T & K (12)

19 6 2
                                    

"Sa, gimana Olimpiade kemaren?"Tanya Bella basa-basi sembari meletakkan tasnya dikursi sebelah Tessa duduk.

"Biasa aja."Jawab Tessa tengah sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Gak kaget sih, gue denger dari anak-anak pada heboh. Sekolah kita dapet tiga juara. 1 di Kimia, 1 di Fisika, dan 2 dimatematika. Kalau aja Reyhan gak sibuk Osis gue yakin itu orang bisa menyabet juara satu Olimpiade Matematika."Ujar Bella berapi-api. Tessa hanya terkekeh mendengarnya.

"Btw, lu udah Pr Kimia belum?"Tanya Bella cengengesan.

Tessa yang sudah hafal maksud sahabatnya itu, mengeluarkan bukunya dan memberikannya pada Bella.

"Hehe...lope you."

"Hm"

"Bel, menurut lo, kira-kira Pak Burhan masuk gak ya?"

"Masuk sih kayaknya. Kan pelajaran pertama tuh, apalagi tuh guru kan disiplin banget. "Jawab Bella sambil menyalin jawaban Soal Kimia milik Tessa.

Tessa yang mendengar itu tersenyum senang. Itu artinya dia memenangkan taruhan, bukan?

"Berarti jadi Ujian Matematika dong, ya?"

"Hah? Ujian? Matematika?"Bella terlihat histeris mendengarnya. Tessa hanya mengangguk pelan.

"Abislah gue!"Gumam gadis itu frustasi.

"Eh, kemarin lo mau ngomong apa sama gue?"

"Oh, gue cuman mau marahin lo karena gak cerita soal kak Aran."Ujar Bella santai.

"Lah, lo aja gak nanya. Gimana gue mau cerita?"Bella berdecak mendengar jawab Tessa. Lalu kemudian dia tersenyum sendiri seperti orang gila.

"Kenapa, lo?"Tessa melirik miris, khawatir melihat kondisi gadis disebelahnya.

"Lo tahu gak, gue kerja part time di kafe Kak Aran mulai nanti sore."Gumam gadis itu semringah.

"Seriously?"

Bella mengangguk lagi. Menatap langit-langit kelas penuh harap.

"Gue jadi bisa Pdkt tiap hari sama dia."Celotehnya dengan hati berbunga-bunga. Kemudian mendapat geplakan buku A6 membuatnya seketika tersadar. Baru saja Tessa yang menggeplaknya.

"Ngayalnya nanti aja! Itu buruan disalin ada Pak Burhan mampus, lo!"Bella kembali menulis contekan dibukunya sambil menggerutu kesal.

"Bel, ini udah waktunya masuk loh. Kok Pak Burhan gak dateng-dateng? Itu guru gak biasanya telat kayak gini."Gusrah Tessa membuat Bella berbinar.

"Bagus dong! Gak jadi Ujian."

Tessa mulai ragu dengan kemenangannya. Kemudian dia berinisiatif memanggil Ketua kelas 12 IPA 1 yaitu Inyong untuk memanggil Pak Burhan.

"Nyong, lu jemput gih Pak Burhan. Ini udah setengah jam lewat pelajarannya."Inyong mengiyakan saran itu dan bergegas pergi ke ruang guru. Beberapa menit kemudian dia kembali lagi. Tapi, tanpa membawa guru killer matematika itu.

"Pak Burhan tiba-tiba ada urusan mendadak. Dia gak bisa masuk hari ini."Ujar Inyong membuat Tessa lemas. Itu artinya Kautsar memenangkan pertaruhan kemarin. Dan dia, kalah.

Tessa mendesah kecewa. Berbeda dengan Bella dan beberapa murid dikelas itu yang mulai bersorak gembira karena untuk pertama kalinya, Ujian rutinan Pak Burhan tidak dilaksanakan minggu ini.

"Bel, jam pelajaran setelah Pak Burhan Kimia, kan?"Tanya Tessa yang sudah lesu.

"Iya,"Jawab Bella dengan wajah bahagianya.

Tessa & KautsarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang