19. Giat Pertama

18.8K 1.2K 31
                                    

____________

Setelah pembicaraan alot Iqfanny bersama istri Wadanki tadi malam, kini Iqfanny sudah begitu lega mengawali pagi harinya. Usai sholat subuh, Iqfanny memulai aktivitasnya. Sedangkan Aqsa, sholat subuh di Masjid komplek. Iqfanny segera menyiapkan pakaian kerja sang suami dengan hati-hati sesuai dengan penjelasan Aqsa saat beberapa hari lalu Iqfanny bertanya bagaimana merawat pakaiannya. Setelahnya, masih dengan mukenahnya, Iqfanny menuju dapur bersiap memasak. Setelah memasak nasi di rice cooker, Iqfanny kini tengah merebus air untuk membuat teh hangat saat Aqsa pulang.

"Assalamu'alaikum!" Salam Aqsa terdengar sampai dapur rumah dinas. Segera Iqfanny berjalan ke depan dan membuka pintu untuk suaminya.

"Wa'alaikumsalam." Iqfanny segera mencium punggung tangan sang suami.

"Udah sholat Subuh?" Tanya Aqsa seraya berjalan masuk ke rumah.

"Alhamdulillah udah, Mas. Mau ngeteh Mas?" Tanya Iqfanny.

"Iya boleh." jawab Aqsa yang kemudian masuk ke kamar.

Iqfanny langsung berlalu ke dapur. Mematikan kompor saat air yang direbusnya telah mendidih. Ia membuatkan teh Aqsa sesuai takaran seperti biasanya. Setelahnya, Iqfanny meletakkannya di meja makan. Lalu memilah bumbu dapur untuk membuat sayur. Tak lama, akhirnya Aqsa keluar dengan pakaian dinas lapangannya yang biasa disebut PDL. Iqfanny bisa melihat jika suaminya tengah menenteng sepatunya ke depan teras rumah mereka. Lalu kembali masuk ke rumah dan menghampirinya.

"Hari ini ada giat Persit kan?" Tanya Aqsa seraya meminum teh hangatnya.

"Iya Mas, jam 9 kata Mbak Ayu." Jawab Iqfanny masih sibuk dengan masakannya.

Aqsa tak lagi bersuara, ia kini fokus pada ponselnya yang sudah menampilkan beberapa info dari atasannya mengenai kegiatan hari ini.

Akhirnya masakan Iqfanny siap dihidangkan. Aqsa segera sarapan ditemani Iqfanny, karena ia harus apel pagi.

"Nanti kalau sempat, saya jemput." Ucap Aqsa setelah selesai dengan sarapannya.

Iqfanny hanya mengangguk. Aqsa kemudian berjalan ke depan rumah. Iqfanny menyudahi makannya. Ia yang masih memakai mukenah langsung menggantinya dengan Khimar lebar. Dan menghampiri suaminya di teras.

Bisa Iqfanny lihat beberapa tetangganya sudah didepan rumah. Seperti Aqsa yang bersiap untuk berangkat apel pagi. Suasana seperti ini membuat Iqfanny tersenyum, beginilah pemandangan yang akan ia lihat setiap harinya.

"Nanti saat giat, jaga sikap. Saya tahu bagaimana perasaan kamu setelah bertemu Mbak Agus. Jangan sampai karena perkataannya tadi malam, membuatmu tidak fokus di kegiatan. Harus patuh sama senior, jika disuruh, dikerjakan dengan rajin. Jangan malas-malasan, ibu-ibu disini tidak suka dengan istri prajurit yang pemalas." Nasehat Aqsa sebelum berangkat.

"Siap Mas, Iqfanny udah nggak mikirin yang tadi malam kok." Jawab Iqfanny.

"Bagus. Baik-baik nanti pas kumpul bareng ibu-ibu yang lain ya. Ini kunci rumah, satu kamu bawa, satu sama saya. Saya berangkat. Assalamu'alaikum!" Salam Aqsa memberikan kunci rumahnya lalu langsung mengulurkan tangannya agar Iqfanny salim padanya.

"Wa'alaikumsalam." Iqfanny salim dengan takzim.

Aqsa lalu bergegas ke motornya yang sudah ia panaskan sebelumnya. Lalu melaju melewati jalanan komplek hingga tak terlihat dari pandangan Iqfanny.

"Semangat Mas." Ucap Iqfanny lirih.

Iqfanny memandang kunci rumahnya, lalu masuk ke dalam rumah, tak memperdulikan beberapa tetangga yang tak lain ibu Persit lainnya di lingkungannya kini tengah mencuri perhatian ke arah rumahnya.

(Bukan) PENGGANTI ✓ [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang