kita (12)

3.2K 225 6
                                    

Selamat membaca 😊
Semoga suka ya 😊


.

.

.

.

.

.

.

Hari ini Shani sudah masuk sekolah lagi setelah tiga hari tidak masuk. Keadaannya sudah kembali baik. Dan tentu saja Shani sudah merindukan suasana sekolah nya. Apa lagi sebentar lagi ujian sekolah di mulai hanya tinggal beberapa bulan lagi.

Namun kali ini ada yang berbeda dari Shani. Banyak pasang mata yang menatap takjub tak percaya sejak  Shani turun dari mobil bersama vino. Tak ada lagi Shani yang rambutnya di kuncir dua, tak ada lagi kacamata yang bertengger di hidung nya, yang ada hanya Shani yang bagai bidadari tak bersayap.

"Astaga itu beneran ci Shani? Cantik banget weh"takjub Feni yang melihat perubahan penampilan Shani.
"Bener banget fen, gue mau deh saingan sama Gracia kalo yang di rebutin bidadari gitu"ucapan Anin barusan langsung mendapatkan tatapan tajam dari Gracia. Anin yang mendapatkan tatapan dari Gracia hanya nyengir gak jelas.
"Santai aja gre, gak kok gue gak bakal rebut tuh bidadari Lo"kekeh Anin pada sahabatnya itu.

.

.

.

.

Saat ini kantin sedikit lebih tenang dari biasanya, hampir semua murid laki-laki memandang pada satu objek saja, Siapa lagi kalo bukan Shani.
Sedangkan yang menjadi objek pemandangan hanya acuh dan asik mengobrol dengan teman-teman nya.

"Shan, Lo gak risih apa dilihatin terus sama mereka semua."Gaby berkata sedikit berbisik pada gadis yang duduk didepannya.
"Iya bener ci, gue aja risih tau."timpal Fiony.
"Biarin aja sih, nanti juga mereka bosen sendiri"ucap Shani yang menyuruh sahabat nya cuek akan sekitar mereka.

Rombongan Gracia dan kawan-kawannya baru saja memasuki area kantin. Mencari tempat untuk mereka namun sepertinya sudah tidak ada tempat, kecuali..

"Hallo kakak-kakak yang cantik, boleh kita-kita duduk disini? Karena tempat yang lain sudah penuh"suara seseorang itu mengagetkan rombongan Shani.
"Boleh kok Ara, sini-sini duduk semua, tempatnya cukup kok"Shani menjawab dengan senyuman.

Akhirnya rombongan itu pun duduk dengan Gaby, Fiony, Ara, Chika duduk di bangku yang sama sedangkan Shani, Gracia, Anin, Feni duduk di seberang mereka.

Mereka pun memakan makanan mereka dengan diselingi candaan yang membuat suasana kantin sedikit ramai.

.

.

.

.

.

Cuaca yang tak menentu terkadang membuat banyak orang kesal, dari yang saat siang panas tiba-tiba malam nya hujan, dan begitu sebaliknya.

Seperti saat ini saat pagi tadi terlihat cuaca yang cerah tanpa adanya menampakkan awan mendung sedikit pun, tapi kini di jam tengah hari malah turun hujan yang deras, membuat banyak murid berdecak kesal karena cuaca yang tak menentu.

Gadis itu menjulurkan tangannya ke arah air hujan yang menetes deras dari aliran genteng atap sekolahnya. Jari-jarinya bermain dengan air hujan. Matanya menutup menikmati suara rintik hujan yang sedang turun dengan derasnya. Bibirnya membentuk sebuah senyuman yang menawan memperlihatkan lesung pipinya.

Dari kejauhan seseorang memperhatikan apa yang dilakukan oleh gadis itu. Berjalan mendekati nya memakaikan jaketnya pada gadis itu.

"Kenapa malah main hujan sih ci, nanti sakit loh"ucapnya berdiri disamping gadis itu.
"Siapa yang main hujan sih ge"jawab gadis yang ternyata adalah Shani.
"Lah ini apa, tangan kamu basah nih karena main hujan"Gracia memegang tangan Shani.

Mereka terdiam menikmati kebersamaan mereka yang di temani suara hujan yang belum memberikan tanda-tanda akan segera berhenti.

Pandangan Shani terfokus pada seseorang lebih tepatnya pasangan di seberang sana yang juga sedang menunggu hujan berhenti. Namun pasangan itu terlihat seperti sedang berciuman? Walaupun pandangan nya terhalang oleh air hujan tapi Shani masih bisa mengenali mereka.

Ternyata tak hanya Shani yang melihat itu, Gracia gadis disampingnya itu juga melihatnya.
Mereka secara kompak menoleh mempertemukan mata mereka.

"Gaby" "vino"mereka menyebut nama itu dengan berbarengan. Shani tersenyum dan memutuskan kontak mata mereka.

"Anterin aku pulang ya ge, sepertinya aku bakal pulang sendiri deh"pinta Shani pada Gracia yang di angguki oleh gadis itu, namun di fikiran Gracia ada banyak pertanyaan menyangkut kejadian yang baru saja dilihatnya.

'apa hubungan Shani dan vino sebenarnya?'
'kalau mereka pacaran kenapa Shani tak terlihat terluka dan kecewa karena laki-laki itu sedang bermesraan dengan sahabatnya?'

.

.

.

.

.

Malam hari di kediaman keluarga Harlan sedikit ada kegaduhan dari sang kepala keluarga dan anak bungsunya.

"Pokok nya Zee mau pindah sekolah ke tempat ci gre sekolah"kukuh si bungsu pada keinginan nya.
"Kenapa gak tunggu setelah kenaikan kelas aja sih Zee"ucap sang kepala keluarga.
"Gak mau pah, pokok nya Zee mau segera pindah ke sekolahnya ci gre"si anak tetap pada kemauannya. Yang membuat sang kepala keluarga itu pusing.

Gracia yang dari tadi diam mendengarkan perdebatan itu menghela nafas.

"Emangnya kenapa sih Zee kok pengen pindah ke sekolah Cici"tanya gracia pada adik kesayangannya itu.
Zee yang mendapat pertanyaan itu dari sang kakak pun cemberut.
"Dari SD SMP bahkan SMA pun Zee gak pernah satu sekolah sama Cici"eluh Zee pada kakaknya itu dengan wajah cemberut nya.

Sang kepala keluarga yang mendengar curhatan anak bungsunya itu tiba-tiba berdiri dari duduknya.
"Besok papah ke sekolahan mengurus perpindahan kamu ke sekolah Cici kamu"ucap sang papah tersenyum dan mengacak rambut anak bungsunya itu lalu pergi menuju kamarnya.

Zee yang mendengar itupun langsung girang kesenangan dan memeluk kakaknya. Yang di balas oleh sang kakak dengan sayang.


'akhirnya kita bakal bertemu lagi, aahh sudah gak sabar deh'

.

.

.

.

.

.

Hari ini pihak sekolah menunda belajar mengajar di jam pelajaran pertama, karena para guru sedang ada rapat penting. Hal itu di manfaatkan oleh seluruh para murid untuk bersantai di kelas maupun di luar kelas seperti kantin, taman sekolah dan lapangan olahraga.

Seperti hal nya Gracia dan kawan-kawannya yang sudah standby di kantin jangan lupakan juga Zee yang sekarang sudah menjadi murid baru disini.

Mereka sedang asik bercanda dan menggoda Zee yang tak ingin pisah dari sang kakak yang membuat gadis itu kesal dan cemberut.

Suasana kantin yang tadinya sedikit ramai tiba-tiba menjadi tenang saat rombongan Shani masuk ke area kantin.
Shani, Gaby dan Fiony duduk tak jauh dari tempat Gracia dan kawan-kawannya duduk. Kali ini tak ada vino yang biasanya ikut bergabung dengan mereka.

Suasana kantin kembali seperti semula dengan sesekali terdengar pujian untuk sang bidadari sekolah.


'akhirnya aku bisa melihat mu lagi, senyuman mu semakin membuat ku terjatuh pada perasaan ini'



.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC.
Akhirnya dapet mood lagi buat nglanjutin ni cerita.
Nyambung gak sih cerita nya sama part-part yang kemarin?
Seru gak sih ceritanya?
Mohon kritik dan sarannya ya 🙏
Maaf juga kalo jelek dan banyak typo 🙏
Terimakasih sudah mampir 😊😊

Kita (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang