27. Crocodile

17.7K 1.1K 43
                                    

______________

Iqfanny membuat bumbu rujakan sesuai permintaan Aqsa. Sementara Aqsa kini tengah mengupas Mangga mudanya. Begitu mendapati Mangga muda dari Yudha, suaminya kini malah terlihat bersemangat sekali. Seperti bukan orang yang sedang sakit.

Rujakan sudah jadi, keduanya kini duduk lesehan di ruang tengah sambil menonton tv. Aqsa menikmati rujakan Mangga mudanya, sampai bulir keringat terlihat di pelipisnya.

"Mas Aqsa sampe keringetan gini." Ucap Iqfanny yang kini mengelap keringat di pelipis Aqsa dengan tisu.

"Seger banget Dek." Jawab Aqsa seraya terkekeh geli.

"Iya Mas, seger, manis, nggak asam. Padahal biasanya kan Mangga muda itu asam banget." Sahut Iqfanny.

"Iya, enak banget. Tiap hari buat kaya gini ya dek. Mas suka." Ucap Aqsa lagi seraya terkekeh geli.

"Siap." Angguk Iqfanny.

Keduanya kembali larut memakan rujakan. Tapi kemudian, Iqfanny teringat sesuatu.

"Oh iya Mas, Mas udah denger kabar belum?" Tanya Iqfanny.

"Kabar apa?" Tanya Aqsa.

"Soal Sertu Teguh dan Dik Dwi istrinya?" Tanya Iqfanny hati-hati.

"Emang kenapa?" Tanya Aqsa kemudian.

Iqfanny melihat raut wajah Aqsa yang biasa saja. Itu artinya suaminya tidak tahu berita apapun yang gempar belakangan ini.

"Emm, katanya Dwi hamil duluan sebelum pengajuan Mas. Ketahuan pas Pemeriksaan Kesehatan." Ucap Iqfanny.

"Beneran? Adek tau dari mana? Nanti berita bohong. Jangan dimakan mentah-mentah kabar seperti itu. Bisa jadi itu hanya untuk menjatuhkan Sertu Teguh dan istrinya." Sahut Aqsa yang menoleh cepat ke Iqfanny. Ia terkejut karena baru tahu perihal masalah ini.

"Katanya sih gitu Mas, Iqfa tau nya dari Mbak Jihan istrinya Om Hamdi. Ibu-ibu yang lain juga udah pada tau masalah ini. Tapi Iqfa nggak percaya sih Mas, takutnya ini cuma kabar bohong." Jawab Iqfanny.

"Bagus, kita jangan bulat-bulat menerima kabar yang datang. Jangan asal percaya, kadang orang sengaja membuat cerita dan kabar buruk demi untuk mengadu domba yang lainnya." Sahut Aqsa.

"Tapi kalau itu beneran gimana Mas?" Tanya Iqfanny kembali.

"Ya nggak gimana-gimana. Ya bakalan di tindak sama atasan. Kalau pun atasan sudah tahu perihal hal ini, ya pastinya sudah sejak pengajuan kemarin mereka ditindak Dik." Ucap Aqsa.

Iqfanny mengangguk mengerti. Ia mencoba untuk tak memikirkannya lagi, toh itu bukan urusannya. Biarlah itu menjadi masalah bagi yang bersangkutan saja.

"Lihat Dik, balitanya gemes banget ya." Celetuk Aqsa tiba-tiba.

"Heem." Angguk Iqfanny.

"Buat yang kaya gitu satu, mau nggak?" Tanya Aqsa sebenarnya hanya candaan. Tapi jika Iqfanny tak menolak, ya ayo. Hehe.

"Siang-siang Mas!" Protes Iqfanny tersipu malu.

"Ya emang kenapa? Mumpung mas lagi di rumah ini loh." Ucap Aqsa menggoda.

"Mas ih!" Iqfanny memukul pelan lengan Aqsa. Ia sungguh malu sekali jika membahas hal-hal seperti itu.

Sontak Aqsa tertawa melihat istrinya. Di goda seperti itu saja, wajah Iqfanny memerahnya sudah seperti kepiting rebus. Bagaimana jika ia tak bercanda dan malah serius? Apakah akan se-merah tomat? Lantas Aqsa mengelus pelan kepala Iqfanny yang tertutup hijab.

"Nanti malam aja, kan sekarang kita lagi rujakan. Nikmatin aja waktu pacarannya, takutnya malah nanti sewaktu-waktu saat Mas tiba-tiba dapat tugas ke luar kota, kita malah nggak punya banyak moment buat di kenang saat rindu." Ucap Aqsa tersenyum hangat.

(Bukan) PENGGANTI ✓ [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang