26. Tak terduga.

3.2K 308 20
                                    

Kini di dalam mobil hanya diliputi dengan aura mencekam dari seorang Marselio, pemuda itu nampaknya tidak ada niatan sama sekali untuk berbicara pada Hanan. Hanan sendiri kebingungan tentu saja, salahnya ini di mana, padahal kan dia sudah meminta izin terlebih dahulu dan tidak asal mengiyakan ajakan yang kakak tingkatnya itu tawarkan.

Tapi kalau bukan ia duluan yang membuka suara mungkin Marselio tidak akan menegurnya sampai pemuda itu mood kembali. Dengan keberanian yang sudah Hanan kumpulkan ia menoleh, menatap Marselio yang wajah nya masih sama datarnya.

"Kak.."

Marselio menghela napas panjangnya, sehingga membuat Hanan terdiam seketika, kata-kata yang sudah ia siapkan tidak berani ia keluarkan.

"Sayang, maafin aku yaa. Kamu jadi takut gitu."

Kepala Hanan yang awalnya menunduk kini mendongak, menatap ke arah Marselio yang juga menatapnya. Tak lama, sebab pemuda itu kembali fokus pada kemudinya.

"Jangan marah, kakak kalo marah ngeri ih." Kata Hanan dengan pelan. Yang mana membuat Marselio tersenyum di buatnya, Marselio ulurkan tangan miliknya untuk menggusak belakang kepala Hanan dengan sayang.

"Iya, tapi gak janji."

Hanan memberut mendengarnya, ia tersenyum ketika menyadari bahwa Marselio sedang cemburu dengan kakak tingkatnya itu. Berbanding terbalik dengannya yang tidak menunjukkan bahwa ia cemburu, Marselio adalah tipikal laki-laki yang langsung menunjukkan sikap juga berbicara langsung.

"Nan, pokoknya jangan pergi sama orang lain, kecuali sama temen-temen kamu. Pokoknya kalo besok-besok ada yang ngajakin pulang jangan ya? Kamu bilang aja ke aku, aku bakal ada terus buat kamu, anter jemput kamu kemanapun itu. Meskipun nanti aku gak bisa.. bakal aku bisa-bisa in buat kamu. Kalo kamu gak pergi sama aku itu rasanya aku gak tenang, aku takut kamu kenapa-napa, seenggaknya kalo aku anter dan jemput kamu, aku tau kamu sampe di rumah dengan selamat. Intinya jangan sama yang lain ya, sayang?"

Hanan mengangguk, mencubit gemas pipi Marselio yang sedikit berisi akhir-akhir ini. "Iya sayangku." Katanya, yang mana membuat mobil oleng barang sebentar saja.

"KAKAK! HATI-HATI!" Teriak Hanan, ia masih sayang nyawa yang cuman di kasih satu-satunya ini!

"Habisnya kamu bilang begitu! Kasih tau dong Nan kalo mau manggil sayang."

Hanan terkekeh, "lebay kamu."

Marselio mendengus, dia bukan lebay, tapi hanya sedikit shock sebab Hanan baru kali ini berani memanggilnya dengan sebutan seperti itu.

"Jauh-jauh sama Raffa-Raffa itu ya, yang?"

"Emang kenapa?" Tanya Hanan, ia sebenarnya cukup paham kemana arah percakapan Marselio ini.

"Dia suka sama kamu."

Hanan terkekeh, "emang kalo ngajak pulang bareng artinya suka?"

"Ya iyalah, Hanankuu. Kalo gak suka ngapain repot-repot mau ngajak pulang bareng. Aku gak mau kamu di ambil orang!"

Dan selanjutnya hanya tawa Hanan yang terdengar di dalam mobil milik Marselio. Menertawakan Marselio yang terlihat memberut karena di tertawaan oleh kekasihnya. Karena sungguh, Marselio tidak mau Hanan jatuh di tangan orang lain. Dia was-was, siaga satu!

Meskipun ia tahu bahwa Hanan tidak mungkin selingkuh darinya seperti Marselio berselingkuh dari Catherine, tapi untuk jaga-jaga tidak ada salahnya kan? Bukan soal Hanan nya. Sungguh Marselio percaya dengan cinta yang Hanan punya, hanya saja pejantan-pejantan di luar sana yang harus ia awasi pergerakannya.

Pokoknya Marselio tidak mau tahu, Hanan miliknya seorang!



[END] It's Okay, Kak.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang