kita (18)

3K 213 27
                                    

Selamat membaca 😊




















Shani saat ini berada di pesawat menuju ke Jogjakarta. Meninggalkan Jakarta kota yang penuh kenangan untuk nya. Meninggalkan seseorang yang sangat di sayangi nya. Dan juga luka yang diberikan untuk hatinya.

Shani berharap dengan kepergian nya bisa membuat Gracia gadis yang dicintainya itu bisa lebih baik lagi.
Shani meneteskan air matanya sungguh dirinya tak pernah terpikirkan untuk pergi dari Gracia gadis kesayangannya itu.

Namun karena suatu hal Shani terpaksa harus mengambil keputusan ini. Pergi menjauh dari gadis itu dan juga kota Jakarta.

Jogjakarta

Shani sudah sampai di kota kelahirannya yaitu jogjakarta. Shani akan kembali memulai kehidupan barunya di kota ini.

"Ci shaniiiiiii"panggil bocah kecil yang berlari kearah Shani saat gadis itu baru turun dari mobil yang menjemputnya dari bandara.

Shani yang melihat itu tersenyum dan merentangkan tangannya menyambut bocah kecil itu kepelukannya.
Memeluk bocah itu erat dan menggendongnya.

"Ya ampun, kamu udah gede sekarang ya Marsha"ucap Shani pada bocah itu.

"Iya dong, kan Marsha udah sekolah"jawab bocah itu yang bernama Marsha.

Shani hanya tersenyum dan berjalan kearah Oma dan opa nya yang sudah menunggu di depan pintu rumah.

Shani menyalami tangan Oma dan opa nya. Setelah sebelumnya menurunkan Marsha dari gendongan nya. memeluk mereka satu persatu.

Mereka segera masuk ke dalam rumah megah itu. Melepas rindu akan sang cucu yang lama tak pernah pulang ke Jogja itu.

Shani duduk di tepi ranjangnya mengamati kamarnya yang tak ada perubahan masih sama seperti sebelum dirinya dan keluarga pindah ke Jakarta.

Menatap kearah luar jendela. Fikirannya melayang ke kota yang baru saja ditinggalkan nya. Memikirkan sedang apa saat ini gadis kesayangannya itu.

Jakarta

Gracia saat ini sedang menatap langit tanpa bintang. Ditangannya terdapat sebuah kertas berisi surat dari gadis tercintanya.

Meremas kertas tersebut dalam genggamannya. Memantapkan tekadnya untuk berubah menjadi lebih baik lagi seperti keinginan gadis kesayangannya yang diucapkan lewat surat itu.

"Akan aku buktikan padamu ci. Saat kita bertemu lagi aku akan buat kamu bangga padaku. Dan kembali padaku."ucap Gracia mantap dengan kesungguhan hati nya.

Seseorang mendengar apa yang dikatakan oleh Gracia di balik pintu kamar gadis itu.

"Maafin papah ya gre. Papah terpaksa melakukan hal ini pada mu dan Shani."ucap orang itu dan berlalu dari sana.

Enam tahun kemudian

"Graciaaaa cepet bangun woi.! Ini udah jam berapa nanti kita terlambat buat meeting!"triak perempuan cantik yang sedang membangunkan temannya.

"Iya. Bentar lagi masih ngantuk banget nih"jawab Gracia yang masih dengan posisi tidurnya.

Perempuan yang sedang berusaha membangunkan temannya itu menjadi kesal dan berinisiatif untuk membangunkan temannya itu dengan cara lain.

Diambilnya guling yang berada di atas ranjang dan memukulkannya pada gadis yang masih tidur itu membuat yang dipukul terusik dan akhirnya bangun.

"Lo jahat banget sih nin. Bangunin gue gitu amat"Gracia berkata dengan berjalan menuju kamar mandi.

"Bodo amat. Siapa suruh susah buat di bangunin. Cepet ! Gue tunggu di mobil."ucap Anin cuek dan pergi dari kamar temannya.

.

.

Setelah selesai dengan pekerjaan kantor kini Gracia dan Anin sedang makan malam di restoran dekat kantor mereka. Mereka makan dengan tenang.

"Eh. Gimana kabar si Feni dan Ara ya? Udah lama juga gak kumpul bareng lagi sama mereka"Anin bertanya setelah menyelesaikan makan malamnya.

Gracia mengangguk setuju dengan ucapan Anin. Setelah lulus dengan pendidikan mereka jarang sekali bertemu dan berkumpul bersama lagi.

"Gimana hubungan Lo sama Sisca?"tanya Gracia balik.

"Hah? Gimana maksudnya?"Anin bingung dengan pertanyaan dari sahabatnya itu.

"Masih belum mengutarakan perasaan Lo ke dia?"Anin menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Gracia.

Gracia hanya menghela nafasnya tak mengerti pada sahabatnya itu yang sangat betah akan perasaannya yang tak pernah diutarakan.

Jogjakarta

Shani baru saja keluar dari ruang rawat pasien di ikuti satu perawat di belakangnya. Berbicara dengan perawat itu membahas tentang pasien yang baru saja di periksa nya.

Berjalan keluar dari gedung rumah sakit tempatnya bekerja dengan sesekali membalas sapaan para dokter dan perawat yang berpapasan dengannya.

Dari pandangan nya terlihat seseorang melambaikan tangan padanya. Shani tersenyum dan membalas lambaian tangan itu. Sedikit berlari mendekati orang itu.

"Sudah lama ya nunggunya?"tanya Shani pada orang itu saat sudah berada didekatnya.

"Gak kok. Aku juga belum lama sampainya"Shani mengangguk dan segera masuk kedalam mobil yang diikuti oleh orang itu.

Mobil itu melaju meninggalkan rumah sakit tempat Shani bekerja. Mereka mengobrol dan tertawa selama di perjalanan.

"Gimana? Masih belum menghubungi nya setelah sekian lama?"tanya orang itu dengan masih fokus menyetir mobil.

Shani menggelengkan kepalanya yang membuat orang disampingnya itu menghela nafas.

"Ini sudah 6 tahun loh Shan. Kamu benar-benar tidak ingin tahu keadaan nya sekarang?"Shani menatap orang di sampingnya itu.

"Entahlah. Aku bingung oniel."orang yang dipanggil oniel itu menggenggam tangan Shani.

"Ikuti kata hati kamu Shan."ucap oniel membuat Shani tersenyum dan membalas genggaman tangan pria disampingnya itu.

.

.

Sepasang sahabat sedang menikmati waktu bersama mereka di sebuah cafe. Mereka saling canda dan tertawa bersama.

"Gue fikir si gracia bakal ikut gabung. Ternyata dia kalah sama tumpukan map"ucap perempuan dengan gigi gingsul.

"Hanya Anin saja yang bisa ikut gabung dengan kita. Tapi kenapa tu anak lama banget deh"perempuan satu lagi berucap dengan nada sedikit kesal.

"Mungkin terjebak macet fen. Lo sabar aja. Kayak gak tau Jakarta aja sih Lo"perempuan yang di fen itu hanya mengangguk saja.

Dari arah pintu masuk cafe nampak perempuan cantik yang sedang ditunggu oleh dua orang tadi.

"Eh. Sory sory telat . Macet banget tadi jalanan nya"ucap perempuan itu yang baru saja datang.

"Gak pa-pa kok nin. Santai aja kita juga belum lama kok. Duduk gih."perempuan itu segera duduk mengistirahatkan tubuh nya.

"Nih. Minuman kesukaan Lo udah gue pesenin buat Lo."ucap perempuan yang duduk disampingnya.

"Makasih ya Sisca. Lo emang yang terbaik deh"perempuan yang dipanggil Sisca itu hanya tersenyum saja.

Mereka kembali berbincang riang melepas rindu mereka karena jarang bertemu akibat kesibukan masing-masing.







.





.










TBC.

I'm back 😁

Tolong kritik dan sarannya 🙏

Terimakasih 🤗❤️

See you next part 🔜

Kita (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang