kita (11)

3.1K 240 9
                                    

Selamat membaca :)

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Mobil Gracia sudah sampai di rumah Shani, vino segera masuk kerumah Shani dengan menggendong gadis itu diikuti Gracia di belakangnya. Mereka langsung menuju kamar Shani tanpa memperdulikan tatapan bingung dari keluarga Shani.

Ya seseorang yang diikuti oleh Gracia di sekolahan tadi adalah vino. Saat Gracia sampai ke tempat tujuannya vino sudah keluar dari ruangan itu dengan menggendong Shani yang tak sadarkan diri.

.
.

Setelah masuk ke kamar vino langsung menidurkan Shani di kasurnya. Di belakangnya sudah ada gracia juga keluarga Shani. Raut wajah mereka sangat kawathir apalagi bunda nya Shani.

"Shani kenapa vino?"tanya bunda Shani pada vino setelah wanita itu duduk disamping putrinya dan menggenggam tangan putrinya.

"Maaf bunda. Vino gak bisa jaga Shani."sesal vino pada bunda Shani.
"Maafin vino bunda"tangis vino.

"Beby cepat telfon dokter Rika."ucap bunda Shani pada putri sulungnya.
"Iya bunda, Beby telfon sekarang."kakak Shani itupun langsung menelpon dokter pribadi keluarga nya.

Gracia yang dari tadi hanya diam. Gadis itu bingung, kawathir, dan merasa bersalah. Gracia bingung apa hubungan vino dengan Shani dan keluarga Shani. Gracia kawathir dengan keadaan Shani gadis kesayangan nya itu. Dia merasa bersalah karena tak bisa melindungi gadis itu tak bisa selalu ada disaat gadis itu butuh. Gracia menangis dalam diam disana.

.

.

.

*Skiip*

.

.

.

Saat ini Gracia, vino dan keluarga Shani berada di ruang tamu. Shani sudah di periksa oleh dokter Rika. Keadaannya tidak apa-apa hanya shock dan butuh istirahat yang cukup.

"Maaf Tante, Gracia pamit pulang dulu, ini sudah malam Gracia belum pamit sama orang rumah tadi."ucap Gracia memecahkan keheningan di ruang tamu itu.

Bunda Shani yang mendengar itu tersenyum ramah pada Gracia.
"Maaf merepotkan kamu ya gre, terimakasih sudah mau direpotkan sama Shani."ucap bunda Shani.
"Gak papa kok Tante, gre yang harus nya minta maaf, karena gre gak bisa jaga Shani di sekolah"sesal Gracia dan menundukkan kepalanya.
"Ini bukan salah siapa-siapa kok gre, ini sudah takdir."
"Yang terpenting Shani gak apa-apa, itu sudah cukup buat Tante"bunda Shani mengelus pelan tangan gracia menenangkan gadis itu.

Gracia pun pamit dan pergi dari rumah Shani menuju kerumahnya.

.

.

.

.

.

.

.

Saat ini dikamar Shani ramai dengan teman-temannya, setelah di beri tau oleh Gracia apa yang menimpa Shani teman-temannya pun langsung mampir kerumahnya setelah pulang sekolah.

Shani yang mendapat kunjungan itupun senang, sedikit terhibur dengan adanya mereka.

Mereka bercanda saling mengejek saling ribut tanpa malu dengan keluarga Shani yang ada di lantai. Bawah.

Kita (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang