05. Bandung

18K 1.2K 15
                                    

____________

Pagi ini, Iqfanny sudah bersiap. Ia akan berangkat ke Bandung untuk nikah kantor bersama dengan Aqsa. Ayah dan Bundanya sudah bersiap akan mengantarkan Iqfanny ke Bandara Internasional Adi Sumarmo.

Sampai Bandara, Ayah Damar dan Bunda Nisa sebenarnya belum bisa melepas kepergian anaknya yang hanya semata wayang kini. Karena nanti di Bandung, Iqfanny bukan hanya sehari dua hari. Bahkan lebih dari 2 minggu.

"Nanti disana harus bisa jaga diri kalau Aqsa nggak bisa selalu ada untuk Iqfa. Karena disana, Aqsa itu kerja. Harus bisa memahami Aqsa ya nduk." Nasehat Ayah Damar.

Iqfanny hanya mengangguk. Ia sedih, tapi tak menunjukkan kesedihannya.

"Udah semua kan, barang-barang yang kamu butuhin nanti disana?" Tanya Bunda Nisa gantian.

"Iya Bunda, sudah kok. Insya Allah, nanti Iqfa bakalan sering telepon Ayah Bunda. Nasehat Ayah Bunda pasti akan selalu Iqfa ingat." Jawab Iqfanny.

"Ya sudah, kamu segera check In. Setengah jam lagi pesawat kamu terbang, lebih baik langsung masuk pesawat ya. Takutnya malah nanti kalau masuknya mepet sama jadwal penerbangan bikin kamu repot." Ucap Ayah.

"Iya Ayah. Ayah Bunda nanti hati-hati pulangnya." Ucap Iqfanny.

"Iya nduk, pasti. Kamu juga nanti kalau sudah sampai, harus kabari ya. Biar Ayah dan Bunda nggak khawatir." Ucap Bundanya.

"Iya Bunda. Kalau gitu Iqfa masuk ya. Assalamu'alaikum." Pamit Iqfa menyalimi punggung tangan orang tuanya.

"Wa'alaikumussalam." Jawab Ayah Bunda.

Iqfanny langsung check In di gate penerbangan menuju Bandara di Bandung. Sampai di lapangan landasan, dilihatnya banyak pesawat. Tak lupa ia membuat video dan Instastory. Keberangkatannya kali ini membuatnya cukup berdebar.

Begitu memasuki pesawat Airbus, Iqfanny langsung mengabari Aqsa. Bahwa ia sudah menaiki pesawat dan akan take off dalam beberapa menit. Bermaksud agar Aqsa bersiap untuk menjemputnya. Tak lupa juga Iqfanny mengirimkan foto tiket penerbangannya yang sempat difotonya. Agar Aqsa tahu jam berapa ia akan menjemput Iqfanny.

Iqfanny membuat Instastory beberapa kali. Lalu memposting fotonya didalam pesawat. Banyak teman-temannya yang menanyakan ia akan pergi kemana, begitu juga dengan ustadzah-ustadzah temannya mengajar di pondok pesantren. Iqfanny membalasnya satu per satu. Lalu setelahnya, ia mengaktifkan mode pesawat di ponselnya. Karena pesawat sudah akan berangkat. Ia mendengarkan beberapa arahan dari Mas Pramugara dan Mbak Pramugari yang dengan setia terus tersenyum dihadapan para penumpang.

Hanya kurang lebih 30 menit perjalanan di udara, akhirnya Iqfanny sampai di Bandara Internasional Kertajati. Ia kini sudah keluar dari pesawat. Menuju keluar dari terminal. Sambil ia membuka ponselnya, dan mencoba menghubungi Aqsa.

"Assalamu'alaikum, Mas." Salam Iqfanny begitu Aqsa mengangkat teleponnya.

"Wa'alaikumsalam. Kamu dimana? Saya sudah dilobi kedatangan ini." Ucap Aqsa.

"Iya Mas, ini bentar lagi keluar kok." Ucap Iqfanny.

"Yaudah. Jangan lama-lama. Jangan ditutup teleponnya." Ucap Aqsa.

Iqfanny hanya mengangguk, ia lebih mempercepat jalannya. Ini adalah kali pertamanya bepergian jauh menggunakan pesawat. Ia masih belum begitu paham mengenai keadaan bandara.

Sesekali Iqfanny fokus mendengarkan deru nafas Aqsa diseberang sana. Menenangkan. Dan Iqfanny menyukai hal itu meski terdengar samar suara berisik orang lalu lalang disana.

"Mas, Iqfa udah lihat Mas." Ucap Iqfanny kemudian setelah melihat pria berseragam loreng yang tak begitu jauh disana.

Aqsa menoleh, lalu mematikan panggilannya. Dan ia terus menatap Iqfanny yang kini berjalan menujunya.

(Bukan) PENGGANTI ✓ [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang