kita (10)

3.1K 209 0
                                    

Selamat membaca :)

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seminggu semenjak Niko mengajak Shani balikan semua berjalan seperti biasa nya. Hanya saja perbedaan nya ada pada Niko yang sering ikut gabung dengan geng Gracia selama itu ada Shani, karena Shani belum memberikan jawaban atas ajakannya. Vino yang semakin lengket dan dekat dengan Shani. Gracia yang semakin merasakan perasaan cinta pada Shani dan cemburu karena vino dan Niko yang selalu mencoba untuk dekat dengan Shani. Sedangkan teman-temannya yang mengetahui perasaan Gracia pada Shani hanya bisa menguatkan Gracia.

"Baiknya Lo cepet-cepet deh ungkapin perasaan lo ke ci Shani, gre"ucap Feni pada gracia setelah bel istirahat berbunyi dan guru sudah pergi dari kelas mereka.

"Iya bener itu gre, atau Lo mau keduluan sama kak vino dan kak Niko?"Sisca ikut memberi saran. Anin yang mendengar itu mengangguk setuju. Gracia yang mendengar pendapat dari teman-temannya itu menjadi sedikit ragu.

"Gue gak yakin deh, gue takut"ucap Gracia dengan nada lirih. Anin yang mendengar itupun menepuk pundak Gracia dan tersenyum.
"Kalo Lo takut di tolak itu urusan belakangan gre, yang terpenting lo udah ungkapin perasaan Lo ke dia"Anin menyemangati sahabatnya itu.

Gracia memandang ke arah teman-temannya itu dan di balas senyuman dan anggukan oleh mereka.

.
.
.
.

*Skiip*

.
.
.
.

Gracia berjalan menuju kelas Shani, yah gadis itu sudah membulatkan tekad nya untuk mengungkapkan perasaan nya pada Shani. Saat sudah sampai ternyata Shani tidak ada di kelas dan dari apa yang di bilang oleh teman sekelas Shani ternyata Shani sudah pergi ke kantin dengan Gaby , Fiony dan juga vino.

Gracia pun pergi menyusul Shani ke kantin. Dia bisa melihat di salah satu meja kantin ada gadis yang di carinya sedang duduk membelakangi nya bersama vino dan Fiony.

Gracia menghentikan langkahnya karena kejadian tak terduga di depan matanya. Gadis itu melihat vino yang mendekatkan wajahnya ke wajah Shani seperti orang yang akan berciuman. Gracia meremas dadanya yang tiba-tiba sesak dan sakit dan memutuskan untuk pergi dari sana.

'apa aku sudah terlambat ci? Apa aku sudah tak ada harapan? Kenapa ini sakit banget ci?' air mata Gracia jatuh menetes di pipinya. Gracia menangis karena keterlambatan nya.

Gracia pergi ke toilet untuk mencuci muka dan menenangkan perasaan nya. Gracia menatap dirinya sendiri di cermin toilet. Berargumen dengan perasaan nya.

Gracia akan tetap mengutarakan perasaan nya pada Shani besok. Apapun jawaban Shani nantinya Gracia akan terima. Gracia sudah tak bisa menahan perasaan nya pada gadis berlesung pipi itu. Meski Shani akan membencinya sekalipun Gracia akan tetap mengutarakan nya.

.
.
.
.
.

*Skiip*
*Pulang sekolah*

.
.
.
.
.

Gracia akan pulang bareng dengan Shani gadis kesayangan nya itu, dia sudah mengirim pesan pada Shani bahwa Gracia akan menjemput nya di kelas. Saat sudah tiba di kelas Shani sudah tidak ada, bukankah gadis itu bilang kalau dia akan menunggu nya di kelas? Lalu kenapa sekarang sudah pergi lebih dulu?.

"Eh maaf kak, ci Shani kemana ya apa sudah pulang duluan?"tanya Gracia pada salah satu teman sekelas Shani.
"Sepertinya iya deh bareng dengan Niko, soalnya tadi shani di tarik gitu sama Niko."ucap teman sekelas Shani dan pergi dari sana.

'Di tarik? Kenapa perasaan gue jadi gak enek gini yah? Atau jangan-jangan kak Niko mau macem-macem sama ci Shani. Gue harus cari mereka' gracia langsung pergi dari kelas Shani dan mencari gadis itu. Perasaan nya menjadi tidak karuan.

Sedangkan Shani di bawa paksa oleh Niko ke area yang sepi di belakang sekolah.

"Lepas gak Niko, Lo mau bawa gue kemana sih"ronta Shani berusaha melepaskan cengkraman tangan pria yang menarik nya itu.

Niko hanya diam saja dan terus menarik Shani membawanya ke arah gudang lama sekolah yang memang sudah tak terpakai. Shani yang tau tujuan Niko semakin ketakutan dan terus berusaha melepaskan cengkraman tangan Niko. Tapi cengkraman itu sangat kuat dan itu membuat tangannya terasa sakit.

"Lepas Niko"teriak Shani pada Niko berharap bahwa teriakan nya itu bisa terdengar oleh orang lain dan menyelamatkan nya saat ini. Niko tetap tak menggubris teriakan Shani dan membawa masuk Shani ke gudang lama sekolah, mengunci pintu gudang itu.

Shani semakin ketakutan saat melihat senyum Niko. Shani berjalan mundur saat pria itu maju mendekat kearah nya. Shani berharap pria di depannya itu tak akan melakukan hal-hal yang aneh-aneh.

Gracia terus mencari Shani kesemua ruangan, fikiran nya kacau memikirkan gadis itu. Berharap gadis itu baik-baik saja. Gracia sekelebat melihat seseorang lari kearah belekang sekolah lebih tepatnya kearah gudang lama sekolah. Tanpa pikir panjang Gracia mengikuti orang itu.

Gracia berhenti berlari saat dia melihat seseorang yang diikuti nya sedang menggendong seorang gadis yang dia yakini itu adalah Shani gadis yang sedang dia khawatirkan. Pria itu berhenti di depan nya melirik Gracia.
"Antar kita pulang ke rumah shani pakek mobil Lo"
"Cepat Gracia" pria itu berkata dengan tegas dan segera pergi ke parkiran ada nada kawathir di dalam ucapan itu. Gracia pun langsung mengikuti pria itu. Dia pun juga kawathir sangat kawathir malah.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC.
Bisa tebak kan apa yang terjadi?
Maaf bila ada typo 🙏
Kritik dan saran di perlukan.
Terimakasih 🙏☺️

Kita (Greshan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang