18 - Penyakit Cio.

2.2K 217 27
                                    

"Anak anda terkena penyakit anemia gravis. Saat ini Cio membutuhkan transplantasi atau cangkok sumsum tulang, karena sumsum tulang belakangnya tidak bisa lagi memproduksi sel darah merah yang sehat."

"Segeralah lakukan operasi nya Dok! Berapapun biayanya akan saya bayar." ujar Xavier penuh penekanan sambil memeluk Alvy yang tiba-tiba lemas mendengar hal itu.

"Kita membutuhkan donor darah dan sum-sum tulang yang cocok sebelum melakukan operasi. Ini harus segera dilakukan, jika tidak bisa membahayakan nyawanya. Tapi yang jadi masalah, Cio memiliki golongan darah yang sangat langka. Rh-null, mungkin hanya beberapa orang saja di dunia ini yang memilikinya."

"Mana mungkin? Bukannya saat istri saya melahirkan golongan darahnya B Dok?" tanya Alvy tak percaya.

"Mungkin terjadi kesalahan oleh Dokter yang memeriksanya. Saya sudah cek berkali-kali, dan hasilnya benar-benar menunjukkan golongan darah itu. Apa ayahnya atau keluarga yang lain ada yang memiliki golongan darah yang sama?" Alvy hanya diam, lalu pergi meninggalkan Dokter yang sedang bercakap dengan Xavier.

Alvy tersenyum kecut.

Ayahnya? Bentuknya saja Alvy tidak tahu dan sekarang ia harus di repotkan dengan golongan darah langka dari pria tersebut.

Satu-satunya adalah ia harus bertanya pada Selena siapakah ayah kandung dari Cio yang selama ini ia sembunyikan identitasnya. Jika Alvy menyuruh Selena mendonor juga percuma karena golongan darahnya AB.

Alvy meraih ponselnya di saku. Ia mencari nama Selena dan memanggil nomornya.

"Ada apa Vy?" tanya Selena setelah panggilan itu terhubung.

"Cio di rumah sakit. Dia sakit keras dan membutuhkan donor sum-sum tulang belakang. Darahnya juga ternyata Rh-null bukan B! Sekarang katakan padaku cepat siapa ayah dari Cio Selen!" ucap Alvy dengan nada keras dan langsung saja pada intinya karena memang ia sudah tak punya banyak waktu lagi.

"..... "

Di seberang sana Selena hanya diam saja , Alvy semakin di buat naik darah karena nya.

"Selen, jawab aku! Apa kamu tega membiarkan darah daging mu menderita dan sampai kehilangan nyawanya karena keegoisan mu?"

"Biarkan saja anak itu meninggal Vy, bukankah seharusnya juga dia sudah meninggal saat masih dalam kandungan ku? Jika saja kamu tidak mencegah aku menggugurkan nya mungkin anak itu sudah lama mati dan tidak merepotkan kita."

"Selena! " bentak Alvy semakin keras.

"Kau---" ucapan Alvy terpotong saat Selena tiba-tiba mematikan panggilan secara sepihak.

"Brengsek kau Selen!" umpat Alvy. Ia mengacak rambutnya frustasi.

Setelah banyaknya rentetan masalah yang belum selesai, ia kembali di hadapkan dengan masalah baru. Bahkan kali ini ia tidak tahu akan bisa menjalaninya atau tidak, karena ini menyangkut Cio. Mungkin jantungnya akan segera berhenti jika terjadi sesuatu dengan Cio.

"Kenapa harus Cio Tuhan? Dari banyaknya anak di dunia ini kenapa harus anak itu yang mengalaminya?" isak nya dan meneteskan air mata semakin deras.

Padahal kemarin Cio masih baik-baik saja, Cio masih bisa tertawa dengan begitu lepas. Tapi sekarang?

"Vy, " panggil Xavier merengkuh bahu Alvy.

"Vier, kenapa semua ini harus terjadi pada Cio? Padahal selama ini Cio selalu baik-baik saja. Kenapa ini harus terjadi?" isak Alvy histeris.

Seorang Xavier yang begitu dingin dan keras juga tiba-tiba ikut menjatuhkan air matanya, Xavier tahu ini pasti berat untuk Alvy. Ia lalu menarik Alvy ke pelukannya, serta terus berusaha untuk menenangkannya.

"Kita pasti menemukan pendonornya, aku akan berusaha sebisa mungkin. Jangan khawatir, aku akan temukan ayah Cio malam ini juga."

"Mana mungkin bisa?"

"Aku bisa. Percayalah, aku akan temukan pria itu serta memaksanya untuk mendonorkan darah dan sum-sum tulang belakangnya untuk Cio."

"Jangan mencoba menghiburku! Ini bahkan sudah delapan tahun Vier! Bagaimana kalau dia sudah mati? Berbagai kemungkinan pasti terjadi kan?"

"Hei, dia masih hidup, percaya sama aku. Kamu harus kuat demi Cio, dia butuh kamu karena mommy nya sendiri saja bahkan sudah nggak memperdulikan anak itu hidup ataupun mati. Kalau kamu lemah, siapa yang akan menjadi kekuatannya? Dia cuma punya kamu Vy."

"Vier, aku nggak mau kehilangan dia. Aku nggak siap kalau harus kehilangan Cio. Kamu janji akan menemukannya kan? Kamu janji sama aku kan Vier?"

"Aku janji. Aku janji akan menemukannya malam ini juga. Kamu jangan menangis lagi. Kita temui Cio sekarang."

"Aku nggak sanggup lihat keadaan dia, Vier. "

Melihat Alvy terus menangis histeris di pelukannya, Alvy pun mengangkat dagu Alvy untuk menatapnya. Ia menguap air mata pria itu dengan lembut, lalu mendaratkan kecupan di keningnya.

"Jangan menangis lagi demi Cio. Kamu percaya sama aku kan? Aku janji malam ini pria itu akan ketemu dan besok Cio bisa operasi."

Dengan tetesan air matanya yang begitu deras, Alvy mengangguk percaya. Xavier menggenggam tangannya, serta membawanya ke ruang rawat Cio berada.

Sebelum masuk ke ruangan, Alvy berdiri sebentar di ambang pintu menatap Cio. Putranya bahkan terlihat baik-baik saja dengan mainannya. Cio tidak menunjukkan gejala sakit apapun.

"Anak itu bahkan tidak terlihat sakit. "

Xavier tersenyum. "Karena dia anak yang spesial. Dia anak yang begitu kuat. Masa kamu kalah sama dia? Ayo tersenyum lah." kekeh Xavier sambil menarik hidung Alvy. Alvy spontan tersenyum.

"Terima kasih Vier, karena sudah ada di samping ku saat aku sedang mengalami hal seperti ini."

"Jangan bilang terima kasih. Karena ini sudah kewajiban ku sebagai calon daddy nya." goda Xavier.

Pipi Alvy memanas, ia sedikit mendorong tubuh Xavier dan segera memasuki ruang rawat Cio.

Di saat Xavier hendak ikut masuk ke dalam menyusul Alvy. Tiba-tiba ponselnya berdering. Ia pun tertawa sinis saat melihat nama di layar ponselnya.

"Apa?" tanya Xavier dengan nada yang begitu dingin saat panggilan terhubung.

"Jangan pernah kamu berani donorkan darah dan sum-sum tulang belakang mu! Biarkan anak itu mati, dan jangan pernah coba-coba memberitahu Alvy dan mendekati Alvy lagi!"

"Apa kamu bilang ? Aku tidak dengar." ujar Xavier dengan santainya.

"Aku nggak main-main Vier!"

"Bukannya kamu sendiri yang sudah jual Alvy agar dia bisa tidur denganku ? Hm, kenapa sekarang kamu ketakutan begitu? "

"Perjanjian kita hanya tiga hari kan?"

"Tapi sayangnya aku jatuh cinta dengan Alvy, dia lebih nikmat dari pada kamu dan aku nggak akan biarin Alvy balik sama perempuan brengsek kaya kamu! Yang tega ingin membunuh darah daging mu sendiri dan menjual suami mu demi uang."

"Brengsek! "

"Sesama brengsek jangan begitu sayang. Lagi pula bayaran kamu setimpal kan? Perusahaan kamu berkembang, hidupmu dan kekasihmu Hee Jun juga bahagia, ayah kamu juga sampai detik ini bisa hidup karena uang hasil kamu jual diri. "

"Aku akan bongkar semua ini Vier!" teriak Selena frustasi dari sebrang sana.

"Bukannya kamu juga yang jual suami kamu sendiri? Kamu bahkan kerjasama dengan Hee Jun selingkuhan mu itu dan sahabat Alvy yang bernama Dean supaya berhasil membuat Alvy tidur lagi dengan ku. Iya kan? Aku tahu semuanya Selen. Lalu apa yang mau kamu bongkar? Kejahatan kamu sendiri?" Kekeh Xavier dan Selena hanya mampu berdiam diri.

"Aku juga tahu Selen. Kamu juga yang jual tubuh Alvy disaat kalian baru saja menikah kan? Jangan sok polos di depan semua orang. Kamu salah jika mau mencari gara-gara denganku! Bahkan jika aku mau, aku bisa melenyapkan mu malam ini juga. Kebetulan, aku punya banyak teman Mafia yang siap menggilir mu sampai kamu mati dan mereka akan menjual organ tubuh kamu." ujar Xavier penuh penekanan, lalu mematikan ponselnya.

To be continued...

XAVIER (BL) - TAMAT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang