05 - Luluh?

3.7K 257 22
                                    

......

"Tampan siapa? Aku atau dia? "

Xavier tersenyum miring, begitu lelaki yang ada di dalam dekapannya menunjukkan foto-foto seorang lelaki yang tadi bersama istrinya.

"Kamu." jawab Xavier spontan sembari mengecupi leher jenjang Alvy.

Alvy pun menggeliat dari dekapan Xavier. Dia menatap horor ke arah Xavier. "Bohong kan?" tanya nya tak percaya.

"Lihat! Dia punya badan besar sama sepertimu, pasti dia juga punya sixpack. Wajahnya juga tampan meskipun dia orang Korea bukan Eropa sepertimu. Sedangkan aku? " Alvy melirik perut mulus nya sendiri yang memang rata hanya ada dua pack yang sedikit terlihat.

"Aku, tidak punya sixpack. Lengan ototku juga tidak besar. Pasti Selena sedang menikmati P*nis laki-laki itu dan laki-laki itu pasti sedang memuaskan Selena. Aku harus pulang Vier, aku harus memberinya pelajaran!"

Disaat Alvy hendak bangkit dari ranjang, Xavier dengan cepat menarik pergelangan tangannya dan kembali membuat Alvy terbaring diri ranjang. Xavier memeluknya bagaikan guling, lalu memberinya kecupan-kecupan lembut pada pipinya. 

"Nikmati aja waktu kita disini sayang. Memangnya jika kamu pulang, istri mu bakalan ngaku kalau dia selingkuh gitu ?"

"Aku cinta sama istriku, Vier! Aku nggak bisa kehilangan dia." 

Mendengar ucapan seperti itu Xavier menggeram. Giginya ia gertakkan dan tangannya diam-diam terkepal kuat. "Jangan katakan itu di hadapanku. Aku tidak mau dengar." 

Alvy menaikkan satu alisnya menatap Xavier heran. "Kenapa?" 

"Karena aku menyukaimu, dan aku cemburu."

Deg!

Alvy langsung terdiam mendengar pernyataan itu.

Xavier, Presdir nya menyukainya. Bagaimana mungkin? 

Xavier mengelus bahu Alvy dengan lembut.  Bahkan mereka masih bertelanjang akibat dari percintaannya pagi ini.  Dan saat ini, Xavier kembali menginginkan Alvy.

"Aku tergila-gila pada semua yang kamu punya Vy, semua yang ada pada dirimu aku menyukainya." bisik Xavier mulai menyesapi bahu telanjang Alvy.

Badan Alvy merinding seketika saat lidah hangat Xavier menyentuh kulitnya.

Alvy kini berhasil kembali di tindih oleh Xavier. Kecupannya pada setiap inchi tubuhnya kini beralih ke bawah. Wajahnya ia benamkan di antara kedua paha Alvy.

Lidahnya mulai menjulur dan menggoda bibir hole milik Alvy, tangannya tak tinggal diam untuk terus memanjakan Kejantanan Alvy yang telah mengeras.

"Kau basah lagi sayang." bisik Xavier dengan nada serak menggodanya. Lalu segera ia mengulum kejantanan Alvy dan jarinya memainkan Hole milik Alvy.

"Ah, Vier... " lenguh Alvy menjepit kepala Xavier yang tengah memanjakan kedua tempat sensitif nya di bawah. Bahkan ia tak segan untuk meremas rambut Xavier kuat.

Xavier terus menusuk-nusuk jarinya ke dalam hole Alvy, lidahnya juga tak ingin kalah untuk menjilati lubang kecil di kejantanan Alvy.

"Vier... " desah Alvy lagi. Ia melengkungkan tubuhnya.

Sebelum Alvy sempat orgasme, Xavier dengan cepat menggantikan jarinya dengan p*nis besarnya untuk masuk ke dalam milik Alvy.

Mereka kembali menyatu, berbagi kenikmatan. Xavier terus mengalunkan pinggulnya , membawa kejantanan miliknya keluar masuk milik Alvy yang masih begitu sempit secara brutal.

"Argh! Vy... " desis Xavier, ia memejamkan matanya merasakan begitu hangat dan sempit berada di dalam hole pria manis ini.

"Vier... " Alvy meremas bisep besar milik Xavier. Alvy benar-benar di terpa rasa nikmat tiada tara karena permainan hebat Xavier.

"Kau sangat seksi Vy. Jangan tampilkan wajah menggoda seperti ini pada siapapun."

Peluh sudah membahasi badan keduanya. Erangan demi erangan juga saling bersahutan di dalam kamar Hotel tersebut.

Hingga pada akhirnya keduanya pun melepaskan pelepasannya secara bersamaan. Lagi-lagi Xavier menumpahkan seluruh cairan cintanya ke dalam milik Alvy.

"Hangat Vy." ucap Alvy merasakan perutnya begitu hangat. Ia memeluk erat punggung kokoh nan besar di atasnya

"Aku mencintaimu Vy, "

"Aku tidak."

"Kenapa? Aku bisa membuatmu bahagia Vy, aku bisa menerima anakmu sebagai anakku juga. Aku bahkan bisa memberikanmu semua yang kau mau tanpa kau harus bekerja keras. Lagi pula, untuk apa kamu pertahankan istrimu yang selingkuh itu?"

"Maaf Vier, bahkan kita tidak mengenal satu sama lain dengan baik. Karena selama ini hubungan kita hanya sebatas atasan dan karyawan. "

"Tapi aku mengenal mu dengan sangat baik Vy. Aku terus memperhatikan mu setiap detik. Aku bahkan sudah menyukainya sejak pertama aku melihatmu. "

Alvy langsung mendudukkan dirinya dan menarik selimut untuk menutupi bagian bawahnya. "Vier, kau tahu bukan? Kita hanya sebatas atasan dan bawahan. Aku mencintai Selena, pernikahan kita sudah sangat lama. Aku tida bisa meninggalkan dia begitu saja hanya karena dia berselingkuh."

"Kamu bodoh? Lalu, jika suatu hari istri kamu hamil dengan selingkuhannya, apakah kamu masih mau menerimanya?"

"Entahlah, ini sulit Vier. " ucap Alvy dengan nada sedihnya. Ia memeluk lengan besar Xavier dan meletakkan dagunya di bahu Xavier.

"Hubungan kita tidak melibatkan perasaan Vy, sedangkan selingkuh? Selingkuh itu atas dasar suka sama suka. Dan mereka punya hubungan asmara di belakang mu, apa kamu mau diam saja?" tanya Xavier pada Alvy , lalu mengelus kepalanya lembut.

Alvy terdiam, memikirkan Selena. Terlebih akhir-akhir ini wanita itu terus saja pulang malam hingga pagi dengan alasan lembur.

Selena juga tak segan membiayai pengobatan adik dari pria itu dengan alasan kasihan. Hal itu semakin memperkuat prasangka Alvy pada Selena tentang perselingkuhan istrinya.

Xavier membawa wajah Alvy untuk menatapnya, ia mendaratkan kecupan manis di bibir Alvy. Xavier ingin berusaha menghiburnya , ia tak mau membiarkan pria nya bersedih.

"Jangan sedih, mau ke pantai? Mumpung kita sedang di Maldives?"

"Malas."

"Ayolah Vy, kau butuh hiburan pasti kan?"

"Asal kamu mau menggendong ku ke manapun. Aku tidak bisa berjalan, belakangku sakit gara-gara kamu!"

Xavier terkekeh. "Baiklah, apapun yang kau minta sayang."

Alvy mengerucutkan bibirnya. Xavier mengelus pipi Alvy dan berkata. "Ayo kita mandi bersama."

"Tidak  mau!" jawab Alvy cepat.

"Eh, kenapa?"

"Nanti kau memakan ku lagi di sana!"

Xavier tertawa. "Tidak sayang. Aku tidak setega itu, ayo kita mandi lalu bersiap-siap." ucapnya langsung mengangkat tubuh Alvy dan berjalan menuju kamar mandi.

Alvy terus tersenyum saat dirinya di perlakukan seperti itu. Biasanya Alvy akan selalu memanjakan Selena. Tapi kali ini, justru ia yang di manjakan oleh orang yang lebih dominan dari dirinya.

Meski Xavier sedikit mesum, entah mengapa Alvy tetap menyukai sifatnya yang manis dan perhatian. Setiap ucapan serta perlakuan Xavier mampu membuat Alvy luluh.

Tbc.



XAVIER (BL) - TAMAT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang