2

1.5K 101 0
                                    

Malam pun tiba sekitar pukul 9 malam pintu rumah gracio diketuk , gracio yang kebetulan sedang duduk duduk di ruang tamu langsung membuka kan pintu rumahnya dan melihat shani yang ternyata adalah orang yang mengetuk pintu rumahnya.

" malam cio " ucap shani sambil tersenyum menatap gracio.

" ya malam , kenapa? " tanya gracio dengan nada sedikit berbeda dari biasanya.

" kamu kenapa kok tinggalin aku sama olla di Indonesia resto ? kan aku malu tau harus ngerepotin temen aku " ucap shani yang berbohong kepada gracio. Gracio tau shani berbohong dengan kata kata terakhir nya.

" kamu bilang temen? oke fine , fine . Temen apa yang ngasih buket bunga yang ada tulisan nya " jangan marah marah lagi pacar aku " batas pertemanan sekarang gitu ya " ucap gracio dengan nada yang sedikit marah .

Shani hanya terdiam dan menundukkan kepalanya . Tiba tiba veranda memanggil mereka berdua untuk makan bersama , gracio pun mengajak shani masuk kedalam . Pintu rumah gracio langsung ditutup , gracio dan shani berjalan menuju ruang makan dan sesampainya di sana mereka langsung duduk depan depanan. Makanan sudah tersaji mereka pun tidak lupa berdoa . Gracio langsung menggenggam kedua tangan nya sendiri dan menutup matanya , shani kembali merasakan sakit di hatinya. Shani pun membuka tangannya lalu mulai berdoa. Gracio pun melepaskan genggaman kedua tangan nya lalu membuka matanya dirinya melihat shani yang sedang berdoa dirinya pun sedikit tersenyum walaupun sakit di hati. Shani pun selesai berdoa dan langsung memakan makanan nya beberapa kali shani menatap gracio. Gracio sama sekali tidak mau menatap shani.

" Gimana ? masih bisa nahan hubungan kalian? " ucap Kinal yang membuat gracio tersedak makanan nya.

Gracio pun langsung minum air putih yang sudah disediakan oleh veranda.

" pelan pelan makanya kalau makan " ucap veranda sambil tersenyum menatap gracio. Gracio hanya menganggukkan kepalanya.

" jadi gimana ? " ucap kinal yang masih menanyakan soal hubungan mereka.

" masih " ucap shani yang kembali berbohong kepada gracio dan keluarga nya , shani menatap gracio yang sedang menatapnya dengan tatapan tajam. Gracio cuman bisa menatap tanpa harus melakukan apa apa.

Gracio pun selesai makan nya . Gracio langsung berdiri dari kursinya dan mengangkat piring nya lalu meletakkan di tempat cucian piring . Gracio langsung berjalan menuju luar rumah dan lagi lagi berkelahi dengan pikiran nya sendiri.

" kenapa harus bohong sih? jujur kan lebih baik ... " batin gracio yang masih marah dengan shani.

Shani tiba tiba keluar dari rumah gracio . Gracio yang melihat shani berdiri di sampingnya hanya terdiam dan tak menatap shani melainkan menatap langit.

" gracio? " panggil shani dengan nada yang lembut.

" gak shan , kenapa harus bohong sama aku dan keluarga aku sih... " ucap gracio yang sangat terbawa suasana hati nya.

" maafin aku gracio " ucap pelan shani yang masih bisa di dengar oleh gracio.

" ya semua organ tubuh aku bisa maafin kecuali hati , aku ga bisa " ucap gracio yang masih merasakan sakit dihatinya.

Shani pun mencoba menenangkan gracio namun saat itu gracio memang benar benar sakit dengan semuanya itu . Tiba tiba hal yang tidak ingin di dengar kan oleh gracio menjadi kenyataan.

" kisah kita berhenti sampai sini aja ya " ucap shani dengan sangat mudah tanpa memikirkan beberapa hal.

" wah , wah dah gila kamu shan . Kamu dengan mudahnya ngomong kisah kita berhenti sampai sini. Wah dah gila kamu shan " jawab gracio yang kembali merasakan hatinya ditusuk oleh panah beribu-ribu.

Beda agama [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang