GOL 30

4.7K 361 43
                                    


Irsyad bukan orang suka marah tanpa alasan, namun kali ini Ia benar-benar ingin mencabik apapun yang ada di depannya.

Semalam, Ia menemukan kekasihnya menangis sesenggukan di dalam kamar. Seseorang membuatnya bersedih dan itu menjengkelkan.

Irsyad bukan orang suka mengusik orang lain, namun tidak pernah diam jika miliknya yang diusik. Oleh karenanya, setelah mengantar Sabila ke rumah Kayla, Irsyad langsung memacu kendaraan ke tempat ker Haidar.

BRAAAKK!!

Pintu bertuliskan Direktur itu terpental kasar setelah di buka dengan kasar oleh Irsyad. Sekretaris wanita yang berada di lokasi memekik heboh saat melihat adegan brutal itu.

"Anjing!!!" tanpa babibu, Irsyad langsung mengobrak-abrik seisi kantor Haidar.

Sapaan hangat pagi hari untuk Haidar.

Meja direktur HG Agency yang semula rapi itu kini berantakan dan barang-barang berjatuhan di lantai.

"HEEH, GILAA!" teriak Haidar yang terkejut dengan hadirnya Irsyad disana. Ditambah tingkah lakunya yang tidak ramah itu benar-benar membuat Haidar terperanjat. Datang-datang langsung mengacaukan ruangannya.

"Apa-apaan ini?!" amuk sang empunya kantor. Haidar marah dan hendak menyerang Irsyad namun dengan cepat Irsyad menendang kursi tamu yang ada di sana ke arah lelaki itu.

KRAAK!!

"Kenapa?" balas Irsyad dengan seringai kecil, Ia sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah setelah mengacau ruang direktur itu.

"Lo ngomong apa sama cewek gue sampai dia nangis gitu?" todongnya. Masih terbayang bagaimana kacaunya wajah Sabila pagi ini setelah menangis semalaman.

Haidar berdecih kecil, "Oooh..lo datang karena cewek nggak tahu diri itu ngadu sama lo?"

"Ngadu?" tanya Irsyad balik lalu tertawa kecil. "Lo lucu ya," sarkasnya.

"Cewek gue nangis dan itu karena kelakuan sampah lo, dan menurut lo dia nggak boleh ngadu sama gue? Terus dia harus ngadu sama siapa? Bokap lo?" tanya Irsyad marah.

"Gue nggak ada urusan sama lo, jadi tolong lo pergi dari sini," titah Haidar tak suka dengan hadirnya Irsyad di ruangnya.

"Nggak bisa," jawab Irsyad slengean, "lo nggak lihat gue datang ke sini karena gue punya urusan sama lo?"

"Lo belum pernah ya ditinggal saat sayang-sayangnya, ya?" Pancing Haidar disertai kekehan keci.

"Maksud lo apa?"

"Sabila ninggalin gue demi lo karena lo lebih berkuasa, padahal gue lagi sayang-sayangnya sama dia."

"Oh, ya?"

"Terus salah siapa kalau lo kalah berkuasa dari gue, salah gue atau salah Sabila?"

Kicep.

Bukan salah siapa-siapa juga, namun tentu saja Haidar kalah telak.

Siapa yang tak tahu Irsyad Setiawan, salah satu keturunan old money Jakarta yang punya harta dan kekuasan untuk melakukan apapun. Uang, kekuasaan, rupa dan derajat sosial mereka tidak bisa diremehkan.

"Lagi pula bukannya lo yang nggak pernah kasih kepastian buat Sabila? saat di sudah tawar rasa, sekarang lo nyalahin dia." Ujar Irsyad, "Lagi ngelawak lo?" ejeknya.

Itu fakta.

Haidar sendiri yang dari dulu kekeh tidak ingin terlibat urusan asmara dengan Sabila walau Ia tahu wanita itu punya hati untuknya.

Tapi, sekarang saat Sabila berpindah hati ke orang lain, Haidar malah tidak rela. [***]

Sabila mendapat telepon dari sekretaris Haidar kalau pacarnya datang ke agensi milik Haidar dan mengamuk disana. Jelas saja Sabila terkejut, tak percaya jika pacar pendiam, misterius dan kakunya itu bisa berbuat seperti itu.

Ia buru-buru menghubungi Irsyad untuk mengkonfirmasi berita itu.

"Irsyad, kamu datang ke agensi Haidar?"

"Kalau iya, kenapa?" Balas Irsyad dingin. Moodnya sedang buruk saat ini. Lelaki bernama Haidar itu benar-benar harus Ia singkirkan dari kehidupan Sabila atau jika tidak maka mungkin di masa depan bisa membuat masalah lagi untuk Sabila.

"Irsyad Setiawan," Sabila menekan intonasinya memberi peringatan, "kamu jangan macan-macam ya!"

"Kamu bela dia?"

"Siapa yang bela siapa sih?" balas Sabila frustasi, "Aku nggak mau kamu kenapa-napa, paham nggak sih?"

"Emangnya aku bakal kenapa sih? Aku bukan anak-anak ya, Sabila."

"Terus, kalau bukan anak-anak, ngapain ngamuk nggak jelas gitu coba?!"

"Nggak, aku nggak ngamuk.." kilah Irsyad. Ia hanya memberi peringatan buat Haidar.

"Aku bisa bela diri aku sendiri, kamu jangan ikut campur, bisa nggak? Ini masalah aku dengan Haidar!"

Dugh!

"Oh gitu ya, Sabila?" tanya Irsyad dengan suara getir, "Maaf ya saya ikut campur." Tutup Irsyad lalu sambungan mereka terputus.

Tut..tut.

Irsyad langsung menyesal. Dia merasa konyol sendiri.

'Ini masalah aku dengan Haidar', perkataan itu terngiang-ngiang di kepalanya.

Mungkin benar, dia tak perlu ikut campur.

[***]

WEEEHHH...

UDAH LAMA BANGET NGGAK NULIS CERITA INI. MAU LANJUT MALAH BINGUNG asdfhkkk 

INI AKU CAMPUR ADUK TERUS, MALAH BANYAK LUPA PLOTNYA ASTAGHFIRULLAH :) 

AKU SEKARANG LAGI RAJIN BACA MANHWA-MANHUA, JADI NGGAK PUNYA FEEL KALAU NULIS WP. 

SEHAT-SEHAT SELALU READER-KU. 

SETAHUN SEKALI ADA NOTIF CERITA INI WEY, PASTI READER-READER UDAH PADA LUPA JUGA CERITA INI GIMANA. HAHAHHA

SORRY YA GUYS <3

Glory of Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang