"Maas.." Sabila menepuk pelan bahu Irsyad, membangun kan suaminya yang masih terlelap. Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi, rencana nya pagi ini mereka akan sarapan bersama Daddy dan Mama Ayu di restoran hotel. Setelah solat subuh tadi, keduanya memutuskan untuk kembali terlelap, Irsyad mengeluh badan nya terasa pegal-pegal.
Eeitts... jangan pada curiga. Pegal nya badan Irsyad bukan karena olahraga malam nikmat duniawi itu. Irsyad kecapekan aja, biasa orang tua. Hihihi. Ya nama juga hari pernikahan ditambah dengan resepsi sekalian. Capek lah cuy.
Tentang malam pertama mereka. Sabila belum siap diunboxing oleh Irsyad. Rada geli-geli malu tapi mau gitu. Untung Irsyad pengertian dan super sabar. Irsyad tidak masalah kalau malam pertama mereka ditunda.
"Maaas..." Lelaki yang baru saja berganti status itu tidak sama sekali bergerak saat Sabila menyingkap selimut yang membalut tubuhnya.
Sabila menghela nafas kasar saat suaminya itu tak kunjung bergerak dari posisi tidur.
Sabila melihat Irsyad yang tertidur kemudian tertawa kecil. Wajah Irsyad tampak tenang, tak ada gerutan didahi nya dan pasti nya tidak datar dan kecut seperti biasa.
Welcome to new life, Bil.
Kini rutinitas baru nya sebagai seorang Istri sudah dimulai, seperti cerita-cerita yang ada di novel. Pagi-pagi, sang istri membangun suami nya tidur, kemudian menyiapkan air mandi untuk sang suami dan juga menyiapkan pakaian yang akan digunakan suami setelahnya. Hell, Sabila merasa konyol sekarang, jadi sekarang Sabila benar-benar akan melakukan semua itu?!!
Sabila tidak lagi membangunkan Irsyad, Ia menyingkap gordain kamar Irsyad hingga matahari bisa menerangi seluruh ruang kamar milik suami nya itu. Tadi malam, setelah resepsi berakhir sore nya, malam nya mereka mengadakan makan malam bersama dengan keluarga besar di hotel tempat mereka resepsi. Akhirnya, mereka juga memutuskan untuk menginap di kamar pribadi Irsyad.
"Jam berapa Bil?" tanya Irsyad dengan suara serak, matanya masih terpejam. Menikmati sisa-sisa kantuknya sembari mengumpulkan nyawa.
Sabila menghela nafas lega, akhir nya suami nya itu bangun juga.
"Setengah delapan. Bangun dulu terus mandi. Daddy udah nunggu kita di bawah." Jelas Sabila.
"Ya Allah, ngantuk kali." Desah Irsyad pelan, walau rasa kantuknya masih ada, Ia tetap memaksakan tubuhnya bangun dari ranjang dengan mata terpejam lalu melangkah teratur ke arah kamar mandi.
"Mau aku siapin baju nya nggak, Mas?" tanya Sabila. Mungkin Sabila bisa saja melakukan semua nya tanpa perlu minta ijin, toh Sabila adalah istrinya. Tapi rasanya agak canggung kalau langsung bergerak tanpa izin.
"Nggak usah, aku kaosan aja kok." Sahut Irsyad kemudian menutup pintu kamar mandi.
Cuek datar singkat padat jelas. Itu adalah Irsyad ya pemirsa. Huff..
Okay, berarti ekspetasi Sabila tadi seperti yang ada di dalam cerita novel langsung buyar, tidak sama sekali sama. Ekspetasi berbeda dari realita. Ya benar. Sangat benar.
[***]
Irsyad memperhatikan penampilan Sabila pagi ini yang tampak berbeda. "Pakai kerudung?" pagi ini, Sabila memakai baju hitam yang dipadu dengan cardigan berwarna mustard, dengan bawahan celana cullotes putih tulang, kaki nya dibalut d'orsay flat shoes yang simpel berwarna coklat susu dan point paling penting dari penampilan Sabila kali ini adalah kerudung yang menutupi kepalanya berwarna senada dengan cardigan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Glory of Love ✔
Romance[Definisi dari he fell first and she fell harder] Sabila belum mau menikah saat sang ayah memaksanya menikah dengan anak kenalan nya. Beliau sengaja melakukan nya agar Sabila ada yang menjaga di perantauan. Lantas, bagaimanakah Sabila menanggapi...