Pagi readers
Happy reading
"Saya gak papa pak, tadi cuman pundak saya kehantam balok yang jatuh" kata Daren. Flavia yang mendengar itu pun langsung menghampiri Daren dan memeriksa punggung Daren
"Shhsh aahwww"
Flavia melihat luka Daren yang mengalirkan darah, baju seragam Daren pun banyak bercak darah
"Ayo ke rumah sakit." kata Flavia yang langsung menarik tangan Daren
Daren yang kaget karna langsung ditarik begitu aja pun hampir terjatuh karna tubuh nya tak siap
"Pelan pelan" kata Daren yang tak digubris oleh Flavia
Daren memasuki mobil yang dikendarai Flavia
"Sini gue aja yang nyetir" kata Daren
Flavia yang mendengar itu pun langsung menatap Daren dengan tatapan yang siap memakan siapa aja
"Bisa diem gak sih, lo itu lagi sakit" kata Flavia
"Iya iya" kata Daren
Seperti anak kecil yang sedang dimarahi sang ibu karna membeli permen. Itu lah posisi Daren sekarang
Tapi ia senang dengan posisi sekarang, ia jadi bisa tau bahwa Flavia mengkhawatirkan nya
Sampai di rumah sakit ia langsung masuk ke dalam bersama Flavia
Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka, mungkin karna penampilan Daren yang seragam nya terdapat bercak darah
Tidak perduli mereka semua akan menganggap Daren remaja yang nakal atau bagaimana. Karna kenyataan nya pun tidak seperti itu
Daren dan Flavia berjalan di koridor untuk masuk ke lift
Mereka memasuki lift dan langsugh memencet tombol untuk pergi ke lantai 15
Sampai di lantai 15 mereka langsung duduk di kursi yang di sediakan di sepanjang koridor
"Kok bisa kayak gini, lo sih sok sok an mau nyelametin Bu Netty" marah Flavia kepada Daren yang sedang meringis karna luka nya sangat perih
"Ck, ya kan biar Bu Netty selamat" kata Daren
"Padahal mah biarin aja tuh guru di dalam ketakutan" kata Flavia
Bisa dibilang ia anak yang tidak patuh, dan songong tapi itu hanya bercanda dan kesal karna Bu Netty yang selalu memperlakukan muridnya tidak baik. Semoga dari ada nya peristiwa gempa ini Bu Netty sadar dan insyaf
"Gak boleh gitu" kata Daren
Saat mereka sedang adu mulut tiba tiba ada suster keluar dari sebuh ruangan dan langsung memanggil nama Daren
Daren dan Flavia memasuki ruangan itu dan langsung bertemu dengan Dokter yang sedang duduk di kursi yang dan membaca file yang penting
"Silahkan duduk" kata Dokter kepada mereka berdua
Flavia dan Daren duduk. Mereka terlihat canggung
"Santai aja, gak usah canggung. Saya udah tau Daren kenapa, saya juga gak akan berfikir negatif sama kalian" kata Dokter yang dapat menenangkan pikiran serta hati Flavia
"Daren silahkan berbaring di brankar untuk saya periksa" kata Dokter
Daren mengangguk dan langsung berdiri dari duduk nya untuk menuju brankar
Ia di periksa mulai dari detak jantung, pernafasan, dan yang paling penting luka yang ada di pundak nya
Saat luka itu di sentuh oleh Dokter ia meringis karna darah yang masih saja mengalir. Bahkan sekarang semakin banyak
"Suster tolong siapin alat buat ngejahit luka nya ya" kata Dokter
"Baik dok" kata Suster dengan anggukan kepalanya
"Daren Daren, kalau ke rumah sakit pasti ada aja yang luka. Kamu gak cape nahan sakit dan perih?" tanya Dokter
"Saya juga sebenarnya cape dok, tapi ya mau gimana lagi. Kalau saya gak ke rumah sakit nanti yang ada infeksi" kata Daren
"Terus nanti kalau infeksi, jadi bau, nanti Daren meninggal gimana dok" kata Daren dengan bodoh nya
"Kamu kalau ngomong ngawur aja" kata Dokter yang dapata mengundang tawa Daren
Daren memang sudah dekat dengan Dokter Fariz dari dulu. Makanya ia tak canggung seperti Flavia saat bertemu Dokter Fariz
"Dok ini sudah siap alat nya" kata Suster yang masuk dengan membawa beberapa alat jahit
"Daren sekarang kamu duduk tegak dan jangan gerak ya" kata Dokter
"Tapi dok saya takut" kata Daren
"Udah gak usah takut, cepetan kamu" kata Dokter yang langsung di angguki oleh sang empu
Daren mulai duduk tegak dan otomatis menghadap ke arah Flavia
Dokter mulai mengambil alat nya dan langsung menjahit luka Daren
Daren meringis sangat kuat saat merasa kulit nya di jahit
Persetan dengan rasa malu nya. Ini sungguh sakit dan perih
Dua puluh menit sudah berlalu, dan sekarang Daren sudah selesai di jahit
"Makasih ya dok" kata Flavia
"Iya sama sama, sekarang kalian pulang ya. Udah malam juga" kata Dokter Fariz
"Iya dok, assalamuallaikum" kata Flavia dan Daren
"Waalaikumsalam" kata Suster dan Dokter
-Author
"mencintai tidak harus memiliki" tapi pada dasarnya manusia adalah makhluk egois yang menginginkan segalanya
Wajib vote
🪐🪐
KAMU SEDANG MEMBACA
Flavia
Teen FictionFlavia Narana gadis cantik nan anggun yang terlahir di keluarga sederhana, dan tidak pernah menyusahkan orang orang disekitarnya dan juga Flavia sangat berusaha untuk menyembunyikan kesedihan nya di depan orang-orang, karna ia tahu mereka hanya pena...