"Vier, kamu dari mana saja? Apa laki-laki itu sudah kamu temukan? Apakah dia mau mendonorkan darah dan sum-sum tulang belakangnya? Ini sudah jam dua pagi Vier. " ujar Alvy panik saat Xavier memasuki ruangan di mana Cio di rawat.
"Kamu belum tidur?"
"Gimana aku bisa tidur?"
Xavier tertawa kecil. Dia mendekap tubuh lelaki di hadapannya yang tengah terisak. Dirinya baru saja melewati serangkaian pemeriksaan untuk menjadi pendonor Cio.
Awalnya lelah, tapi setelah melihat wajah Alvy dan memeluk pria manis ini semua rasa lelahnya entah menghilang kemana.
Xavier mengelus puncak kepala Alvy. "Aku sudah menemukannya, besok kita bisa memulai operasi nya."
"Siapa dia?"
Xavier diam. Ia ingin memberitahu segalanya bahwa dirinya adalah ayah kandung Cio. Tapi, Xavier takut Alvy membenci dirinya dan Xavier belum siap untuk kehilangan Alvy .
Mungkin, Xavier akan tetap memberitahu tapi bukan sekarang. Setidaknya tunggu sampai Cio sembuh terlebih dahulu.
"Aku tidak akan memberitahu mu. Yang jelas, dia sangat tampan aku takut kamu suka padanya. "
"Kamu serius nggak sih?" kesal Alvy mendorong tubuh Xavier dari pelukannya.
"Aku serius sayang. Besok kita sudah bisa operasikan Cio, kamu nggak usah khawatir lagi ya sayang?"
"Benarkah? " Alvy mendongakkan wajahnya menatap Xavier dengan sendu.
"Hm, aku sudah selesaikan semua administrasi nya. Tapi, besok aku harus pergi nggak bisa nemenin kamu. Ada urusan penting, ini menyangkut tentang nyawa juga. "
"Kamu mau kemana? Kamu nggak lagi ada masalah kan? Cepat kembali, aku takut sendirian."
"Aku pasti kembali. " Xavier mengusap air mata Alvy di pipinya. "Kamu harus kuat. "
Alvy mengangguk pelan, ia kembali memeluk tubuh besar Xavier. Entah mengapa ia merasa aman dan nyaman ketika berada di sisinya.
"Sekarang , kamu tidur ya?"
"Aku nggak akan bisa tidur Vier, "
"Tidur sayang, besok akan menjadi hari yang panjang bukan?"
Xavier akhirnya membawa Alvy untuk duduk di sofa serta menyandarkan kepala Alvy di pundaknya. Ia terus mengusap-usap rambutnya hingga lelaki itu terlelap.
Wajah Alvy sudah memucat karena lelah. Matanya juga bengkak karena terlalu banyak menangis. Dan Xavier benci hal itu. Xavier benci melihat kedua orang yang ia cintai, terlihat begitu tak berdaya.
Terlebih , Cio yang terus terbaring lemas dengan infus yang tertancap di lengannya.
"Semua pasti akan berjalan baik Vy, putra kita pasti sembuh. Aku akan pastikan itu." bisik Xavier pelan, sambil menarik tubuh Alvy yang sedang terlelap untuk di peluknya.
***
Setelah Cio di periksa dan di nyatakan siap untuk operasi, wajah anak kecil itupun berubah sendu. Seperti anak kecil pada umumnya,Cio takut menjalani operasi.
"Ada apa?" tanya Xavier yang kini telah berdiri di samping Cio. Bahkan laki-laki itu terus mencium wajah putranya berkali-kali. Xavier begitu bangga bisa memiliki putra tampan seperti dirinya.
"Cio takut paman Vier, " ujar Cio dengan suara lirih dan lemahnya.
"Jangan takut, paman akan menemanimu. Tapi ini hanya akan jadi rahasia kita berdua. Oke?"
"Paman akan menemani Cio di dalam?"
"Iya." jawab Xavier yang membuat wajah Cio mejadi berseri.
"Apakah papa akan ikut juga? "
![](https://img.wattpad.com/cover/297899406-288-k580352.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
XAVIER (BL) - TAMAT ✅
RomanceXavier , meski terkenal dingin. Namun, laki-laki itu diam-diam memiliki hati yang begitu hangat dan tulus. Xavier tak akan pernah melepas dan membiarkan orang-orang yang ia kasihi menderita apalagi tersakiti. 🥈#2 - bottom [ 17.01.21 ] 🥇#1 - gayst...