Glory of Love ✔

GOL 13

 Abdaya Hotel tampak ramai dengan tamu siang ini. Terlihat beberapa orang turis dari manca negara sedang mengurus admistrasi di resepsionis. Irsyad buru-buru masuk ke bagian dapur hotel dan berganti pakaian di loker khusus kru jurus masak.

Special Order siang hari harus Irsyad sendiri yang memasaknya. Bukan karena Irsyad sebagai head chef tidak percaya pada bawahannya namun mengingat semua orang punya tugas masing-masing, Irsyad harus turun tangan untuk yang satu ini. Pesanan datang dari sekelompok tamu yang datang dari Brunei Darussalam, mereka tidak menginap di hotelnya namun memilih makan siang disana.

Untuk menonjolkan cita rasa nusantara, Irsyad membuat hidangan Ayam Kampung Taliroso. Hidangan ayam yang dibalur bumbu rempah khusus khas Yogyakarta yang nikmat dan pekat rasa. Tak lupa Irsyad juga menyiapkan hidangan sehat berupa Chicken Salad and avocado on Toast. Makanan sehat dengan toping pilihan yang rasanya tidak bisa diragukan lagi. Tentu saja lezat.

Irsyad dibantu oleh Widhi dan juga Ijas dalam mengerjakan semua masakan. Menyiapkan special order yang harganya melebihi dua juta rupiah itu tentu saja sangat menguji kemampuan mereka di atas kompor. Tak hanya harus mampu membuat makanan yang enak dan mengesankan, mereka juga harus bertarung dengan waktu dan serta kebersihan penyajian. Tujuannya adalah tidak ingin membuat tamu kecewa. Harapan agar kerja keras mereka dibayar dengan senyum lebar penikmat makanan yang telah disajikan serta memberikan pujian positif hingga tamu tak segan kembali datang ke tempat mereka.

Pergantian shift siang ke shift selajutnya tepat saat satu jam sebelum waktu salat magrib. Sedikit telat untuk pergantian shift karena beberapa saat yang lalu terlalu banyak hal yang perlu dikerjakan hingga semua keteteran, shift malam bahkan harus ikut andil membantu shift sebelumnya. Kru sudah mulai berganti pakaian dan bersiap pulang.

Selly, Imran dan Widhi duduk di kursi panjang yang ada di ruang loker sambil memperhatikan katalog barang di tangan Selly. Tidak buru-buru berganti baju dan bergegas pulang.

"Jual apa, Sel?" tanya Bara sambil melorotkan celana bahannya yang dipakai saat bekerja tadi saat melihat Selly membuka-buka katalog.

"Ini, tas-tas branded gitu. Pesan sama Kak Selmi marketing." Ungkap Selly sambil lalu, kepalanya masih senantiasa menunduk memperhatikan tas-tas yang mungkin akan dibelinya.

"Kenapa nggak beli mall aja sih? Bukannya lo sering belanja ya?" tanya Ijas yang kini sudah bergabung dengan Selly, ikut melihat isi katalog. Ia menarik kursi panjang yang ada disebrang hingga membentuk dua barisan kursi.

"Agak murah dikit dari mall ini mah, mending gue beli sama doi. Bagus juga kok barangnya." Timpal Selly. "Sini deh Om Ardi, lihat-lihat tas. Kali aja mau beli buat bininya." Seru perempuan berambut pendek pirang itu saat rekan kerjanya masuk ruangan loker. Lelaki yang dipanggil Om Ardi tersebut salah satu juru masak yang ahli mengolah western food.

Agenda berganti pakaian terhenti karena sekarang kru di ruangan loker mengerumuni Selly untuk melihat katalog tas branded yang diberitahu nya. Imran bertugas mencatat pesanan tas tersebut yang dikirimkan pada Selmi.

"Mehong juga, Shayy..tiga jeti!" tukas Bara dengan suara melambai. Walau tak ikutan beli, namun Bara tidak ketinggalan untuk ikutan cuci mata.

Pintu ruang loker terbuka dan Irsyad masuk ke dalam. Melihat semua karyawannya mengerumuni Selly, Irsyad memberi kode dengan deheman keras. Sengaja mengalihkan perhatian mereka.

"Chef," sapa Widhi cengengesan diikuti yang lain yang melempar senyum basa-basi, "Beli tas chef, sini." Yang disapa tetap setia dengan wajah kaku dan ekspresi musim dinginnya itu

"Shhh.." desisan kecil keluar dari mulut Irsyad sambil mendengus. Ia jadi tau kalau saat ini karyawannya sedang sibuk dengan katalog tas. Tidak habis-habis pikirnya. Beberapa hari yang lalu mereka juga sama sibuknya dengan katalog saat jam istirahat, produk yang sedang mereka lihat adalah parfume. Benar-benar, ck.