kita (17)

3K 201 13
                                    

Selamat membaca 😊
Semoga suka 🙂

.




.




Gracia berjalan sedikit lebih cepat agar sampai pada tujuannya yaitu kelas Shani. Sudah dua hari kekasihnya itu mendiamkan nya tanpa menjelaskan apapun padanya.

Gracia bingung ada apa sebenarnya. Dia butuh penjelasan. Saat dirinya sudah sampai dapat di lihatnya Shani sedang mengobrol dengan Gaby dan Fiony.

Gracia berjalan mendekat dengan senyuman yang selalu membingkai wajahnya. Senang karena akhirnya bisa bertemu dengan Shani.

Namun belum sampai dirinya didekat Shani. Gadis itu sudah ingin beranjak pergi dari sana. Tak ingin membuang kesempatan Gracia menghadang Shani.

"Ci. Aku mau bicara."Gracia menatap Shani dengan bingung.
"Kenapa Cici menjauh dari aku dua hari ini"
"Telfon ku tak pernah Cici angkat chat ku pun gak pernah di bales."Shani hanya diam saja mendengar pertanyaan dari Gracia dan tetap pergi dari kelasnya.

Gracia hendak menyusul Shani namun di tahan oleh Gaby.

"Kalo kamu hanya ingin bermain-main dengan sahabat ku. Lebih baik kamu lepasin Shani gre."setelah mengatakan itu Gaby pergi menyusul Shani di ikuti Fiony dibelakangnya.

Ucapan dari Gaby itu membuat Gracia semakin bingung dan tak mengerti.

.

.

Anin, Feni, Sisca dan Gracia sedang berkumpul di atap sekolah mereka membolos di jam pelajaran terakhir.
Ara tidak mungkin ikut membolos karena masih sayang dengan percintaannya dengan Chika.

"Lo apain ci Shani sih gre?"pertanyaan Anin membuat kedua temannya memandang Anin bingung.

"Gue lihat ci Shani nangis waktu dia pulang dari ketemu sama Lo"kali ini Gracia menatap Anin kaget.

"Ci Shani menangis? Dia ada cerita sama Lo gak kenapa dia nangis?"pertanyaan balik dari Gracia membuat Anin menatap sahabatnya itu bingung.

"Lo ada masalah apa sama ci Shani sampe-sampe ci Shani nangis gre?"Feni ikut bertanya pada Gracia yang di balas gelengan oleh gadis itu.

Akhirnya Gracia menceritakan apa yang terjadi pada teman-temannya. Dia bahkan meminta bantuan pada Anin untuk membantunya mencari tau kenapa Shani bisa semarah ini padanya.

.

.

Ini sudah seminggu semenjak Gracia mengetahui masalah kenapa bisa kekasihnya itu semarah ini padanya. Dan gadis itu sungguh menyesali atas perbuatannya itu. Sungguh Gracia tidak akan menyangka jika akan serumit ini.

Kini Gracia sedang menunggu Shani di taman belakang sekolah mereka. Kekasihnya itu mengirimkan pesan untuk bertemu di tempat ini.

Perasaannya kini campur aduk antara senang akan bertemu dengan Shani dan takut akan kemarahan gadis itu. Dirinya mempunyai firasat buruk akan hal ini.

Gracia melihat Shani yang berjalan mendekat kearah nya sekarang. Berdiri didepannya dengan aura yang berbeda.

Shani menatap Gracia dengan tatapan datar tanpa ekspresi. Itu membuat Gracia semakin yakin akan firasat buruknya.

"Ge. Kita putus aja"

Ctarr

Bagai terkena Sambaran petir ucapan Shani membuat Gracia terdiam mematung. Tak percaya akan pendengaran nya. Berharap apa yang dikatakan oleh gadis didepannya itu hanya ilusi.

"Besok aku berangkat ke Jogja. Melanjutkan pendidikan ku disana."

"Kamu baik-baik disini. Kalo kita berjodoh pasti kita akan dipertemukan kembali ditempat pertama kali kita bertemu"

Kita (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang