25. Manjanya Aqsa

20.5K 1.2K 80
                                    

_____________

Iqfanny membuatkan Aqsa teh jahe hangat. Ia memaksa Aqsa untuk minum karena Aqsa terus saja menolak dengan alasan pahit.

"Pahit Dek, udah Mas nggak mau minumnya." Ucap Aqsa terus menolak gelas yang disodorkan Iqfanny.

"Jadi Mas maunya apa?" Tanya Iqfanny yang pasrah saat suaminya tak mau meminum teh jahenya.

"Biasanya Umi buatin air madu hangat kalau Mas sakit dulu." Ucap Aqsa.

"Tapi itu kan dulu, waktu mas masih kecil. Sekarang udah besar, minumnya teh jahe. Biar hangat badannya." Ucap Iqfanny lagi mencoba membujuk.

"Nggak mau, Dek." Jawab Aqsa lagi yang kini memilih merebahkan tubuhnya.

"Huuuffft! Yaudah, Iqfa buatin air madu hangat. Tapi nanti juga diminum Teh Jahenya ya." Ucap Iqfanny.

Aqsa hanya mengangguk saja seperti anak kecil. Segera Iqfanny membuatkan air madu hangat untuk Aqsa. Sebenarnya ia kesal karena Aqsa sangat susah dibujuk. Disuruh minum teh jahe hangat saja ia menolak berkali-kali, apalagi di antar ke rumah sakit.

Segera Iqfanny memberikan air madu yang sudah ia buat pada Aqsa dan langsung diminumnya. Setelah itu Aqsa malah berbaring dan menutup matanya. Menghela nafas, akhirnya Iqfanny juga yang menghabiskan teh jahe yang sudah tak lagi hangat itu.

Ini kali pertamanya merawat Aqsa yang sakit, sungguh selain khawatir dengan kondisi suaminya, ternyata ia dibuat repot oleh suaminya. Apa-apa harus dituruti, jika tidak malah nanti akan ngambek.

Ketukan di pintu rumahnya membuat Iqfanny bergegas keluar melihat siapa yang datang. Dan ternyata itu Mbak Yuni dan Rifal.

"Assalamu'alaikum Dik Aqsa, ini rujak buah yang tadi." Ucap Mbak Yuni.

"Wa'alaikumsalam Mbak, siap terima kasih ya Mbak sudah dibawakan." Ucap Iqfanny tersenyum dan matanya langsung berbinar melihat rujakan yang dibawa Mbak Yuni.

"Siap, oh iya gimana kondisi Om Aqsa?" Tanya Mbak Yuni.

"Ya gitu Mbak, Ndak mau diajak ke rumah sakit. Padahal saya sudah khawatir takut ada apa-apa. Di suruh minum teh jahe malah minta air madu hangat. Saya pusing ngurus suami sakit Mbak." Keluh Iqfanny.

Bukan bermaksud menjelekkan suami di depan orang lain, hanya saja sesama istri prajurit pastinya mereka akan memahami karena pastinya juga pernah mengalami hal yang sama.

"Ini pertama kalinya ya Dik Aqsa? Sabar aja, turutin aja mau suami. Ntar kalau nggak diturutin ngambeknya berhari-hari, malah jadi repot kan. Ya cuma kalau maunya aneh-aneh baru deh Dik Aqsa tegur. Nggak papa, kita sebagai istri juga harus punya ketegasan, agar suami tidak semena-mena pada kita. Bukan bermaksud untuk durhaka, tapi kita ingin suami tidak meremehkan istri." Ucap Mbak Yuni memberikan petuahnya tentang pengalamannya bersama suaminya.

"Siap Mbak, Insya Allah saya selalu sabar kok." Angguk Iqfanny.

"Yasudah Dik, semoga Om Aqsa lekas sembuh ya. Kalau begitu saya pamit pulang ya." Ucap Mbak Yuni.

"Siap Mbak, terima kasih banyak dan juga untuk rujakannya sudah repot dibawakan segala." Jawab Iqfanny sambil menoleh pada rujakan ditangannya.

"Sekalian Dik. Yuk mari Dik Aqsa. Assalamu'alaikum!" Salam Mbak Yuni.

"Wa'alaikumsalam Mbak." Iqfanny segera menutup pintu rumahnya begitu melihat Mbak Yuni sudah menjauh dari rumahnya.

Ia membawa rujakan ke dapur, menyalinnya ke mangkuk dengan bumbu rujakan yang ia tuangkan di atas rujakan. Mengambil garpu, setelahnya Iqfanny kembali ke kamar sambil menunggui suaminya. Sampai kamar ternyata suaminya sudah duduk di kepala ranjang. Wajahnya terlihat pucat sekali.

(Bukan) PENGGANTI ✓ [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang