah setelah orang asing itu pergi datanglah Shani yang mencarinya dengan memangil-manggil Gracia. Dan yah Shani menemukan Gracia di salah satu ruangan dengan luka di wajahnya.

Dari jarak ini Gracia dapat melihat dengan jelas wajah serius Shani yang sedang mengobatinya itu. SEMPURNA itulah kata yang tepat untuk Shani. Jangan lupakan jantung Gracia yang tidak bisa diam. Tatapan Gracia terhenti di bibir ranum Shani.

Entah apa yang difikirkan nya sehingga dengan berani Gracia lebih mendekatkan wajahnya ke wajah Shani. Shani yang melihat itu hanya diam bingung dengan situasi.
Semakin dekat jarak wajah Gracia semakin terasa hembusan nafasnya menerpa wajah Shani.
Shani menutup mata nya saat Gracia semakin mendekatkan wajahnya.

Cup

Bibir mereka bertemu, saling menempel, Gracia ikut menutup mata nya menikmati bibir Shani.
Beberapa detik terlewat bibir mereka masih menempel, saat Shani hendak menjauhkan kepalanya saat itu pula tangan Gracia menekan tengkuk nya dan melumat bibir ranum Shani. Shani yang kaget memegang bahu Gracia dan meremasnya. Gracia melumat bibir shani atas dan bawah bergantian. Shani membalas ciuman Gracia, bibir mereka saling melumat saling beradu lidah. Melepaskan rasa yang ada di dalam hati mereka lewat ciuman mereka.



.
.
.
.
.

Tak sadarkah mereka jika perbuatannya itu telah di tonton oleh seseorang dan menodai mata polosnya itu, Zee yang baru pulang dari luar itu kaget dan mematung di belakang sofa yang diduduki oleh kakak nya itu. Zee tidak akan menyangka dengan apa yang dilihatnya, kakaknya nya sedang bermesraan bahkan sedang berciuman.


.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC.
Huaa gesrek sendiri nulisnya astaga 😂😂
Maaf kalo jelek 🙏🙏
Saran dan kritikan diperlukan.
Terimakasih 😊

Kita (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang