T & K (7)

17 5 0
                                    

Kepala Tessa menyentuh dada bidang orang itu. Dan cukup lama Tessa menunggu tapi dia tak merasakan pukulan sama sekali.

"Lo sentuh dia, gue abisin lo!"

Tessa membuka matanya. Dia mengenali suara itu. Suara yang dia benci.

"Kautsar?"

Yang sedang mencengkram lengan lelaki dihadapannya. Kemudian Kautsar memelintir siku lelaki itu membuatnya mengerang kesakitan.
Dan Kautsar menghempaskannya dengan kasar.

"Tsar, ini gak seperti yang kamu pikirin."Ujar gadis itu gelisah kala melihat siapa yang ada dihadapannya.

"Pergi kalian dari sini."Deru suara yang mengintimidasi Tessa setiap saat. Dan tertuju kepada kedua pasangan menjijikkan dihadapannya.

"Tsar, kamu harus percaya sama aku ya? Kamu cinta sama aku kan?"Gadis ular itu benar-benar menghalalkan segala cara untuk membujuk Kautsar. Tessa sudah siap jika nantinya akan dipermalukan lagi oleh lelaki itu.

"Selama ini, aku selalu memantau kamu, Zara. Aku kira kamu akan berubah dan gak main-main sma perasaan aku. Karena kamu orang uang pertama kalinya bilang, kmu cinta sama aku. Tapi, semua cuman omong kosong kan, Zar? Dan sekarang adalah puncaknya dimana kamu bener-bener gak bisa diubah lagi. Kamu bukan Zara yang dulu lagi."

Kautsar tersenyum getir setelah mengatakannya. Kemudian kembali menatap Zara dan lelaki itu nanar.

"Kamu mau putus, kan?"

Zara hanya mampu terdiam mendengarkan.

"Kita putus Zara Pragya! Dan gue gak mau melihat lo lagi disekeliling gue. Jangan pernah hubungin gue lagi, dan jangan datang ke Kafe abang sepupu gue lagi."

Zara membolakan matanya tak percaya.

"Kafe ini milih kakak kamu? Tsar, kamu gak serius mutusin aku kan ya kan?"Lihatlah gadis yang bahkan hampir bersujud demi mendapatkan simpati dari seorang Kautsar itu. Bahkan dia membuang harga dirinya.

"Aku cinta sama kamu."Katanya berkali-kali.

"Cinta sama gue? Lo yakin? Oh, atau cinta sama uang ini kan?"

Byar!!

Kautsar menghujani kedua pasangan itu dengan banyak uang uang ia keluarkan dari dompetnya. Zara masih tidak bergeming dari tempatnya.

"Seseorang udah nyadarinbgue Zar, tentang kebodohan dan ke naifan gue. Lo bener gue terlalu mendambakan cinta dan ketulusan. Sampai gue kehilangan cara berpikir. Tapi, semua peenyataan lo tadi gue denger semuanya. Makasih, ya. Gue jadi sadar kalau kita emang harus berkahir!"Tessa membelalak kaget bercampur malu. Jadi, Kautsar mendengar smeua pernyataan bodohnya juga?

"Pergi dan bawa cinta sejati lo!" Kemudian merwka pergi dengan tatapan sinis, dan dengan tidak tahu malunya memilah uang yang tadi Kautsar hamburkan.

Kaustar hanya tersenyum smaar melihat kepergian mereka. Manik matanya beralih menatap sosok Tessa yang kemudian berusaha mengalihkan keadaan.

"Ah, gue harus pulang."Kemudian Tessa bergegas mencangklong tasnya sebelum Aran menghampiri dengan masakan yang dia bawa dalam nampan.

"Lah, baru dateng loh Sa. Udah mau cabut aja."

"Em..maaf kak, Udah mau malem juga Tessa pulang aja ya."

"Kalau gitu, makanannya dibungkus. Kamu tunggu sini!"Paks Aran yang akhirnya di angguki oleh Tessa. Sedangkan Tessa merasa bahwa mata itu masih memandanginya instens dan dia tak berani membalasnya.

"Nih, Sa. Langsung dimakan pas sampai rumah ya. Dan, ini gratis buat kamu soalnya kamu tadi keren banget." Tessa hanya bingung mendengarnya.

"Kalau gitu Tessa pamit, ya kak? "

Tessa & KautsarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang