Yare-yare, merepotkan saja.
Aku memandang sekumpulan iblis yang mengepungku.
Pada awalnya aku diterima di pasukan pembasmi iblis tapi mereka masih meragukan kemampuanku lalu mereka mengirimku ke hutan yang terdapat banyak iblis dan mereka juga memberikanku perlengkapan pemburu iblis, seperti pedang Nichirin dan seragam pemburu iblis. Para iblis itu bersarang di sini karena hutan ini selalu tertutup oleh pepohonan dan sinar matahari tidak bisa menjangkau ke dalam hutan, dan karena itu tempat ini sangat cocok untuk rumah mereka.
Aku dikirim ke sini hanya untuk membunuh beberapa iblis dan aku juga diawasi seekor gagak aneh untuk mengonfirmasikan bahwa aku sudah membunuh iblis.
Aku awalnya membunuh iblis satu-persatu tapi semakin lama jumlah mereka bertambah lalu jadilah seperti ini. Aku terkepung.
"Serang dia bersama-sama!"
Para iblis itu menyerangku secara bersamaan. Aku sebenarnya bisa memusnahkan mereka semua sekaligus tapi aku sedang diawasi, untuk berjaga-jaga sebaiknya aku lari saja.
"Woi, manusia itu melarikan diri. Cepat kejar dia!"
Mereka mulai mengerjaku, sebaiknya aku menambah kecepatanku.
"Manusia itu berlari dengan sangat cepat!!. Apa dia bukan manusia?!"
.......
Aku tidak bisa menyangkal itu.
Aku terus berlari lalu bersembunyi di atas pohon dan menghilangkan keberadaanku, para iblis itu kehilanganku termasuk gagak yang mengawasiku tadi. Aku tidak masalah jika para iblis itu tidak pergi dari sini tapi akan menjadi masalah jika gagak itu tetap di sini. Para gagak itu seperti kamera pengawas, mereka terhubung ke markas pemburu iblis, jika aku mati maka informasi bahwa aku mati akan sampai ke markas pemburu iblis dengan cepat karena gagak itu.
Aku menunggu beberapa menit dan akhirnya gagak itu pergi meninggalkanku kecuali para iblis itu.
Aku turun dari pohon dan menampakkan diri ke para iblis, mereka tampak terkejut karena aku muncul tiba-tiba di sekitar mereka, tanpa mereka sadari.
"Serang dia!"
Salah satu iblis menyerangku duluan, dan seketika aku menebas lehernya dengan cepat. Saat aku menebasnya, aku merasa memotong sebuah kertas dengan sebuah pisau tajam.
Para iblis menyerangku secara bersamaan, dan tentu saja aku meladeni mereka dengan menebas leher mereka dengan sangat cepat dengan pedangku. Entah kenapa pedangku tiba-tiba berwarna Merah Muda saat pertama kali kupegang, tapi aku tidak terlalu memikirkan soal itu.
Aku menebas mereka hingga menyisakan satu orang iblis yang dari tadi diam memaku saat aku membantai kawannya. Apa dia takut atau dia tega dengan kawannya. Apapun itu aku tidak peduli.
Aku menyerangnya dengan menusuk jantung itu tapi tiba-tiba pergerakanku dihentikan olehnya dengan memegang bilah pedangku dengan tangan kirinya.
Sepertinya dia kuat dari yang tadi.
Dia memukulku dengan tangan kanannya tapi aku menghentikannya. Dia mencoba menedangku dan aku berhasil menghentikannya dengan mudah.
Dia mengembungkan pipinya, dan itu terus membesar seiring waktu.
'Jurus Darah Api: Semburan Api'
Aku seketika berteleport menjauh sepuluh meter darinya, dan setelah itu dia menyemburkan semburan api berjarak empat meter. Hampir saja, jika kena itu bajuku akan terbakar.
Aku melepaskan pedangku saat sebelum dia menggunakan jurus itu agar dia tidak ikut berteleportasi denganku, jadi pedangku ada padanya.
Dia mematahkan pedangku dan membuangnya begitu saja.
"Woy, apa yang kaulakukan!, benda itu mahal"
Meskipun itu cuman pemberian, tapi tetap disayangkan.
"Apa aku terlihat peduli?"
Tentu saja kau tidak peduli, karena pedang itu bukan urusanmu. Si pembuat pedang berpesan padaku agar tidak merusak karyanya, saat dia memberikan karyanya padaku.
Dan iblis itu merusak pedangku dengan mudahnya, mungkin aku akan dimarahi oleh si pembuat pedang setelah aku kembali.
"Apa kau takut hingga tidak bisa bergerak?"Dia meledekku.
"Diam!, jangan mengganggu monologku"
Aku mengeluarkan bola api biru dari tanganku yang sebesar kepalan orang dewasa dan menembakkannya pada iblis yang menghancurkan pedangku tadi.
Bola api itu mengenainya dan membunuhnya, dia mati terbakar menjadi abu, setelah itu abunya berhamburan diterpa angin. Dengan ini semuanya sudah selesai, sekarang aku harus memperbaiki pedang itu menjadi seperti semula.
Aku mengambil pedangku yang sudah terbelah dua dan mengembalikan waktu pada pedangku, dan setelah itu pedangku kembali seperti semula.
Baiklah, sekarang aku harus kembali dulu, setelah itu aku akan beristirahat dengan nyaman di suatu tempat.
Aku pergi ke markas pemburu iblis dengan berjalan karena aku barusaja menggunakan teleportku, aku membutuhkan waktu untuk bisa menggunakannya kembali.
Setelah sampai di tempat tujuan aku disambut dengan tatapan terkejut oleh beberapa orang, mereka pikir aku sudah mati karena dikepung oleh sekumpulan iblis dan menanyaiku bagaimana aku bisa lolos dari mereka. Sepertinya berita palsu tentang diriku sudah tersebar.
Aku mengatakan bahwa aku lari dari mereka untuk menyembunyikan kebenaran bahwa aku membunuh mereka semua dengan mudah, kalau berita tentang aku berhasil mengalahkan mereka dengan mudah tersebar, posisiku akan diangkat dan tentu saja pekerjaannya akan bertambah sulit dan aku menghindari hal itu.
Lagipula jika posisiku naik maka aku akan selalu diawasi dan susah untuk bergerak bebas.
Aku pergi ke atasanku untuk melaporkan tentang kebohonganku ini, atasanku adalah wanita yang menemukanku di hutan, yap dia adalah Shinobu Kocho. Aku merasa aku tidak bisa dekat dengannya karena beberapa alasan, salah satunya adalah dia sangat mencintai serangga, yaitu kupu-kupu, meskipun itu kupu-kupu yang sangat cantik tapi tetap saja itu masih serangga. Lagipula sebelum berubah menjadi kupu-kupu, itu masih menjadi ulat yang menjijikkan.
Aku mencari Shinobu untuk melapor tapi aku tidak menemukannya dimanapun, sepertinya dia sedang keluar.
Aku berjalan ke arah kamar perawat untuk tidur sebentar di sana, aku membuka pintu dan menemukan empat orang, tiga manusia tapi salah satu dari mereka menggunakan topeng babi hutan, dan satu iblis yang bersembunyi di dalam kotak. Aku sudah lelah mengurus iblis untuk hari ini. Aku akan membiarkannya saja untuk kali ini, aku dapat melihatnya melalui penglihatan tembus pandangku.
Mereka berempat tidur begitu lelap dan badan mereka dipenuhi perban, kecuali iblis di dalam kotak mungkin lukanya hilang karena regenerasi, sepertinya mereka telah melakukan pertarungan yang berat.
Aku berjalan ke arah salah satu kasur di samping mereka dan tidur di sana. Entah kenapa jika aku mengikuti mereka aku merasa akan bertemu Muzan atau leluhur iblis cepat atau lambat, tapi aku memutuskan untuk pergi mencari sendirian saja agar tidak terlalu merepotkanku.
Meskipun aku bilang 'tidur' sebenarnya aku hanya berbaring saja, berbaring tidak melakukan apa-apa. Ini adalah kedamaian sejati, dengan tidak adanya orang bodoh dan aneh di sisiku aku merasa damai.
Waktu seperti ini adalah waktu yang kutunggu-tunggu, menikmati kesunyian dan-
"Permisi, apakah ada Kusuo di sini"
Dan itu lenyap begitu saja.
Yare-yare, setidaknya beri aku waktu untuk istirahat.
To be continued----->
KAMU SEDANG MEMBACA
Reincarnated as Saiki Kusuo in anime world
FanfictionSeorang pemuda mati karena kecelakaan, bereinkarnasi menjadi saiki kusuo. Dikehidupan sebelumnya dia seorang pemuda yang malas hingga tidak memiliki teman, namun di kehidupan kali ini dia akan bekerja keras untuk mengendalikan kekuatannya dan hidup...