08 - Kembali pada istri.

3K 218 6
                                    

•••

"Sedang apa sayang?"

Alvy yang sedang memasak pun seketika terkejut ketika Xavier tiba-tiba datang serta memeluknya dari belakang. Pria itu juga membenamkan wajahnya pada ceruk leher Alvy dengan nyaman.

"Buat sarapan."

"Aku bahkan hampir lupa kapan terakhir dapur ini di pakai dan kapan terakhir sarapan. Mungkin waktu dulu, waktu mama ku masih hidup." kekeh Xavier  sembari mencium pipi Alvy, lalu melepas pelukannya.

"Terus kamu makan apa kalau pagi?"

"Hampir tidak pernah. Paling kalaupun iya, aku hanya akan suruh anak buah ku carikan makanan cepat saji, setelah itu kembali ke ruang kerja." ada raut sendu yang Xavier tunjukkan. Ia tidak lagi punya orang tua ataupun keluarga, dan hidup sendirian.

Hanya kesepian dan pekerjaan lah yang selalu menemani kesehariannya.

"Ngomong-ngomong, kamu mau masak apa?" tanya Xavier melihat ke arah kompor. Di mana berbagai bahan sudah tersedia di sana. Mungkin pagi-pagi sekali sebelum dia bangun, Alvy telah berbelanja.

"Khao pat, ini makanan Khas negaraku. Mirip seperti nasi goreng khas Thailand. Cobain deh, pasti nanti kamu ketagihan."

"Kamu yakin bisa masak itu?" tanya Xavier yang entah mengapa wajah Xavier menurut Alvy seperti sedang meledek nya.

Alvy menghelas napas, memilih kembali berkutat dengan masa kanannya yang hampir matang. "Aku sudah terbiasa. Biasanya kalau Selena pulang malam atau pagi, dia akan lelah. Dan aku yang akan memasak sarapan."

"Kau suami idaman Vy, " puji Xavier yang membuat Alvy hanya tersenyum kecut.

"Lain kali, jangan makan makanan cepat saji ataupun instan. Setidaknya makanlah roti atau sereal yang mudah di buat tapi tetap menyehatkan." ucap Alvy mengusap wajah Xavier sekilas, lalu kembali pada pekerjaannya.

Setelah makanan telah siap, Alvy menyajikannya di atas meja. "Makanlah, aku akan membangunkan Cio dulu."

Sebelum Alvy berhasil berjalan menjauh, buru-buru Xavier menarik tangan Alvy dan mendekatkan tubuh keduanya.

"Kenapa matamu bengkak begitu? Jangan menangis. Kalian sudah dewasa, kamu harus jadi sosok ayah yang kuat. Selesaikan dengan baik-baik ya? Menangis itu tidak ada gunanya. Kasihan Cio, dia pasti bertanya-tanya ada yang telah terjadi pada papanya."

Alvy pun langsung memeluk Xavier erat. Perlahan air matanya menetes, menyalurkan segala rasa sedihnya. Bahkan sepertinya, dada bidang pria yang lebih tinggi darinya ini sekarang menjadi tempat ternyaman nya untuk bersandar.

"Aku tidak tahu harus berbuat apa Vier, istriku bahkan tak menghubungi ku sama sekali. Aku selalu mengorbankan segalanya untuknya. Aku bertanggungjawab untuknya dan menikahinya. Tapi kenapa dia selalu membuatku seperti ini?"

"Apakah sebegitu tak berharganya aku di mata istriku?" lanjut Alvy.

"Mungkin dia ingin kamu menenangkan diri. Jangan berburuk sangka dulu, oke? Jangan menangis, aku sudah bilang bukan? Jadilah sosok suami dan ayah yang kuat untuk anak mu."

Alvy melepaskan pelukannya ia, Xavier membantu mengusap air mata di pipi Alvy dengan ibu jarinya. "Aku tidak suka melihat air matamu. Ngomong-ngomong apa rencana mu hari ini? Aku akan memberi mu cuti beberapa hari."

"Aku ingin pulang ke rumah orang tua ku."

"Nanti aku antar ya?"

Alvy mengangguk, ia pun tak segan memeluk Xavier kembali.

"Apa kita juga di sebut sedang berselingkuh?" tanya Xavier tiba-tiba.

"Entahlah, "

"Aku juga tidak peduli lagi. Toh, istriku saja berselingkuh terang-terangan. "

XAVIER (BL) - TAMAT ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang