16. Part (2)

3K 394 101
                                    

Marselio terus melangkahkan kakinya menuju ke arah belakang panggung, sudah ia pastikan kalau dirinya tidak terlihat dengan Catherine, meskipun kenyataannya ia tahu Catherine kalau perempuan cantik itu tahu dia tidak akan bertanya hal yang macam-macam.

Matanya menatap keseluruh penjuru, apa yang ia cari tak kunjung ia dapatkan, sehingga matanya menangkap sosok Yora yang tengah minum dan buru-buru naik ke atas panggung lagi, karena memang sebentar lagi acara penutupan akan segera dimulai.

"Yor, liat Hanan?"

"Di sana mungkin, bareng Jo." Tunjuknya pada sudut ruangan. Setelahnya perempuan itu berlalu untuk melanjutkan sesi acara mereka. Sedang Marselio mengarah di mana Hanan yang kata Yora ada di sana.

"Hanan.."

Hanan yang memang sedang mengobrol sedikit dengan Jonathan sontak menoleh, ia kemudian tersenyum melihat kedatangan Marselio di sini.

"Hai kak!" Sapanya dengan ceria, seperti biasa. Sedang Jonathan sudah pergi sejak kedatangan Marselio.

"Kenapa gak bilang kalo nyanyi di acara kampus?"

"Lupa." Kata Hanan apa adanya, dia memang benar-benar lupa, tidak sedang memberikan alasan atau apapun itu.

Marselio menarik napasnya lalu membuangnya secara perlahan, tangan kirinya ia ulurkan untuk mengusap kepala belakang Hanan. "Coba kamu bilang."

"Emang kenapa?" Tanya Hanan dengan raut wajah polos miliknya.

"Kita perginya barengan."

Hanan tersenyum tipis, atau bahkan senyum yang tak bisa Marselio liat karena memang Hanan tersenyum sangat tipis. "Kenapa kakak gak ngajak aku, kalo gitu. Malah ngajak kak Catherine? Apa.. jangan-jangan." Hanan memasang wajah curiga miliknya, sambil tersenyum tentu saja.

Marselio menggelengkan kepalanya, "dia ada undangannya juga, aku juga ada, aku pikir kamu gak dapet undangannya."

"Kenapa gak tanya dulu? Kan bisa selipin satu undangannya buat aku kalo emang kakak mau ngajak aku malam ini."

Marselio diam cukup lama, ia tidak tahu situasi macam apa yang ia tengah hadapi sekarang ini, kata-kata Hanan tidak seperti biasanya, anak ini sudah mulai bertanya dengan cukup berani.

"Ya udah kak, gih paling ke depan. Kak Catherine pasti nungguin."

"Hanan.."

"Udah sana kak, aku gapapa.. it's Okay." Terang Hanan, ia lalu mendorong pundak Marselio untuk memaksa anak itu kembali pada Catherine. Hanan bukan merasa dirinya paling tersakiti namun, ia tahu bagaimana rasanya di bohongi begini oleh kekasih sendiri. Keduanya sama-sama sakit di sini, Catherine dari dirinya sendiri.

"Hanan.."

"Kak, jangan bandel! Sebentar lagi aku mau perform lagii."

Dengan begitu Marselio pasrah di buatnya, nampaknya ia memang harus segera kembali sebelum Catherine benar-benar mencarinya. Setelah Marselio benar-benar pergi, Hanan menunduk, memang sebaiknya ia harus mengakhirinya, mengakhiri hubungan mereka yang memang tak seharusnya ada.

Karena Hanan cukup sadar bahwa dirinya jauh di belakang Catherine dalam urusan apapun itu menyangkut Marselio.

"Hanan, gila lo tadi keren banget!"

Hanan menoleh ketika pujian tersebut dilayangkan untuknya, senyum cerah sontak ia pasang kembali, memasang topeng dengan baik-baik di wajah manis miliknya. "Makasih kak, gak juga. Tadi itu berkat ada Jonathan juga."

Yang di panggil Kak mengangguk, ia menggelengkan kepala serta bertepuk tangan, tak habis pikir Hanan juga Jonathan sudah seperti bintang tamu utama dalam acara mereka malam ini.

[END] It's Okay, Kak.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang