Adam membunuh 5 preman, dia merasa puas dan memeriksa notifikasi yang sebelumnya.
[Anda telah membunuh semua kelompok Rok. Dimasa depan, gangster akan memusuhi anda]
Itulah yang didapatkan olehnya, dia acuh tak acuh terhadap pesan dari sistem. Dia memeriksa Barru, seluruh wajahnya terlihat kotor oleh genangan air.
Dia melotot kepada Adam, kagum bagaimana dia bisa mengalahkan 5 orang yang mengusiknya secepat angin. Dia tidak terluka, itu sudah cukup membuktikan kemampuannya.
Tentu saja Adam memang terluka dan Barru tidak mengetahui hal itu, lebih tepatnya dia mendapatkan luka sebagai ganti menggunakan skill Unsolved. Itu mengkonsumsi 50% kesehatannya.
'Aku harus memakai skill ini jika itu benar-benar diperlukan.'
Kali ini situasinya tidak serius. Meskipun tanpa Unsolved, dia yakin bisa menang jika 2-3 kali serangan membuat musuhnya berubah menjadi cahaya abu.
Unsolved adalah skill extreme yang mengkonsumsi 3 sumber daya sekaligus. Kesehatan, mana dan staminanya berkurang drastis sebagai ganti 1 detik immune terhadap serangan apapun.
Akan bagus jika serangan yang diblokir memiliki tingkat kerusakan yang cukup membuatnya terancam. Tapi sebaliknya, serangan yang tidak membuatnya dalam bahaya tidak perlu memakai Unsolved. Dia mengingat itu dalam hatinya.
Dia melirik Barru dan membuka mulutnya, "Apa kau Barru? Aku adalah Adam."
"Benar, terima kasih telah menyelamatkanku."
Dia menunduk dalam-dalam dan tampak cerah. Adam membaca ekspresinya dan kembali tersenyum.
"Apa kau bisa mengajariku cara menjahit?"
"Tentu saja! Tidak mungkin aku menolak penyelamatku."
Mendengar itu, dia senang dan mendorong Barru untuk cepat-cepat mengajarinya.
"Tunggu dulu, memang aku berkata akan mengajarimu, tapi saat ini tidak mungkin."
"Apa?"
"Seperti yang kau lihat tadi, para gangster di desa ini aktif dan membuat pasokan kainku menipis, orang yang selalu memasok kain dibegal dan sekarang aku hanya punya sedikit kain untuk membuat pakaian pelangganku."
Barru tampak menyesal memberitahu keadaan yang sebenarnya. Kainnya tinggal secuil lagi, untuk mengajarinya dia perlu kain yang lebih banyak dari sekarang.
Adam memperhatikan wajahnya dan berkata, ".... Aku mengerti."
"Aku benar-benar minta maaf."
"Yang perlu aku lakukan hanyalah mengatasi masalah ini, kan?"
"Eh? Itu benar, tapi apa yang akan kau lakukan?"
Adam menyeringai. Barru tidak mengerti apa yang dipikirkannya. Sejak awal, orang itu tiba-tiba ingin mempelajari teknik menjahit.
Memang benar pakaiannya compang-camping tapi apakah perlu sampai-sampai mempelajari teknik menjahit untuk kebutuhan pakaiannya? Dia hanya perlu membelinya saja. Untuk apa repot-repot membuat pakaian.
Itu akan menyita waktunya, bagi pemain, exp diperlukan untuk menaikkan level. Barru melihat Adam bertempur, dia sangat kuat. Akan lebih baik baginya berlatih saja.
"Adam, kau cukup aneh."
"....?"
"Ah, bukan berarti aku menghinamu. Aku pikir lebih baik menggunakan waktumu untuk berburu monster. Itu yang dilakukan pemain lain sepertimu."
"Begitu? Tapi aku ingin belajar menjahit, itu sampai aku bisa membuat bajuku sendiri."
"Baiklah, lalu bagaimana caranya mengatasi masalah ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tamanni
ActionBisma Pratama, atau dikenal sebagai Adam dalam gamenya adalah manusia yang cukup buruk. Dia dililit hutang lalu bekerja kuli dan melanjutkan kerjanya dalam game VR bernama Tamanni. Tapi sejak Adam menemukan seorang pertapa yang memberikan dia quest...