Hancur tak berbentuk, bahkan ganggang pintu rumah makan itu sudah hancur berkeping-keping.
Woozi melepas kacamatanya dengan tatapan tak menyangka.
" Orang bodoh mana yang mau menyerang orang yang sedang makan?! " Woozi berteriak kesal melihat setengah anggota nya sudah babak belur.
" Wah gila " siul San pria berbadan tegap dari balik punggung Woozi.
San berjalan sekitar dengan kedua tangan berada di saku, ia berdengung santai melihat tubuh-tubuh yang terkapar di berbagai tempat.
Langkahnya terhenti ke arah halaman luas lalu memutar kepalanya melihat dinding yang sudah di bolongi, matanya langsung mendarat ke salah satu tubuh musuh.
Mengangkat tangannya memindai segala bagian lalu mengangkat kepala tersebut untuk mendapati sebuah tato salib di bawah telinga.
" Oh sial.. "
" Keparat bajingan lepaskan aku! " Taehyung bergerak ribut di atas kursi kayu, mendesis kala wajahnya di elus tiada henti.
" Kalian ini tidak pernah melihat manusia ya?! " Taehyung hampir mengigit sebuah tangan yang ingin kembali menyentuhnya, mengeraskan rahangnya dengan tatapan benci.
" Wow lihatlah kucing ini, sangat galak " ejek Bai si pria yang memiliki kulit putih itu.
Taehyung berdecih, tidak sangka bahwa ia akan ditipu oleh dua orang licik ini. Seharusnya ia tahu bahwasanya tidak boleh mempercayai orang asing terlebih lagi di situasi seperti buruk seperti ini.
" Setidaknya ini adalah permintaan yang bermakna, sial sangat memuakkan untuk membunuh pria berperut keledai" sahut si pengemudi yang botak, Yu.
" Kalau di pikir-pikir bukankan si peminta membayar uang yang sangat banyak untuk kucing ini? Setiap potong tubuhnya pasti dinilai dengan harga yang begitu tinggi?! " Bai menyambungi, menoleh kearah Taehyung dengan seringai lebarnya.
" Mungkin satu potong tubuhnya bisa senilai satu bangunan tinggi " siul pria kurus di sampingnya, Nam.
" Aku sangat penasaran kenapa si Tua Bangka itu rela menghabiskan jutaan won hanya untuk satu kepala anak ini? " Keluh pria berkacamata merah, Loui. Tampak sibuk berusaha menghidupkan rokoknya namun selalu gagal karena rute jalan yang bergelombang.
" Sudah jangan banyak bicara, yang penting kita sudah dapat peta dan pelanggan kita. Yu segera menuju ke lokasi! " Tengah Bai.
Taehyung mengatupkan bibirnya, berusaha tidak berbicara lebih karena ia tahu bahwa semua itu hanya akan sia sia dan mungkin saja jika ia berbicara maka akan menjadi sumber informasi bagi mereka nantinya.
Memakan waktu sejam lebih untuk berkendara, entah kemana tujuan mereka tapi Taehyung dapat melihat sebuah helikopter yang berdiri kokoh tak jauh dari mata.
Keringat dingin membasahi tubuhnya, terlebih lagi mulutnya yang kini telah diikat dengan sebuah dasi, memperjelas bahwa ia akan di bawah entah kemana yang pasti bukanlah sesuatu yang baik, terlebih lagi di sekitar helikopter terdapat beberapa pria sedang berjaga ketat dengan senapan di masing-masing tangan mereka.
Mobil kini berhenti begitu juga semua pintu dibuka secara bersamaan, Taehyung melirik sekitar untuk memastikan matanya mendarat kearah gulungan kertas yang terletak di sampingnya, dengan perlahan ia meraih gulungan itu dengan kedua tangannya yang terikat setelah itu ia kembali memperhatikan para penjaga yang kini sedang berbincang satu sama lain, ketika mereka lengah maka dengan penuh tenaga Taehyung menabrakkan bahunya ke punggung Bai hingga membuat pria itu terjatuh tersungkur ke tanah. Semua mata mengarah ke Taehyung yang melompat turun dari mobil lalu berlari tunggang langgang bak orang gila kesetanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[KV] TWINS
Non-FictionTaejung yang mengalami pembulian di sekolahnya hingga terbaring koma dirumah sakit membuat sepupunya Kim Taehyung terpukul. Didepan ibu nya yang menangis memegang tangan adiknya Kim Taejung, Taehyung bersumpah akan menghancurkan sekolah itu hingga t...