08. Pengajuan (Kabar Santer)

17.1K 1.1K 15
                                    

___________

Hari ini Aqsa dan Iqfanny menghadap ke beberapa Pati yakni Pasintel, Pabintel, Pengurus ranting dan Pati-pati lainnya.

Setelah menghadap sampai hampir tengah hari, akhirnya mereka sholat Dzuhur dahulu di Masjid Bataliyon. Setelah dari Masjid Bataliyon, akhirnya Aqsa membawa Iqfanny untuk makan disalah satu warung milik salah satu anggotanya. Warung dari istri Praka Danuar. Terlihat ramai beberapa tentara dan Kowad remaja yang makan disana. Mereka langsung memberi hormat pada Aqsa yang hanya diangguki oleh Aqsa.

"Tuh bener kan, Bang Aqsa pengajuan juga." Celetuk Serda K. Indah. Salah satu pengunjung yang makan di warung Praka Danuar.

"Eh iya bener. Tapi kabarnya pacarnya meninggal beberapa Minggu yang lalu? Kok sekarang pengajuan sih?" Tanya salah satu teman Kowad Indah. Kowad Dilla.

"Entahlah." Jawab mereka yang tak tahu cerita sebenarnya.

"Siap, izin ndan, habis dari pengajuan Ndan?" Tanya Praka Danuar yang sedang membantu sang istri.

"Benar Mas. Baru saja dari pengurus ranting." Angguk Aqsa.

"Semoga lancar ya Ndan." Ucap Praka Danuar.

"Terima kasih Mas." Ucap Aqsa.

Aqsa langsung mengambil tempat duduk bersama dengan Iqfanny. Keduanya ikut gabung dengan bawahan Aqsa. Meski Aqsa terlihat tegas dan kalem, sebenarnya ia tidak gila jabatan. Iqfanny bisa melihat itu karena Aqsa mau bergabung dengan para bawahannya.

"Saya gabung ya." Ucap Aqsa pada mereka.

"Siap Ndan, silahkan. Kebetulan masih ada yang kosong kok, kursinya." Sahut Serda Agung.

Aqsa langsung duduk bersama dengan Iqfanny disampingnya. Bisa Iqfanny lihat jika beberapa Kowad disana nampak curi-curi pandang padanya. Dan Iqfanny hanya bisa tersenyum saat dari mereka dengan terang-terangan menyapanya dengan senyuman.

"Mbak Danuar, Nasi dan lauknya seperti biasa dua ya." Ucap Aqsa memesan makan pada istri Praka Danuar.

"Siap Pak, mohon sabar ya." Ucap Bu Danuar yang memang terlihat agak kerepotan dengan pesanan orang.

"Mas sering makan disini?" Tanya Iqfanny menghilangkan bosannya.

"Iya, kalau malas keluar." Angguk Aqsa.

"Siap, izin Ndan. Sedang pengajuan kah?" Tanya Sertu Aditya.

"Benar, kenalin ini calon saya Iqfanny. Kalau diluar kegiatan, seperti biasa aja panggil abang." Angguk mereka.

Hanya itu yang dijawab Aqsa. Aqsa tahu jika sebenarnya ada yang ingin mereka ketahui. Tapi biarlah, biar mereka bisa lebih tegas mengeluarkan isi pikiran mereka.

Iqfanny disampingnya nampak tenang, ia terlihat sibuk dengan ponselnya. Awalnya Aqsa pikir Iqfanny sedang sibuk lihat sosmed dan membuat postingan, ternyata ia tengah browsing tentang pernikahan di militer. Aqsa melihatnya tersenyum tipis.

"Mohon izin bertanya bang." Ucap Serda K. Dilla sudah sangat kepo.

"Ya, tanya apa?" Tanya Aqsa menanggapi.

"Mohon maaf Bang, tentang kabar yang beredar. Kami semua ingin tahu kejelasannya bagaimana. Mohon izin jika bisa, Abang jelaskan pada kami agar kami tidak saling menduga-duga. Takutnya malah jatuhnya fitnah." Jelas Kowad Dilla.

Iqfanny langsung meletakkan ponselnya. Ia juga penasaran dengan kabar itu, pun juga ingin tahu bagaimana Aqsa menanggapinya.

"Kabar yang mana?" Tanya Aqsa masih dengan sikap tenangnya.

Tapi Iqfanny bisa melihat jika rahang kokoh Aqsa mulai mengeras. Iqfanny sudah mulai waspada jika tiba-tiba Aqsa meledak karena kesal.

"Mohon maaf Bang, kabarnya jika Mbak Iqfanny ini adalah selingkuhannya Abang. Karena baru beberapa Minggu yang lalu pacar Abang meninggal, tapi Abang kini sudah pengajuan dengan wanita lain." Jelas Kowad Indah.

(Bukan) PENGGANTI ✓ [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang