Semenjak dirinya tampil di acara kampus dua hari yang lalu, Hanan banyak mendapatkan pujian dari warga kampus, hal itu tentu saja menjadikan Hanan mahasiswa yang di kenali oleh warga kampus juga. Sekarang kalau ada yang menyebut nama Hanan, semua akan otomatis tersenyum mengingat bagaimana indahnya suara Hanan ketika memasuki gendang telinga mereka, bahkan tak jarang ada yang meminta Hanan juga Jonathan untuk tampil di cafe tempat mereka nongkrong atau bahkan milik mereka sendiri.
Dan juga banyak pula yang tahu bahwa Hanan adalah kekasih dari seorang Marselio Vernando. Bukan tanpa alasan, sebab mereka tentu saja melihat interaksi yang Hanan juga pemuda Vernando itu lakukan, dari mulai Marselio yang terlihat mengantar Hanan atau juga bagaimana interaksi ke duanya di kantin kampus saat jam makan siang.
Maka hari ini, Hanan akan mengubah pandangan itu terhadap dirinya juga Marselio. Langkahnya tiba-tiba saja terhenti sebab handphone miliknya bergetar, yang mana menandakan sebuah pesan notifikasi masuk ke dalam handphonenya itu. Hanan segera merogoh saku celananya, mengambil benda pipih itu untuk melihat sebuah kiriman dari nomor yang tidak di kenal. Hanan mengernyitkan alisnya ketika nomor tersebut mengiriminya sebuah link.
Hanan penasaran tentu saja, oleh karena itu ia membuka link tersebut, dan setelahnya Hanan tidak dapat berkata-kata lagi, ia menutup mulut menggunakan tangannya. Tidak percaya degan apa yang baru saja ia lihat barusan. Hanan sontak menggelengkan kepalanya, mencoba berpikir bahwa apa yang ia lihat bukanlah orang itu.
Dan di detik berikutnya, handphone milik Hanan berbunyi dengan nyaring berisikan banyak sekali pesan-pesan masuk entah dari siapa saja, yang pasti Hanan mengangkat panggilan masuk dari kontak yang ia beri nama. 'Reka sumbu pendek!'
"H-hallo.. Ka." Kata Hanan, entah kenapa dirinya tiba-tiba tidak bisa berbicara barang hanya satu kata saja.
"Lo di mana? Kita samper."
Hanan mengedipkan matanya berkali-kali, ia menoleh untuk memastikan sekitarnya, "g-gak perlu, gue baik.. gue okay, Ka. Gapapa, gue butuh waktu buat sendiri."
"Hanan-
-Reka.. Hanan mohon, Hanan butuh waktu sendiri." Katanya dengan nada lirih yang amat menyayat hati. Di seberang sana terdengar Reka menghela napasnya, kalau Hanan sudah memanggil dirinya dengan nama, Reka maupun Agrena tahu, kalau Hanan benar-benar ingin sendiri untuk saat ini.
Ketika panggilan sudah terputus, Hanan segera berjalan dengan cepat, ia tundukan pandangan sebab ia tak mau orang-orang tahu matanya sudah banjir dengan air mata. Entah kemana tujuannya, yang pasti Hanan ingin sendiri. Dalam otaknya Hanan meyakinkan diri bahwa video yang ia lihat tadi bukanlah orang itu.
Dan di sinilah Hanan sekarang, rooftop di gedung jurusannya. Duduk di balik tembok dengan wajah yang ia tundukkan, menangis. Tidak salah kan, jika Hanan menangis?
Di dalam pikirannya hanya satu kata, kenapa? Kenapa mereka lakukan hal ini padanya? Hanan bertanya-tanya dalam hatinya, apakah sikapnya selama ini pernah membuat Marselio terluka? Apakah selama ini Hanan ada membuat kesalahan yang ia tak sadari.
Seharusnya kalau memang pemuda yang masih menjadi kekasihnya itu masih mencintai perempuan itu, tak seharusnya Marselio memperlakukan dirinya sebaik ini, tak perlu memberi Hanan banyak harapan begini. Pada akhirnya semua sakit hati memang harus Hanan tanggung sendiri.
Ia menyesal, kenapa waktu itu tidak mendengar baik-baik perkataan Reka. Hanan menyesal.. sebab sudah terlena dengan perlakuan baik yang Marselio berikan untuknya. Hanan juga punya hati, Hanan hanya ingin di cintai balik oleh seseorang yang ia cintai sepenuh hati. Tapi apa yang ia dapatkan hari ini adalah semua jawaban yang ia cari.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] It's Okay, Kak..
FanfictionMarkhyuck Area!! .. bagaimana seorang Hanan yang berpura-pura tidak mengerti dengan tujuan dan maksud Marselio mendekatinya- pemuda yang ia sukai padahal Hanan jelas mengetahuinya, berpura-pura tuli dan buta saja. .. Hanan Giovanni as Lee Haechan M...