Chapter 11

8 2 0
                                    

'Ini gawat! Ini gawat! Ini gawat!'

Bru, seorang preman yang menemani Bunnett sedang menggigil. Dia terlihat putus asa pada pandangan pertama.

'Tidak kusangka Bunnett akan kalah!'

Bisa dipastikan kalau Bunnett setara dengan boss mereka, Hemdol. Kekuatannya cukup untuk membuat preman yang lainnya segan terhadapnya. Itu pada tahap dimana para penjaga tidak mampu melawannya.

'Tapi dia dikalahkan?!'

Orang yang terlihat tidak apa-apanya itu sebenarnya kuat. Fakta ini tidak bisa dibantah. Memikirkannya saja sudah membuat Bru ketakutan.

Dia berlari dengan kencang, kabur setelah melihat Bunnett mati. Itu adalah pilihan yang tepat, bagaimana mungkin dia bisa mengalahkan orang yang setara dengan bos mereka atau lebih dari itu?

Tidak, akal sehatnya menyuruhnya untuk pergi dari tempat kejadian.

'Aku harus memberitahu bos hal ini.'

Pikirannya acak-acak. Dia takut dengan kemarahan bosnya. Misinya gagal, meskipun Bru ada disana untuk membantu, tapi apa yang bisa dia lakukan? Kegagalan tetaplah kegagalan.

Mungkin jika ini misi biasa, Bru tidak mempermasalahkannya, hukumannya hanya perlu meningkatkan efektivitasnya dalam pekerjaan 2 kali lipat. Hemdol tidak menyukai kekerasan yang tidak perlu, sebaiknya, jika misinya tidak gagal lagi, Hemdol tidak akan memikirkan kejadian dulu.

Kali ini, mungkin saja Bru akan kehilangan beberapa anggota tubuhnya. Hemdol yang tidak suka kekerasan yang tidak perlu, mungkin kali ini akan diperlukan jika membuat bawahannya lebih berguna dalam kerja kerasnya.

Bru takut untuk menginformasikan ini pada Hemdol. Tapi jika dia tidak melakukannya, Adam mungkin mengejarnya.

Dia putus asa dengan langkahnya yang terhuyung-huyung.

~~~

Toko Barru penuh dengan debu, itu sedikit menyesakkan. Dia akhir-akhir ini stress sehingga dia tidak bisa membersihkan tokonya.

Pada pertarungan Adam dan Bunnett, itu tidak menyebabkan kerusakan besar didalam tokonya sehingga dia tidak mengkhawatirkan lagi tokonya akan hancur.

Kerugiannya akan lebih besar lagi jika sesuatu seperti itu terjadi, dia sudah kehilangan banyak koin emas akibat kelompok Taled dan dia tidak akan mampu membayar biaya renovasi jika tokonya hancur.

'Aku harus mengucapkan terimakasih lagi pada Adam.'

Sungguh, sejak Adam datang, Barru selalu diselamatkan. Kejadian Rok, kedatangan Bunnett, dan dia bahkan menggiring lawannya untuk bertarung di luar agar tempat ini aman.

Barru telah hidup selama 37 tahun lebih, orang tuanya meninggal dan dia hidup sendiri sebagai tukang penjahit. Akan lebih baik jika dia menikah, tapi sepertinya pikiran itu akan membuat waktunya untuk berlatih menjadi sedikit.

Saat ini, hati Barru meluap. Ini pertama kalinya dia dibantu oleh seseorang. Adam adalah pria yang baik.

'Tapi ini sudah sedikit lama sejak mereka keluar, apakah Adam mengalami masalah?'

Tepat ketika Barru akan pergi untuk keluar, Adam masuk, "Maaf, itu lebih lama dari yang aku duga."

Dia berkata seperti itu dan tersenyum. Barru yang melihatnya memasang ekspresi yang cerah.

"Adam! Syukurlah kau selamat, aku benar-benar berterimakasih! Bagaimana aku harus membayarnya..."

"Tidak perlu, lagipula musuh yang menyerang terjadi karena ulahku sendiri."

TamanniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang