13

659 48 0
                                    

2 bulan telah berlalu... namun shani belum mengetahui kemana gracio pergi . Dia benar benar merindukan lelaki yang sangat menyayangi nya walaupun mereka sudah tidak punya hubungan spesial. Shani selalu menghubungi hp gracio namun hp itu sama sekali tidak aktif . Dihari ini shani mulai kembali melakukan aktivitas nya di kampus tanpa diantarkan oleh lelaki kesayangan nya , gracio. Shani mempelajari pelajaran yang diberikan dosennya agar dia bisa tau lebih dalam . Selama 2 bulan itu hari hari shani sangat lah kesepian karena tidak adanya kehadiran gracio.

" kamu dimana sih? aku merindukanmu " batin shani sambil menatap ke arah luar jendela.

Seperti yang kita tau gracio berada di sydney untuk melakukan pengobatan sedikit tapi bukan itu saja kinal dan veranda mencoba melatih gracio agar menggunakan instingnya setiap mau berjalan. Gracio juga sebenarnya merindukan perempuan yang masih menjadi tokoh utama dalam cerita nya , yaitu shani. Kerinduan adalah perasaan yang gracio dan shani rasakan semenjak kehilangan satu sama lain. sabar gais author ngetik kayaknya dari jiwa banget , lanjut.

" ma , pa? " panggil gracio yang mencoba mencari keberadaan orang tuanya.

" iya kenapa cio? " jawab kinal yang langsung menatap anaknya itu.

" aku kan udah nepatin janji papa sama mama sekarang giliran mama dan papa yang nepatin janji aku " ucap gracio sambil tersenyum kepada kinal yang kini berada didepan gracio.

Kinal yang tau apa janjinya kepada anaknya sempat terdiam karena kinal tak ingin anaknya sakit hati lagi dan akan berkorban lagi untuk shani. Veranda langsung menghampiri kinal dan sedikit menenangkan kinal agar dia tidak terbawa masa lalu.

" maaf papa ga bisa nempatin janji papa untuk sekarang " ucap kinal lalu berjalan meninggalkan gracio dan veranda.

" pa kok gitu , pa! " teriak gracio namun sama sekali tidak dibalas oleh kinal.

Veranda tau anaknya sudah benar benar menepati janjinya sekarang waktunya mereka yang menepati janji mereka untuk gracio. Veranda menuntun gracio ke ruang tamu untuk mengobrol dengan kinal , kinal benar benar pusing untuk menepati janjinya.

" pa.. " panggil gracio yang ingin membicarakan ini baik baik.

" papa gabisa cio " ucap kinal sambil menatap gracio.

" kenapa pa... papa kan udah janji " ucap gracio yang menanyakan apa alasan kinal tidak bisa menepati janjinya.

" cio kalau kamu balik lagi ke jakarta dan ketemu shani kamu pasti akan mengorbankan sesuatu lagi hanya untuk shani " ucap kinal yang nadanya sedikit keras namun ada benarnya juga.

" tapi cio ga papa kok pa " jawab gracio yang semakin membuat kinal tak menepati janji nya.

" cukup gracio! ini udah berlebihan papa ga mau kehilangan kamu lagi , ayah mana yang ga merasakan sakit ketika anaknya mengorbankan semuanya hanya untuk 1 wanita " ucap kinal yang mulai meninggikan nada bicaranya.

Gracio kali ini terdiam karena dirinya tak tau lagi mau berbicara seperti apa. Kinal menghela nafas panjang sedangkan gracio langsung berdiri dari sofa dan mencari jalan menuju kamarnya. Veranda mencoba untuk mengobrol dengan kinal. Gracio duduk diatas kasurnya dan melipat kedua tangannya lalu berdoa kepada Tuhan . Setelah selesai berdoa , gracio memikirkan shani yang berada sangat jauh dari nya. Apakah dia baik baik saja tanpa aku? Pertanyaan itu yang sekarang mengelilingi pikiran gracio. Suara telfon yang berasal dari hp gracio membuat gracio langsung mencari hpnya sampai disaat gracio mengambil hpnya dan mengangkat nya.

" halo kawan! "

" bisa gausah teriak? lama lama gw budeg "

Beda agama [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang