"Laporan berkasnya udah ada Sa?" Tanya Reyhan ketika rapat OSIS berlangsung sambil fokus menandatangani berbagai berkas yang entah apa isinya.
Diruangan itu hanya terisi Reyhan, selaku ketua Osis dan Kiara selaku Waketos, juga Tessa selaku sekretaris Osis. Lebih tepatnya hanya nggota intilah yang melakukan rapat hari itu.
"Kenapa, lo nanyain hal itu ke gue?" Tessa mengernyit heran menatap lelaki tampan berseragam rapi yang begitu tegas dan berwibawa duduk di hadapannya.
"Jadi sebenernya kita udah nyuruh Adik kelas, maksud gue... Kautsar selaku Bendahara Osis untuk merangkum semua data pendanaan dan keuangan Osis dan ngasih file nya ke lo untuk didiskusikan. Seperti yang lo tahu dia gak pernah hadir rapat Osis, right?"Jelas Kiara tenang sambil tetap membaca buku-buku tebal dimejanya.
"Belum. Bahkan gue aja gak tahu nomornya dan yah, gue juga gak sadar kalo kita punya Bendahara."Celetuk Tessa menanggapi.
"Lagian kenapa kita begitu mempertahankan anak itu? Toh, dia gak pernah niat ikut Osis?" Lanjut Tessa sedikit menggantungkan kalimatnya.
"Kepala sekolah sendiri yang langsung menunjuk dia Tessa. Jadi, dia pasti punya kemampuan."Kali ini Reyhan yang menjawab.
"Kemampuan?"
"Lo akan tahu secepatnya."Ujar Reyhan menambahkan.
"Gak, makasih gak tertarik."Sahut Tessa dengan malas. Yah, untuk apa kepo kemampuan orang itu? Tidak ada untungnya bagi Tessa.
"Sayangnya, lo bakal mengetahuinya Tessa. Karena gue punya misi buat lo."
Tessa membulatkan matanya. Menatap Reyhan dan Kiara bersamaan.
"Apa yang kalian rencanain?"Tessa menatap keduanya curiga.
"Apa lagi? Selain merekrut anak baru untuk menerima Jabatan Osis yang sebenarnya?" Ujar Kiara masih dengan ekspresi tenangnya yang membuat Tessa muak.
"Gak! Gue gak suka hal-hal yang ngrepotin." Menerima misi menyebalkan dengan mencoba membuat anak itu---yang bahkan Tessa tidak tahu wajahnya untuk bisa benar-benar menjadi Osis. Lupakan! Lebih baik Tessa berkutat dengan soal-soal olimpiade saja.
"Sayangnya ini printah langsung dari Kepala sekolah Tessa."Reyhan menampilkan senyuman smirknya karen tahu bahwa kini Tessa tidak punya kesempatan untuk menolak.
"Shitt!!"
***
Disinilah Tessa berdiri sekarang. Tepatnya didepan kelas 11 IPA 3. Mondar-mandir tidak jelas, terlihat ragu untuk bertemu seseorang."Kak Tessa?"Sapa salah satu juniornya yang juga masuk anggota Cheerleader yang diketuai olehnya.
"Ah, Tina."Sapa Tessa refleks tak tahu harus merespon bagaimana.
"Kakak ada urusan disini? Kayaknya lagi nunggu seseorang?"Tanya Tina hati-hati.
"Lo bener. Gue lagi nyari yang namanya Kautsar Alfarizi. Tapi, gue udah hampir satu jam nungguin gak ngeliat itu anak." Gerutu Tessa menahan kesal.
"Ah, Kautsar ya..."
"Lo tahu sesuatu?"Tanya Tessa memastikan. Gadis itu terlihat sedikit ragu kemudian melanjutkan bicaranya.
"Kautsar...dia gak pernah ikut pelajaran kak."
"Hah?"Tessa mengernyit bingung.
"Dia gak pernah ikut pelajaran selama ini, palingan seminggu cuma ikut tiga kali Mapel aja itupun maksimal kak. Jadi kita memang jarang melihat dia ada dikelas."
Detik itu Tessa cukup terkejut. Bagaimana bisa ada anak murid yang suka membolos pada jam pelajaran tetapi tidak dihukum dan bahkan tidak mendpat teguran sama sekali?!Entah kenapa Tessa merasa sedikit sakit hati karenanya.
"Gak ada yang negur dia?Dia bolos seenak jidat gitu? Terus, biasanya bolos kemana?"Tessa melayangkan pertanyaan beruntun membuat gadis itu sedikit kesulitan untuk menyampaikan jawabannya.
"Em..Kakak gak tahu kenapa dia gak pernah dapat teguran?"
Tessa menggeleng polos.
"Karena diakan murid terpintar yang selalu jadi juara umum bertahan seangkatan Kak. Juga sering menang ikut lomba yang berhubungan sama IT waktu kelas X, jadi...menurutku dia dilindungi karena dia murid berprestasi?"
Detik itu juga mulut Tessa menganga mendengar penjelasan dari Tina. Ah ya, dia memang tidak pernah kepo pada sistem pemeringkatan semester karena baginya itu tidak penting. Toh, dirinya tidak mungkin mendapat peringkat yang mengagumkan. Apalagi diangkatannya sudah diisi orang-orang gila seperti Reyhan dan Kiara.
Jujur baru kali ini dia tahu bahwa si Kautsar itu ternyata punya otak encer juga.
"Kak?"
"Ah, sorry. Gue...cukup kaget dengernya. Jadi lo beneran gak tahu dia bolos kemana?"
Gadis itu kembali menggeleng.
"Ya udah deh. Eh maaf, yah. Udah nanyain lo macem-macem."
Gadis itu menggeleng pelan sembari mengulum senyum.
"Gak apa-apa kok Kak. Gak ngrepotin. Btw nanti kita latihan Cheerleaders kak?"Tanya Tina berbasa-basi.
Tessa mengangguk mantap.
"Iya, nanti kumpul di lapangan Indoor kayak biasa,ya?Kalau gitu gue pergi dulu ya Tina. Makasih infonya."
Setelah mengatakan itu, Tessa beranjak dari sana. Dan kembali mencari sosok yang saat ini masih belum ditemuinya.
Tunggu.
Bagaimana dia mencari anak itu jika wajah saja dia tidak tahu.
"Kok, goblok sih gue?!!"
***
This is not my first story. Sebelum-sebelumnya. Ada. Tapi gak konsisten samsek dan berakhir stuck atau Unpublish(ㄒoㄒ). Ada banyak faktor sih penyebabnya. Maybe kesibukan, lagi mager, lagi buntu, atau mungkin hilangnya semangat nulis karena gak ada yang baca(╥_╥).
So, yah. Selamat menikmati kisah Tessa dan Kaustar. Dan once again, jangan lupa vote dan komennya jangn dianggurin yak, bambang and maemunah:v
Jadi, buat siapapun yang baca ini. Don't you stop until you finishing the chapter! Jngan di skip2 juga bacanya biar mengalir seperti air.
#Kata lagunya Utopia.
Maapkeun basa-basi ini. Thank you so much for looking and reading this story. See you in another chapter.
Tertanda,
istri Gojo♡(´∀`)♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Tessa & Kautsar
Teen FictionTessa harus berurusan dengan adik kelas paling menyebalkan yang pernah ada karena urusan Osis. Namun, apa jadinya jika tiba-tiba adik kelas itu jadi bucin kepadanya? Yoroshikuoneghaishimasu~ Lets to read