24. Aku harap aku bisa pulang.

158 29 4
                                    

"Woah, makhluk apa ini?!"

Ini hanya kereta api, tenanglah!.

"Ayo kita masuk ke dalam kereta dan sembunyikan senjata kalian!"

Aku menaruh katanaku dalam saku dimensiku tanpa sepenggetahuan mereka.

Saat ini kita, lebih tepatnya aku, Tanjiro, Inosuke, Zenitsu atau bocah rambut kuning, dan adik Tanjiro yang berada di dalam kotak. Kita mendapatkan misi untuk memburu iblis yang menculik penumpang yang ada di dalam kereta api, iblis itu akan melancarkan aksinya saat para penumpang lengah dan saat itulah kami menyergapnya.

Aku masuk ke kereta api lalu mencari tempat duduk kosong yang ada di dekat jendela, sekaligus menjauh dari Tanjiro dan yang lainnya.

Sebelum ke sini kami pergi ke kediaman seorang wanita iblis yang membatu pasukan iblis selama ini, singkatnya dia adalah sekutu dari pihak musuh, dengan kata lain dia mengkhianati Muzan. Kami pergi ke sana untuk mencari tahu resep mengembalikan iblis menjadi manusia, Tanjiro ingin adiknya kembali menjadi manusia lagi dan menikmati waktu bersama keluarganya yang tersisa.

Sebenarnya aku ingin membatu dengan kekuatanku tapi aku ingin tahu dahulu apakah obat untuk mengembalikan iblis menjadi manusia lagi itu apakah benar adanya?.

Kereta berjalan, aku menjauh dari Tanjiro dan kelompoknya untuk sementara, dan juga aku berbeda gerbong penumpang dengan mereka. Aku hanya ingin menikmati waktu sendirian tapi ada bau busuk masuk ke hidungku dan itu membuatku tidak bisa menikmati waktu sendirianku dengan santai.

Yare-yare, sepertinya aku harus melakukan bersih-bersih dulu.

Aku berdiri dari dudukku lalu berjalan ke bagian gerbong paling belakang.

Saat aku sudah sampai di gerbong paling belakang, aku melihat pemandangan bagian belakang kereta dari balik pintu gerbong yang terbuka. Saat ini aku sendirian di gerbong paling belakang, gerbong ini digunakan untuk membawa barang-barang dari para penumpang.

Aku menarik pedangku keluar dan menusuk ke arah langit-langit kereta.

Aku menariknya kembali dan terlihat darah yang menempel pada pedangku, darah itu perlahan menjadi abu lalu menghilang di tiup angin.

Bau busuk masih tercium tapi kali ini arahnya dari depan. Aku akan menyerahkannya pada mereka, lagipula di dalam kereta ini ada salah satu pilar yang tak sengaja masuk kereta yang sama dengan kami.

Aku duduk di lantai dingin untuk beristirahat.

Suasana di sini sangat sepi lalu melihat pemandangan luar kereta dan angin sepoi-sepoi melintasi tubuhku, suasana ini pas sekali untuk tidur.

Aku perlahan menutup mataku lalu.........


Aku membuka mataku dan melihat langit-langit ruangan yang kukenal. Tunggu, bukankah ini kamarku?. Kenapa aku berada di sini?.

Aku melihat sekelilingku untuk memastikannya, dan aku sadar bahwa ini benar-benar kamarku. Dan yang paling mengejutkanku adalah tidak ada suara yang terus mengalir ke kepalaku, artinya aku tidak menggunakan telepati. Aku berdiri lalu mencoba melayang dan hasilnya nihil, aku meninju tembok dan hasilnya tanganku sakit dan juga temboknya masih utuh, biasanya jika aku melakukan seperti ini kerusakan berkilo-kilo meter adalah hasilnya.

Dan akhirnya aku sadar bahwa ini adalah sebuah mimpi. Tidak, mungkin ini yang di sebut lucid dream.

"Kusuo, waktunya sarapan lho"

"Baiklah, aku akan segera ke sana"

Tunggu suara siapa ini?.

Aku turun ke bawah dan menemukan wanita berambut biru sedang mempersiapkan sarapan, itu adalah Teruhashi-san. Tunggu tunggu tunggu, kenapa dia di sini?, dan kenapa dia memanggilku dengan namaku bukan dengan nama keluargaku?.

Reincarnated as Saiki Kusuo in anime worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang