Prolog

30 3 0
                                    

"Semuanya sudah siap!"

Dua puluh pemain peringkat teratas sedang berada di hutan Cahkam. Di antara mereka ada Mhanti, salah satu pemain unggulan yang berada di posisi 54 pada peringkat dunia. Dia dan kawan guildnya berkumpul disini.

Sebagai pemimpin guild, Mhanti membuat formasi untuk menggerebek boss monster, itu adalah pemandangan beberapa pemain top dunia.

"Satu menit sebelum boss respawn!"

Lima penyihir, empat tank dan sisanya dealer jarak dekat, masing-masing adalah orang kuat kelas atas. Itu adalah komposisi umum dalam penyerangan boss monster.

Berlalunya waktu membuat mereka gugup dan tanpa sadar mereka menegang. Mereka berkeringat di hutan dingin ini.

Hutan Cahkam, sebuah hutan yang berada di perbatasan kerajaan Valuran, dan boss monster "Earth Tree", respawn setiap tiga minggu sekali. Earth Tree sangat kuat, banyak rumor mengatakan itu tidak bisa dikalahkan dengan 100 pemain.

"Kita adalah pemain peringkat teratas!"

Mhanti meningkatkan moral pasukan. Dia dan anggotanya sudah melakukan persiapan selama seminggu terakhir untuk memperkuat item mereka. Semuanya hanya ditujukan untuk menyerbu bos Earth Tree.

"Tiga puluh detik lagi!"

Mereka memantapkan lagi mental dan hati mereka. Memperkuat pijakan dan menggenggam erat senjata mereka.

"Sepuluh detik lagi!"

Dalam waktu ini, tanah bergetar dahsyat. Pohon di sekitar mereka tenggelam ke dalam tanah, seperti lumpur hisap.

Ekspresi mereka menegang lagi. Sejauh seratus meter, semua pohon sudah tidak bisa dilihat lagi dan hanya menyisakan dataran luas seperti lapangan. Sangat luas sehingga mereka pikir awalnya sudah seperti itu.

"Ayo! Bersiaplah untuk guncangan!"

Mhanti mendorong hati mereka agar tetap teguh. Mereka mulai meminum ramuan buffing. Pohon besar dengan tubuh seperti manusia monster yang wajahnya terlihat mengerikan muncul dan menggoncang permukaan.

Itu adalah sebuah pohon dengan tinggi dua puluh meter. Kakinya besar dan ratusan jari-jari dibawahnya membentuk akar. Tangannya panjang serta kukunya tajam sehingga tidak heran jika itu langsung bisa memotong mereka.

[Earth Tree, boss monster telah muncul!]
[Hati-hati dengan tanah disekitar]
[Ketahanan fisik berkurang 20%]
[Ketahanan elemen tanah berkurang 50%]
[Anda dalam dominasi Earth Tree dan berada dalam kondisi putus asa]

"Ahhh!!"

Karena akar yang muncul tiba-tiba menyerang mereka, sebagian anggota sekarat dan jatuh dalam kondisi bingung.

Mereka yang terserang adalah para penyihir yang berperan penting. Sepertiga dari kesehatan mereka berkurang.

"Mereka sudah minum ramuan buff. Tapi, apa-apaan dengan tingkat kerusakan ini!"

Mhanti sebagai pemimpin lebih tenang dan memberi perintah untuk menyerang. Para tank maju di depan sementara yang berperan dalam kerusakan menyerang di belakang.

Semua penyihir siap bertempur setelah meminum ramuan pemulihan dan menenangkan diri. Setelah beberapa saat, delapan anggota mati, mereka sangat terpukul dan wajah mereka memucat.

Pohon tanah terus-menerus menyerang mereka tanpa henti. Guild Mhanti hanya bisa merusak 10% kesehatan Earth Tree.

"Rumornya benar! Bodohnya aku berpikir bisa membunuh monster ini."

Mhanti terdiam ketika dia menyaksikan anggotanya dibantai. Mereka tidak memiliki harapan untuk keluar dari situasi ini. Pada saat itu-

"Woah, jika dilihat dari dekat, ini bahkan lebih besar."

Seorang pemuda muncul di dekat mereka. Pemuda itu memakai pakaian biasa dengan pedang di pinggangnya. Dia juga membawa perisai kecil di tangan kirinya, dia seperti pemula yang sering terlihat di awal-awal game yang memakai senjata level rendah.

'Apa yang dia lakukan disini?'

Di benak Mhanti dia bertanya-tanya siapa yang datang. Kemudian dia menyaksikan pemuda itu maju melawan Earth Tree. Tanpa memedulikan rekan Mhanti, dia menyerbu tanpa rasa takut.

"Kau ingin bunuh diri!?"

Mhanti berteriak melihat pemuda konyol itu. Bahkan dia tidak memakai item perlindungan seperti zirah dan sebagainya. Dia hanya mengandalkan pedang pemula dan perisai kecilnya untuk menerobos.

'Dia akan mati.'

Semua anggota Mhanti berdiri dan menyaksikan pemuda itu melompat. Earth Tree menyadari kehadiran pemuda itu dan menyerang dia.

'Ah, orang bodoh itu. Dia memiliki metode yang buruk untuk mati.'

Semua anggota berpikir seperti itu. Namun, bertentangan dengan pemikiran mereka, pemuda itu memblokir serangan pohon tanah tepat dengan perisainya.

Busshhh!

Semua wajah anggota yang melihatnya tercengang dan merasa aneh. Pemuda itu menahannya seolah-olah itu mudah. Empat tank yang sudah merasakan kekuatan serangan Earth Tree, terdiam dan tidak bisa berkata-kata.

Pemuda itu mengayunkan pedangnya di ketinggian yang cukup dan memotong lengan Earth Tree.

"....!"

Mhanti sekali lagi mematung melihat adegan konyol itu. Dia mengira itu mimpi, tapi Tamanni tidak memiliki konsep seperti itu untuk para pemain.  Dia hanya bisa menerima itu sebagai kenyataan.

Pemuda itu mundur dan untuk pertama kalinya dia menatap Mhanti serta seluruh pasukannya.

"Apa yang kau lakukan?" Pemuda itu mengalihkan perhatiannya kepada Mhanti dan menatap tidak percaya. Dia sedikit marah dan melanjutkan, "Berhenti diam saja dan bantu aku!"

Mhanti mendapatkan kembali semangatnya dan bertanya, "Bagaimana kau baik-baik saja?"

Pemuda itu menjawab seperti sudah jelas.

"Itu efek class."

Sreng! Cang!

Pemuda itu bergerak melawan Earth Tree lagi. Mhanti tidak bisa menutup mulutnya dihadapan pemandangan yang spektakuler.

TamanniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang