kita (15)

3.2K 203 12
                                    

Selamat membaca 😊
Semoga suka 🙂

.

.

.

.

.

.

Hari ini Shani pergi ke rumahnya Anin untuk membujuk papi nya Anin seperti yang dikatakan nya pada teman-temannya tempo hari.

Selama perjalanan Shani memikirkan apa yang harus di katakan nya pada papi nya Anin supaya papi nya Anin itu setuju untuk membatalkan kepindahannya.
Shani diantar oleh sang kakak yaitu Beby.

"Dek, kamu yakin mau ngebujuk om Anton? Kamu kan tau sendiri dek kalo om Anton galak juga tegas banget"tanya Beby pada Shani.
"Usaha dulu aja kak, siapa tau luluh nanti om nya"jawab Shani seadanya. Beby yang mendengar jawaban dari Shani mengangguk mengerti.

Butuh waktu 45 menit untuk sampai ke rumah Anin dari rumahnya. Kini Shani sedang berada di kamar Anin yang sang empunya sedang sedih karena memikirkan harus pergi dari Jakarta.

Shani mendekat kearah Anin memeluknya dari samping menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu.

"Aku bantuin kok ngomong lagi sama papi kamu."ucap Shani yang membuat Anin melihatnya tak percaya.

"Beneran Shan?"tanya Anin memastikan yang di angguki oleh Shani. Anin langsung membalas pelukan dari Shani dengan senang.

"Makasih ya"ucap Anin.

.

.

Shani berada di ruang kerja om nya itu. Memperhatikan om nya dengan deg-degan karena Shani tau cukup sulit untuk membujuk om nya itu.

"Jadi Shani, apa yang mau kamu omongin sama om, Hem?"pertanyaan dari papi nya Anin itu membuat Shani sedikit takut dan was-was.

"Om, apa gak bisa Anin ditinggal di Jakarta aja? Anin bisa tinggal sama aku om."usul Shani pada papi nya Anin.

"Om, masih bisa mantau Anin dari aku, kak Beby atau kalo perlu dari ayah sama bunda."lanjut Shani.
"Ayah sama bunda pasti setuju kalau Anin ikut kita."Shani masih berusaha membujuk papi nya Anin.
"Plis om. Kasian Anin yang harus beradaptasi lagi dengan suasana disana."mohon Shani pada om nya itu.

Sedang papi nya Anin hanya diam saja mendengarkan ucapan dari keponakan nya itu. Menimbang-nimbang usulan dari Shani.

Shani menunggu jawaban dari om nya itu dengan was-was dan terus berdoa dalam hati berharap om nya setuju dengan usulan yang di berikan nya.

"Baiklah. Om setuju dengan usulan kamu Shani"ucap papi Anin yang membuat Shani langsung berdiri dari duduknya dengan senang. Sedang om nya yang melihat tingkah Shani hanya tersenyum menggelengkan kepala.

.

.

Siang di kantin sekolah geng nya Gracia sedang menikmati makanan yang mereka pesan dengan tenang tanpa ada yang bersenda gurau seperti biasanya.

"Kak Anin beneran mau pindah ya?"Ara memulai pembicaraan bertanya pada teman-temannya.
"Gak tau Ra, dari tadi Anin di kelas juga diem-diem aja gak ada ngomong apa-apa"jawab Feni dengan lesu.

Shani dan gracia yang mendengar itu hanya diam saja. Mereka sedang menanti Anin untuk menyusul ke kantin.

"Hai semuanya"sapa Anin yang telah bergabung dan duduk di samping Sisca.

"Hai Anin"jawab gracia dan Shani bersamaan.

Anin yang hanya mendengar jawaban dari Shani dan gracia menatap teman-temannya yang lain yang tidak menjawab sapaan nya tadi.

Kita (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang