Chapter 12

1.2K 188 23
                                    

1 Minggu lebih Taehyung telah menginap di apartemen Jungkook, Taehyung sudah berhasil sembuh dari kejadian yang menimpanya.

Begitu juga dengan keadaan Taejung yang tidak menunjukkan tanda tanda membaik maupun menurun. Tentu membuat Taehyung merasa sedih, namun Jungkook selalu berusaha menghibur dirinya dengan tingkah nya yang kadang aneh namun kadang juga menggemaskan.

" Kim, dimana kau meletakan susu pisangnya?"
Jungkook membuka kantong belanjaan mereka yang begitu besar, Taehyung yang baru saja keluar dari kamar setelah mandi segera berjalan ke arah Jungkook dengan handuk kecil diatas kepalanya.

" Ada di kulkas, apa kita membeli semangka? "
Taehyung membuka plastik plastik yang nampak memenuhi meja makan Jungkook, Jungkook meletakan potongan semangka di depan Taehyung yang langsung tersenyum lebar. Ia duduk lalu mulai memakan semangka nya diikuti Jungkook yang meminum susu pisang miliknya.

" Aku masih tak menyangka kau punya black card sungguh "
Ucap Taehyung seketika membuat Jungkook terkekeh sambil mengambil satu potong semangka. Ia tersenyum bangga karena merasa ia berhasil memamerkan kekayaannya.

" Aku bisa membayari kehidupan mu sampai anak cucu cicit mu Kim "
Jungkook menaikkan alis menggoda membuat Taehyung mendelik sinis, ia mencibir Jungkook yang sombong.

" Oh kau sekarang ingin memamerkan kekayaan mu? Apa kau ingin melihat gedungku? "
Taehyung memasang wajah tebal sambil melahap semangka nya. Jungkook tampak mendengus lalu berdiri sambil menggendong Taehyung ke dalam kamar yang tentu membuat Taehyung memprotes kesal.

Taehyung merasa Jungkook menganggap nya kakak sebagaimana juga ia menganggap Jungkook sebagai adik. Disaat Taehyung merasa begitu merindukan Taejung, Jungkook selalu muncul di hadapannya sambil menunjukkan dunianya yang tentu membuat hati Taehyung terenyuh. Mereka menjadi semakin dekat hari kian hari yang tentu di dalam pikiran Taehyung sebagai kakak dan adik lelaki.

Taehyung menyisir rambut halus Jungkook dengan tangannya, Jungkook yang sibuk berbaring diatas paha Taehyung sambil memainkan ponselnya mereka terlihat seperti keluarga kecil. Walaupun Jungkook kadang bertingkah aneh di belakangnya seperti tertawa sendiri maupun sering ia mendapati Jungkook menangis di dapur. Taehyung sedikit khawatir akan Jungkook, takut jika ia menyembunyikan sesuatu yang bisa membahayakan dirinya sendiri.

Jungkook tampak melirik kearah Taehyung yang melamun, perlahan tangannya menggapai tangan Taehyung lalu menggenggamnya dengan lembut.

" Ada apa? "
Jungkook mengecup punggung tangan Taehyung membuat Taehyung tersadar dan segera menarik tangannya. Tersenyum canggung sambil menepuk pelan pipi Jungkook.

" Tidak, aku mengantuk ayo bangun. "
Taehyung menghela nafas lalu bersiap untuk berbaring sebelum sebuah lengan menggantikan bantal miliknya.

" Jungkook.. "
Taehyung memprotes saat Jungkook menekan lengannya yang tentu membuat Taehyung harus menghadap ke dadanya.

" Sekarang ayo tidur "
Jungkook menghirup surai Taehyung yang begitu memabukkan, Taehyung menghela nafas lalu menutup matanya saat merasakan sebuah tepukan pelan di punggungnya. Jungkook sangat tahu bagaimana membuatnya merasa nyaman dan aman, seperti terasa Jungkook sudah mengetahui tentang dirinya sejak lama.

Terdengar dengkuran halus membuat Jungkook tersenyum lembut, ia mengecupi dahi Taehyung secara perlahan. Jungkook membisikkan kata-kata cinta yang tentu takkan di dengar oleh Taehyung secara langsung.

Jungkook merasa kehadiran Taehyung telah membuat kehidupan nya menjadi berwarna, dimana ia tidak melewati batasnya lagi selama seminggu penuh dan itu merupakan kemajuan yang amat pesat baginya.

" Aku akan sembuh jika kau tinggal bersamaku selamanya "
Jungkook berbisik lirih, mengusap pelan punggung kekasih hatinya dengan penuh perhatian. Menatap sendu wajah yang terlelap dengan damai dihadapannya, Jungkook menangis bahagia saat ia bisa memikirkan bagaimana ia bisa menjalani kehidupan sebagai orang yang normal serta keluarga yang normal bersama kekasihnya. Mata Jungkook kini tertutup saat kantuk mendera matanya yang berair.

[KV] TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang